Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa



A.  LATAR BELAKANG:
       Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan ( melimpahkan ) pengetahuanmnya, kecakapan sera keterampilan kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Sebagai usaha mentransformasikan nilai nilai kebudayaan kepada generasi penerus, pendididkan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan eksistensi manusia. Tanpa pendidkan, maka mustahil peradaban manusia dapat maju dan berkembang seperti sekarang.

Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat,seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan di tuntut untuk mamapu mengimbangi imu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat apalagi dalam hak akhlak dan mental. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memeliki kompetensi dan siap menghapadi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percara diri yang tinggi . sekarang dan kedepan, sekolah harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara ilmuan ( akademis ) maupun secara sikap mental.
Salah satu komponen penting lainnya salah satu pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan dan peyelenggara, khususnya guru dan kepala sekolah. Oleh sebab itu, perlu adanya perubahan pada kurikulum. Sejak saat itu pula pemerintah pusat secara sentra sentralistik, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan atau yang lebih di kenal dengan KTSP yang di berlakukan bagi seluruh anak tanah air indonesia
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut kurikulum 2004. Oleh karena itu, dalam KTSP beban siswa lebih sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan ( sekolah, guru, dan komite sekolah ) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus dan beberapa komponen lainnya.
Karena banyaknya guru Agama Islam yang belum semua menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) ini maka tujuan pembelajaran belum bisa berhasil sesuai dengan indikator. Kebijakan yang terus berubah-ubah walaupun dengan perencanaan matang, namun hal ini cukup membuat pendidik  dan merasa bosan, resah, dan akhirnya lebih bersikap diam,  bahkan bisa menjadi apatis dan membiarkan perubahan itu berlalu saja. Misalnya saja dengan perubahan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) yang konon di siapkan untuk membuat para lulusan terampil dan cerdas. Tepada pada kenyataannya dengan berubahnya kurikulum itu juga selama ini mutu pendidikan tidak berubah untuk menjadi baik. Jangan-jangan itu sebuah kekeliruan, dan jika demikian hanya membuang waktu dan biaya saja.

           

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat peneliti rumuskan fokus masalah yang ingin diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana upaya guru PAI yang dilakukan oleh pihak SD Muhammaddiyah Sangatta utara dalam meningkatkan prestasi siswa..?
2.      Apa saja kendala kendala yang dihadapi guru PAI SD Muhammaddiyah Sangatta Utara dalam upaya  untuk meningkatkan prestasi belajar siswa..?

C.  Definisi operasional.
PENGERTIAN KURIKULUM
Istilah “Kurikulum”memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan bukti, bahwa siswatelah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk memperoleh titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini.
            Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditemph dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Misalnya, berkat pengalaman dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu; dan logis, artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan, maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di sekolah.
            Kurikulum sebagai Rencana Pelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain sekolah, menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti : bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kegiatan dan kesempatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum. Suatu pendapat sehubungan dengan konsep tersebut, sebagai berikut :
The curriculum is as broad and varied as the child’s school environment. Broadly conceived, the curriculum embraces not only subject matter but also various aspects of the physical and social environment.
The school brings the child with his impelling flow of experiences into an environment consisting of school facilities, subject matter, other children, and teachers. From interaction or the child with these elements learning results. (Douglass,……).

            Hal ini berarti, semua hal dan semua orang yang terlihat dalam memberikan bantuan kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum.

Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pandangan ini menyatakan sebagai berikut :
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses,activities, and experiences which pupils have under direction of the school,whether in the classroom or not (Romine, 1945, h. 14).
Pengertian ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Bab I, Ps. 1 butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional (Ps. 39).[1]



Berulangkali akan lebih jelas bila digambarkan sebagai berikut :

Rencana
(Desain)
 
Tujuan Penyelenggaraan satuan pendidikan tinggi
 
Tujuan Kurikulum
 
                       










 
Pengatur-an
 
Susunan bahan kajian dan pelajaran
 
Isi
 
           
                                   









Materi pelajaran yang disampaikan dalam proses belajar mengajar
 




Bentuk kegiatan belajar mengajar
 

 





