Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V DI SD Muhammadiyah Sangatta Selatan



Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa kelas V
di SD Muhammadiyah sengata selatan tahun ajaran 2011-2012

A.    Latar Belakang.
Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik
 Maka adalah bagian dari tugas dan peran seorang guru untuk memastikan anak didiknya mampu mengikuti pembelajaran di kelas. Karena guru adalah orang yang bertanggung jawab atas  perkembangan anak didik, dan pentransfer ilmu di kelas.
 Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda saat mengikuti pelajaran di Sekolah. Ada anak yang cepat dalam menangkap respons dari luar,tetapi tida sedikit juga yang lamban. Mereka memiliki alur pekembangan yang berbeda-beda.

karena itu, seringkali ada anak yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Kesulitan belajar pada anak sering disebut dengan learning disorder yang erat kaitannya dengan pencapaian hasil akademik dan juga aktivitas sehari-hari.
Kesulitan belajar pada anak disebabkan oleh faktor internal pada anak. Anak yag mengalami kesulitan belajar juga buan karena ia mengalami kelainan fisik atau gangguan mental. Mereka normal seperti pada umumnya, namun mempunyai kesulitan dalam belajar.
Hal penting yang berkaitan dengan masalah belajar adalah factor yang mempengaruh hasil belajar sesorang. Menurut pakar pendidikan,hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu factor yang ada dalam diri anak itu sendiri (internal) dan faktor  yang terdapat diluar diri peserta didik yang disebut dengan faktor eksternal.[1]

Guru merupakan salah satu faktor eksternal dalam pendidikan anak. Guru berperan dalam pendidikan murid-muridnya. Dalam proses pembelajaran tentunya guru seringkali menemukan anak didiknya yang megalami kesulitan dalam belajar. Maka sesuai dengan ugas dan fungsinya,  Guru berperan penting untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak. Di harapkan seorang guru dapat menempuh cara-cara atau strategi tertentu guna mengatasi kesulitan belajar pada anak didiknya.
Salah satu guru yang sering menemui murid yang mengalami kesulitan dalam belajar adalah guru-guru SD Muhamadiyah sengata selatan pada tahun ajaran 2011-2012. SD tersebut sering kali di jadikan pilihan alternative bagi masyarakat yang anak-anaknya gagal di terima di sekolah dasar favorit lainnya dikarenakan gagal dalam ujian masuk. Sehingga murid – murid di SD muhamadiyah sengata selatan adalah sisiwa-siswa yang telah tersortir. Siswa-siswa yang kemampuannya di nilai kurang oleh sekolah-sekolah favorit. Maka dapat di pastikan bahwa terdapat siswa-siswa yang memang terbukti mengalami permasalahan-permasalahan. Diantaranya adalah kesulitan belajar.
Maka sangat relevan bila strategi guru di SD muhamadiyah sengata selatan dalam mengatasi permasalan kesulitan belajar pada muridnya di teliti. Selain memang terjadi kesulitan belajar siswa di sana, karena juga tentu di temukan juga berbagai varian kesulitan belajar.

B.     Rumusan Masalah
 Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu mengenai bagaimana strategi guru SD muhamadiyah sengata selatan dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya pada tahun ajaran 2011-2012.

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mendeskripsikan peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar anak di SD Muhammmadiyah.
2.      Untuk menjelaskan factor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar anak di SD Muhammadiyah.

