BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi dalam islam merupakan
komponen terakhir dalam sistem pendidikan, dalam hal ini Plato merupakan
filosuf yang pertama sekali mengemukakanny. Dalam pembahasan ini nilai
secara khusus diperdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek
aksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat, sehingga para
filosof meletakkan nilai sebagai muara bagi epistimologi dan antologi filsafat.
Kata evaluasi menurut filosof adalah “idea of wort “. Selanjutnya kata
evaluasi menjadi popular, bahkan menjadi istilah yang yang ditemukan dalam
dunia ekonomi. Dalam pendidikan islam evaluasi terhadap objek apabila
didasarkan pada tolak ukur Al-Qur’an dan Al-Hadis sebagai pembandingnya. Yang
menjadi permasalahan adalah pemahaman tentang Al-Qur’an terdapat
perbedaan-perbedaan pendapa. Untuk itu haruslah dirumuskan lebih
dahulu pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an. Dalam evaluasi pendidikan.
Dalam proses
pendidikan islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan
memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan factor
pengembangan fitrah anak didik, dimana nilai-nilai agama dijadiakn landasan
kepribadian anak didikyang dibentuk melalui prose situ, maka idealitas islami
yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didiktidak akan dapat diketahui
oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi.
Evaluasi dalam
pendidikan islam merupaka cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak
didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat kpmprehensif dari seluruh
aspek-aspek kehidupan mental psikologi dan spiritual regelius, karena manusia
hasil pendidikan islam bukan hanya sosok pribadi yang tidak hanya
bersikap religious tetapi juga berilmu dan berketerampilan.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan
tentang filosofi pendidikan islam maka ada beberapa rumusan masalah :
1. Apa pengertian evaluasi dalam
pendidikan islam ?
2. Bagaimana
tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam ?
3. Apa jenis-jenis
evaluasi pendidikan islam ?
4.
Apa manfaat evaluasi pendidikan islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evaluasi
Secara
etimologi, evaluasi berasal dari kata Evaluation dalam bahasa inggris,
yang berarti penilaian. Istilah
evaluasi berasal bahasa inggis yang berarti tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan.
Apabila kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan,[1]
maka dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan
criteria tertentu terhadapmasalh-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.
Secara sederhana, evaluasi pendidikan islam dapat diberi batasan sebagai suatu
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuansuatu pekerjaan dalam proses
pendidikan.
Evaluasi dalam islam adalah
merupakan penetapan baik buruk, memadai terhadap sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, evaluasi adalah penetapan baik buruk , memadai kurang memadai
terhadap program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan
criteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari pengertian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 komponen evaluasi yaitu :
1. Deskripsi program pendidikan yang
hendak dievaluasi
2. kriteria yang telah
disepakatisebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan, baik perumusannya maupun
penerapannya dalam proses evaluasi.
3. Penetapan baik buruk, memadai kurang
memadai, layak kurang layak yang disebut dengan judgement.[2]
Evaluasi juga dapat membantu anak didik agar dapat mengubah
atau mengembangkan tingkah lakunya secara sada, serta member bantuan padanya
cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu,
fungsin evaluasi adalah bisa membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan
baik tidaknya metode pengajaran serta membantu dan mengembangkan
administrasinya.
Sebagaimana evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh luqman
terhadap pendidikan anaknya, jika ditinjau dari segi materi pendidikan dan
tujuan pendidikan yang diharapkan luqman adalah agar anaknya dapat memiliki
akidah yang kuat untuk mendasari tingkah laku dan sikap dalam kehidupan
sehari-hari, yang pada akhirnya diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Ada 2 hal yang sangat penting tersebut adalah
1.Bagaimana setelah melalui proses
pendidikan itu anak luqman menjadi orang yang mampu mengabdikan dirinya kepada
Allah SWT.
2. Anak mampu berasosiasi dengan
masyarakat dengan lingkungannya.[3]
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Pendidikan Islam
Adapun tujuan
evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia
beriman terhadap berbagai macam persoalan kehidupan yang dihadapi (QS.
Al-Baqaroh 155).
2. Untuk mengetahui sejauh mana atau
sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW
kepada Umatnya. (QS.
Al-Naml:40)
Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil.
Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan
dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan
antara satu hasil dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi.
Seorang
pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui perserta didik
yang mana yang terpandai dan terbodoh dikelasnya.
2.
Untuk mengetahui apakah bahan yang
telah diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum.
3. Untuk mendorong persaingan yang
sehat antara sesame peserta didik.
4.
Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan atau ajaran.
5.
Untuk mengetahui tepat atau tidaknya
guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
Adapun fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah
atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta member bantuan padanya cara
meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Disamping itu, fungsi
evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimangkan cukup
memadai metode pengajaran serta membantu dan mempertibangkan administrasinya.
C. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan
Islam
Evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi atas beberapa bagian yaitu
1. Evaluasi formatif yaitu evaluasi
untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran
tertentu. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa manusia diciptakan
denganbeberapa kelemahan dan semua tidak mengetahui apa-apa sehingga memiliki
pengetahuan.
2. Evaluasi sumatif yaitui evaluasi
yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran
dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan
jenjang pendidikan berikutnya. Asumsi evaluasi ini adalah bahwa segala sesuatu
termasuk peserta didik diciptakan mengikuti hokum tahap. Setiap tahap memiliki
satu tujuan dan karakteristik tertentu.satu tahapan harus diselesaikan terlebih
dahulu untuk kemudian beralih ketahapan yang lebih baik. Ini sesuai dengan
firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat atau tahapan
demi tingkat(tahap) dalam kehidupan.
3. Evaluasi penempatan yaitu evaluasi
yang dilakukan sebelum peserta didik mengikuti proses belajar dan mengajar
untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diingini. Asumsi
yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa setiap manusia (peserta didik)memilki
perbedaan-perbedaan dan potensi khusus. Perbedaan ini kalanya merupakan
kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus ditempatkan sebagaimana
mestinya, sehingga kelebihan individudapat berkembang dan kelemahannya dapat
diperbaiki. Firman Allah yang artinya :” katakanlah tiap-tiap orang
berbuatmenerut keadaannya masing-masing”. (QS.Al-Isra :84).
4. Evaluasi diagnotis yaitu evaluasi
yang dilakukan terhadap basil penganalisaan tentang keadaan belajarpeserta
didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi
belajar mengajar. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa pengalaman
pahit masa lalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki masa depan. Setiap
kegiatan dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan.
Apabila seorang peserta didik dapat menyelesaikan dan memecahkan hambatan dan
kesulitan yang dihadapi, maka akan memperoleh kemudahan dalam kegiatan
berikutnya. Dalam islam, banyak firman Allah yang menyisaratkan asumsi ini,
seperti peringatannya dalam cerita-cerita kaum terdahulu yang hancur
dikarenakan membuat kesulitan dan tak mampu menyelesaikan kesulitannya. Firman
Allah yang artinya :” dan hendaknya setiap diri memperhatikan (mengevaluasi)
apa yang telah diperbuatuntuk hari esok”. (QS.Al-Hasyr: 18).[5]
D. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan
Islam
Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan islam sebenarnya sama
dengan prinsip-prinsip pada umumnya. Hanya saja, prinsip evaluasi pendidikan
islam dilandasi oleh nilai-nilai universal ajaran islam. Adapun prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah :
1. Berkesinambungan : evaluasi tidak hanya
dilakukan setahun sekali atau sebulan sekali. Evaluasi seyogyanya dilaksanakan
terus-menerus, baik pada saat proses pembelajaran maupun setelah proses
pembelajaran berakhir. Prinsip evaluasi ini diperlukan atas pemikiran bahwa
pemberian materi pendidikan pada peserta didik tidak sekaligus, melainkan
bertahap dan berproses seiring dengan kemampuan dan perkembangan psikofisik
peserta didik.
2. Menyeluruh yaitu evaluasi ini dilakukan
pas asemua aspek-aspek kepribadian peserta didik, yaitu aspek intelegensi,
pemahaman, sikap,kedisiplinan, tanggungjawab, pengalaman ilmu yang diperoleh (
baik pengejawatahannya sebagai hamba Allah, khalifah Allah, dan warasa
al-anbiya’.), dan sebagainya. selain itu, prinsip menyeluruh berlaku untuk
semua materi pendidikan agama islam.
3. Objektifitas :
evaluasi ini dilakukakn secara adil, bukan subjektif. Artinya pelaksanaan evaluasi
berdasarkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak dicampuri oleh hal yang bersifat
emosional dan irasional. Sikap ini secara tegas dikatakan oleh Rasulullah
dengan melarang seorang hakim yang sedang marah untuk memutuskan perkara, sebab
hakim semacam ini pikirannya meliputi emosi yang mengakibatkan putusannya
menjadi tidak objaktif dan rasional.
4. Evaluasi Validitas :evaluasi yang
dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yaitu meliputi segala
bidang-bidang tertentu yang ingin dan diselidiki. Penggunaan test (sebagai
malat evaluasi) harus menggambarkan secara keseluruhan dan kesanggupan peserta
didik mengenai bidang tersebut.
5. Evaluasi
Reliabilitas : pelaksanaan evaluasi dapat dipercaya. Artinya memberikan
evaluasi pada peserta didik sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan keadaan
sesungguhnya. Test
diberikan tidak membawa tafsiran bermacam-macam, sehingga mudah dimengerti oleh
peserat didik.
6.