D.    Manfaat penelitian.
1.      Manfaat teoritis.
a.       Sebagai bahan pertimbangan guru dalam mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.
b.      Guru dapat mendeteksi kesulitan belajar siswa.
c.       Guru dapat mencari jalan pemecahan masalah kesulitan belajar yang siswa alami.
d.      Guru dapat mencegah terjadinya kesulitan belajar kepada siswanya.
2.      Manfaat praktis.
a.       Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain.
b.      Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
c.       Sebagai penambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis untuk penelitian berikutnya.
E.     Telaah pustaka.
1.      Kajian teoritik.
. Guru dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru, yang mempunyai makna "Digugu dan ditiru" artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipanuti. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut Teacher. Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni "A Person Occupation is Teaching Other" artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Menurut Ngalim Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang.
Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari bahasa Inggris learnig disability yang berarti ketidakmamuan untuuk belajar. Kata disability diterjemahkan dengan kata kesulitan untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain dari learning disability adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda. Penggunaan istilah lrning difference lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah lerning disabilities lebih menggambarkan kondisi faktualnya.
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu kesulitan dan belajar. Kata kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan, atau sesuatu yang sulit. Kesulitan merupakan suatu keadaan yang memperlihatkan hambatan, dalam kegiatan, untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk mengatasi hambatan tersebut. Sedangkan kata belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjai krena pengalaman. Dalam hal ini juga ditekankan tentang perubahan tingkah laku baik ang diamati secara langsung maupun tak langsung.
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki gangguan satu atau lebih dari proses belajar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan maupun tulisan, gangguan tersebut dapat berupa kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau menghitung.
Selain itu kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan criteria standar yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.
Kesulita belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena factor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Esulita belajar bukan disebabkan karena faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas, dan faktor lainnya.
Fenomena kesulitan belajar anak biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan blajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku anak seperti kesukaan berteriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan gemar membolos. Terdapat beberapa Gangguan belajar yang seringkali dialami oleh anak-anak.
Learning disorder atau kekacauan belajar merupakan keadaan ketika proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya yang mengalami kekacauan belajar potensi dasarnya tidak terganggu atau terhambat akan adanya reson-respon yang bertemtangan sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
Distractability merupakn keadaan yang tidak terlalu berbeda dengan gangguan belajat learning disorder. Anak dengan gangguan distractabilty tidak dapat membedakan stimulus yang penting atau tidak. Kesehariannya juga tidak teratur karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses pemikirannya dan sulit berkosentrasi.
Learning disabilities merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengacu pada gejala ketika anak tidak mampubelajar sehingga hasil beljarya di bawah potensi intelektualnya. Biasanya, anak lerning disabilities selalu berusaha menghindari kegiatan belajar mengajar dengan berbagai sebab sehingga hasil belajarnya di bawah tingkat kecerdasan yang seharusnya dicapainya.
Learning disfunction merupkan gejala yang menunjukkan ketika proses belajar mengajar seseorang tidak berfungsi dengan baikmeskipun pada dasarnya tidak ada tada-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.
Under achiever adalah mengacu kepada anak-anak yang memiliki tingkat intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Dalam hal ini prestasi belajar yang dicapai anak tidak sesuai dengan tingkat kecerdasannya yang dimilikinya.
Slow learner adalah anak yang lamban dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat intelektual yang sama. Misalnya, dalam mempelajari suatu pelajaran seorang anak yang dapat dengan cepat mengerti apa yang sedang dipelajari,. Sedangkan anak yang memiliki gangguan ini akan lamban dalam memahami apa yang sedang ia pelajari.
Gangguan berbicara (specific language impairment) adaah istilah bagi anak yang mngalami kesulita dalam berbahasa,namun mempunyai kemampuan nonverbal atau kepandaiannya normal. Untuk bekomunikasi dengan baik, anak-anak harus menguasai bunyi kata-kata, modifikasi kata-kata atau arti kalimatnya, an penggunaan kata-kata dalam konteks yang tepat. Semua fungsi tersebut harus seimbang sehingga anak dapat berkomunikasi dengan baik
Retardasi mental ( Tuna grahita) adalah suatu kondisi dimana ketika tingkat kecerdasan anak di bawah rata-rata. Intelegensinya sekitar 50-70. Kondisi tersebut akan mempengaruhi prestasi akademik dan adaptasi sosialnya yang bersifat menetap.
Retardasi mental merupakan 50% penyebab anak mengalami keterlambatan berbicara. Biasanya, pendeteksian dini anak retardasi mentaluntuk usia sebelumsekolah relatif sulit. Pada umumnya, anak yang mengalami retardasi mental menunjukkan urutan tahapan perkembangan yang teratur, tetapi trelambat dalam hal bicara reseptif, ekspretif. Ada juga yang disertai dengan keterlambatan visiomotor, kemampuan penafsiran sesuatu yang didengar seta penggunaan mimik.
Gangguan pendengaran merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pada pendengarannya. Anak yang mengalami gangguan pendengaran biasanya terlihat melakukan usaha yang berlebihan untuk dapat mendengar. Selain itu ia akan mengalami kesulitan dalam berbicara.
Gangguan tingkah laku adalah kondisi dimana anak mengalami tingkat kenakalan yang tinggi, sering membolos, suka melawan, bahkan berperilaku antisosial. anak dengan gangguan tingkah laku biasanya mempunyai prestasi di bawah taraf yang diperkirakan.
Hiperaktivitas juga merupakan salah satu gangguan belajar pada anak. Anak yang hiperaktif akan kesulitan dalam menontrol aktivitas motoriknya. Ia juga selalu bergerak dan dapat dikatakan tidak bisa diam. Anak dengan gngguan ini suka berpindah-pindah tugas tanpa menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Gangguan depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang menurun seperti muram, sedih, atau perasaan tertekan.
Banyak sekali ragam kesulitan belajar yang dapat terjadi pada anak-anak. Secara umum kesulitan belajar dibagi kedakam tiga kelompok, yaitu kesulitan belajar dalam membaca (dyseleksia learning), dalam menulis (disgraphia learning), dan kesulitan dalam menghitung (dyscalculia learning).
Kesulitan dalam membaca merupakan suatu kondisi dimana anak-anak mengalami kesulitan ketika harus membaca. Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membaca akan mengalami kesulitan untuk memaknai symbol, huruf, angka melalui persepsi visual dan auditoris. Hal ini tentu sangat berpengaruh ketika anak membaca pemahaman.
Gejala dari disleksia adalah kemampuan membaca anak berada di bawahkemampuan yang seharusnya dimilikinya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia, dan pendidikannya. Gangguan ini bukanlah dalam bentuk fisik, sepsrti karena ada masalah dengan penglihatan, tetapi mengarahpada bagaimana otak dapat mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak. Disleksia merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang dapat tejadi sepanjang hidup. Disleksia diklasifikasikan menjadi disleksia diseidetis atau visual, disleksia verbal., dan disleksia auditoris.
Kesulitan menulis (disgraphia learning) adalah suatu kondisi dimana anak tidak dapat melewati tahap-tahap dalam perkembangan kemampuan menulis. Cirri utama yan paling menonjol adalah anak tidak mampu untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks. Keadaan ini tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.
Kesulitan menghitung (dyscalculia learning) merupakan suatu gangguan pekembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi pencapaian akademik atau kehidupan sehari-hari anak.
Dyscalculia learning adalah kesulitan dalam menggunakan bahasa symbol untuk berpikir, mencatat, mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas. Kemampuan berhitung itu sendiri bertingkat-tingkat mulai dari kemampuan tingkat dasar dan tingkat lanjut.
2.      Kajian yang relevan.
F.      Metode penelitian.
1.      Jenis dan pendekatan penelitian.
Dalam menyusun penulisan ini penulis menempuh penelitian lapangan (field research) dimana untuk memperoleh data yang akurat serta obyektif, maka penulis datang langsung ke lokasi penelitian (SD muhamadiyah sengata selatan). Serta menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan dimana  pendekatan ini mempunyai ciri-ciri khusus yang terletak pada tujuan yaitu mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan penelitian


2.      Populasi dan sampel.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas V SD muhamadiyah sengata selatan. Jumlah siswa kelas tersebut adalah sebanyak 25 siswa. Di karenakan jumah populasi yang tidak terlalu banyak maka penulis tidak menggunakan sampel dalam penelitian.
3.      Sumber data penelitian.
Data dalam penelitian ini penulis bagi dalam dua jenis data. Yaitu data primer dan data sekunder.
a.       Data primer.
yaitu data yang diperoleh secara lasung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung dari subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam hal ini, data primer penelitiannya adalah data yang diambil dari siswa kelas V SD sengata selatan yang merupakan subyek penelitian penulis.
b.      Data sekunder.
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, biasanya diambil melalui dokumen atau melalui orang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data yang diambil dari para guru dan kepala sekolah.
4.      Teknik pengumpulan data.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
a.       Wawancara
Metode interview yaitu metode pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan sistematis yang berlandaskan tujuan penelitian. Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung dengan subjek penelitian, baik dalam situasi sebenarnya ataupun dalam situasi buatan. Yang berguna untuk melengkapi metode observasi lapangan. Sedangkan data-data yang tidak diperoleh dari wawancara dalam teknik ini digunakan teknik wawancara mendalam tanpa struktur. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyan dan interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Metode ini digunakan guna mendapat data yang mendalam dari para siswa kelas V SD sengata selatan tentang kesulitan belajar yang sesungguhnya di alami mereka dalam kelas.