Evaluasi Efisiensi : evaluasi yang
dapat dilaksanakan secara cermat dan tepat pada sasarannya.
7.
Evaluasi Ta’abbudiyah dan ikhlas :
Evaluasi ini dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah SWT. Apabila prinsip ini dilakukan, maka
upaya evaluasi akan membuahkan kesan prasangka baik , terjadi perbaikan tingkah
laku secara positif, dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.[6]
E. Manfaat Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan, khsusnya
dunia persekolahan, evaluasi mempunyai mampaat ditinjau dari beberapa segi :
1. Manfaat bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui
sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang
dicapai siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada 2 kemungkinan.
a. Memuaskan :
jika siswa memperoleh hasil yang ,memuaskan, dan hal itu menyenangkan, tentu
kepuasan itu tentu diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, siswa akan mempunyai
motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, untuk mendapat hasil yang
lebih memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa merasa puas
dengan hasil yang didapatkannya dan usahanya kurang gigi untuk mendapatkan
kesempatan berikutnya.
b. Tidak memuaskan : jika siswa tidak
puas denga hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar keadaan itu tidak
terulang lagi. Maka ia lalu belajar lebih giat. Namaun demikian, keadaan
sebaliknya dapat terjadi. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya menjadi
putusasa dengan hasil kurang memuskan yangtelah diterimanya.
2. Mmanfaat bagi guru
a. apbila guru-guru mengadakan evaluasi
dan diketahui bagaimana hasi belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula
apakah kondisi belajar diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cerminkualitas suatu sekolah.
b. Guru akan memenuhi apakah materi
yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan
untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan dating.
c. Guru akan mengetahui apakah metode
yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa
memperoleh angka jelek apda evaluasi yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan
oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila hal itu terjadi maka
seorang guru harus mawas diridan mencari metode lain dalam mengajar.
3. Manfaat bagi sekolah
a. apbila guru-guru mengadkan evaluasi
dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula
apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan
atau belu. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
b. Informasi dari guru tentang tepat
tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
c. Informasi hasil penilaian yang
diperoleh dari tahun-ketahun, dapat digunakan sebagai pedoman sekolah, yang
dilakukan oleh sekolahsudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan
terlihat dari angka-angka yang diperoleh oleh siswa.
Secara terperinci dan sesuai dengan
urutan kejadiannya, dalam proses transformasi ini evaluasi dibedakan atas tiga
jenis yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalamkegiatan sekolah.[7]
F. Cara Pelaksanaan
Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan islam dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
1. Evaluasi terhadap diri sendiri
Seorang muslim, termasuk peserta didik, yang sadar dan baik
adalah mereka yang sering melakukan evaluasi diri dengan cara muhasabah dengan
menghitung baik bauruknya, dan inventarisasi diri baik mengenai kelebihan yang
harus dipertahankan maupun kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi.
Umar bin al-Khattab berkata: “HASIBU QOBLA AN TUHASABU” yang
artinya evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi oleh orang lain. Dengan
begitu individu dituntut waspada dalam melakukan seatu tindakan, karena semua
tindakan tidak lepas dari Evaluasi Alloh SWT.
2. Evaluasi kegiatan orang lain
Evaluasi terhadap perilaku orang lain harus disertai dengan
amar ma’ruf nahi mungkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari
berbuat yang dilarang. Tujuannya adalah memperbaiki tindakan orang lain, bukan
untuk mencari aib atau kelemahan orang lain. Dengan niatan ini maka evaluasi
poendidikan islam dapat terlaksana.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan
tentang filosofi evaluasi pendidikan islam, maka kami menarik beberapa
kesimpilan :
1. Pengertian evaluasi pendidikan islam
adalah merupakan penetapan baik buruk, memadai kurang memadai terhadap sesuatu
berdasarkan criteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan dan fungsi pendidikan islam
adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan
dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
3. Jenis-jenis evaluasi pendidikan adalah
evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi penempatan, evaluasi diagnostic,
evaluasi
4. Manfaat evaluasi pendidikan islam
adalah dengan adanya evaluasi maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah
berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dan dengan adanya
evaluasi pendidikan islam guru dapat mengetahui siswa-siswa mana yang berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui
siswa yang berhasil menguasai bahan.
B. Saran
Dari penjelasan
tentang filosofi evaluasi pendidikan islam maka kami dapat menyarankan bahwa
sebagai tugas seorang guru harus mempunyai rasa tanggungjawab terhadap peserta
didiknya yaitu mengarahkan peserta didiknya untuk untuk belajar lebih
giat supaya dapat menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
Muhaimin, Wacana Pengembangan
Pendidikan Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004
Mujib Abdul , Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Kencana, 2006
Ramayulis, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, Jakarta :Kalam Mulia, 1994
0 Response to "Evaluasi Pendidikan Islam"
Post a Comment