5.      Teknik analisa data.
Metode analisis data di sini ialah menganalisa terhadap data yang tersusun, data yang telah penulis peroleh dari penelitian dengan menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada. Sedangkan kualitatif adalah yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan demikian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan digambarkan dengan kalimat yang akhirnya data disimpulkan, penelitian akan berisikan laporan data. Data tersebut berasal dari observasi, interview/wawancara dan dokumenasi selanjutnya data dikelompokkan sesuai dengan bidangnya tersebut kemudian dipertemukan teori selanjutnya akan dibenarkan dengan penelitian dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan.


G.    Sistematika pelaporan data.

Untuk memudahkan penulisan laporan hasil penelitian, dan juga memudahkan penelaahan dan pemahaman, maka peneliti menyusun sistematika Penulisan Laporan Penelitian  sebagai berikut :

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN
PERSEMBAHAN
            KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR SINGKATAN

BAB I : PENDAHULUAN berisi :
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Fokus Masalah
C.     Rumusan Masalah
D.    Tujuan Penelitian
E.     Manfaat Penelitian
F.      Telaah Pustaka
1.      Kajian Teoritik
2.      Kajian Penelitian Relevan
G.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis  dan Pendekatan Penelitian
2.      Populasi dan Sampel
3.      Sumber Data Penelitian
4.      Metode Pengumpulan Data
5.      Metode Analisis Data
BAB II   : KAJIAN TEORI berisi :
a.    Pengertian kesulitan belajar
b.   Bentuk keulitan belajar siswa
c.    Upaya-upaya Guru dalam mengatasi kesulitan belajar.
BAB III  : KAJIAN OBJEK PENELITIAN,
BAB IV  : ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB V   : PENUTUP
A.       Simpulan        
B.        Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS


DAFTAR PUSTAKA


Subini, nini,mengatasi kesulitan belajar pada anak, jogjakarta:javalitera,2011
Sugiyono,Memahami penelitian kualitatif,Bandung :alfabeta,2005
Nana Sudjana dkk,Proposalpenelitian di perguruan tinggi,Sinar Baru, Al Gesindo,Bandung:2004
Arikunto,suharsini, prosedur penelitian , Jakarta:rineka cipta,2006
Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto ryang Mempengaruhinya,Jakarta: Rineka Cipta,1995


Nama
Tempat / tanggal lahir
Alamat
Hobby
Status
Jurusan / Periode
Semester
Lokal
Nama
Ayah
Ibu
Pekerjaan
Ayah
Ibu
:
:
:
:
:
:
:
:

:
:

:
:
Ali basuki
Banyuwangi, 7 juli 1988
RT19, ds. Singa geweh, kec. Sangata selatan.
Olah Raga, membaca.
Mahasiswa STAIS
Tarbiyah / PAI/2011-2012
V ( Lima )
Reguler ( pagi )

Achmad munawar
salamah

Swasta
Swasta




[1] Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto ryang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,1995, h. 12

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V DI SD Muhammadiyah Sangatta Selatan"

Post a Comment