Pengertian prestasi belajar
Pertasi belajar yang penulis maksud di sini adalah hasil belajar yang di tempuh oleh siswa, hal ini sesuai dengan prestasi belajar yang di kemukakakn oleh W.J.S. Poerwadarminta, bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai ( dilakukan atau dikerjakan ). Bentuk-bentuk prestasi ini bisa berupa nilai-nilai hasil belajar akademik dan prestasi non akademik.
Prestasi belajar adalah nilai-nilai siswa hasil evakuasi yang di ujikan oleh guru atau pihak sekolah, yaitu dapat berupa nilai evaluasi harian, tugas rumah, pertengahan semester dan nilai semester. Ke semua nilai itu diakumulasikan ke dalam sebuah rapor. Nili-nilai dari lapor inilah yang menjadi sumber dari penelitian ini. Sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang di dapatkan oleh siswa yang di karenakan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan sekolah.
            Dalam penelitian ini penelitian akan melakukan penelitian terhadap prestasi akademik siswa yaitu keseluruhan mata pelajaran siswa dari nilai yang di rapor siswa.  Karena penulis berasumsi bahwa jika ada perbedaan prestasi yang disebabkan oleh kelengkapan orang tua, maka akan mempengaruhi seluruh mata pelajaran, baik itu mata pelajaran keagamaan maupun mata pelajaran yang bersifat umum.
            Untuk lebih jelasnya dari judul penelitian yang di teliti maksud ini adalah ingin mengetahui adakah pengaruh perbedaan prestasi hasil belajar siswa yang
berupa nilai akademik berdasarkan perbandingan penerapan kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013[2]
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertititk  tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.[3]
Agar pembaca dapat di mengerti dan memahami, peneliti akan menjelaskan secara lebih rinci pengertian dari prestasi, belajar dan prestasi belajar.
1.      Prestasi merupakan suatu hasil yang dapat di capai seseorang dalam berfikir dari apa yang telah dilaksanakan. Jadi prestasi dapat diatikan hasil yang di peroleh karena aktifitas belajar yang telah di lakunkan
2.      Belajar
Dalam kegiatan pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan belajar, karena belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pembaharuan tingkah yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul penelitian ini adalah:
  1. karena peneliti ingin mengetahui pengimplemetasian pembelajaran PAI dalam meningkatkan prestasi siswa di SD Muhammaddiyah Sangatta utara
  2. karena peneliti ingin mengetahui metode metode apa saja yang dilakukan guru PAI di dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Sangatta Utara
 Tujuan Penelitian
A.    Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui dan memahami secara mendalam tentang SMP Ma` Arif Sangatta dalam meningkatkan akhlak siswa-siswinya, dengan tujuan:
1.         Mengetahui bagaimana kurikulum perbandingan kurikulum KTSP dengan  KURIKULUM 2013 dalam meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi di SD Muhammaddiyah Sangatta Utara
2.         Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru PAI SD Muhammaddiyah Sangatta Utara dalam upaya untuk meningkatkan prestasi siswa-siswinya.
 Adapun manfaat yaitu:
1.      Manfaat secara teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan atau sebagai bahan informasi bagi calon peneliti, khususnya dalam penelitian guru PAI dalam menanamkan ajaran ajaran agama Islam terhadap siswa-siswi dalam membentuk aklak.
2.      Manfaat secara praktis
Manfaat ini dapat memberikan suatu pelajaran dan mengetahui bagaimana menanamkan ajaran agama Islam terhadap siswa-siswi.




Landasan Teori:
APA SAJA KOMPONEN KTSP?
KTSP ada empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).
Komponen 1: Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut.
·         Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
·         Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
·         Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Komponen 2: Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur kurikulum tingkt satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalan Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
·         Kelompok mata pelajaran  agama dan akhlak mulia.
·         Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian.
·         Kelompok mata pelajaran  ilmu pengetahuan dan teknologi.
·         Kelompok mata pelajaran estetika.
·         Kelompok mata pelajaran  jasmani, olahraga, dan kesehatan.
            Kelompok mata pelajaran  tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
            Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Ø  Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.

Ø  Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Ø  Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk pengembangan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus untukpeserta didik.

Ø  Pengaturan Beban Belajar
·         Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat stauan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.
·         Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.
·         Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
·         Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
·         Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
·         Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satujam tatap muka.
·         Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang mengunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
-          Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
-          Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Ø  Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP.

Ø  Pendidikan Kecakapan Hidup
·         Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, /MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
·         Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran.
·         Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau  dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi.

Ø  Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
·         Kurikulum untuk semua satuan tingkat pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
·         Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran.
·         pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi.

Komponen 3: Kalener Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

Komponen 4: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah guru isa mengembangkannya menjadi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya.[4]

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013


Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah  keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar  satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara  konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar  dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).[5]










Kompetensi Inti SD adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II
KOMPETENSI  INTI
KELAS  III
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.


KOMPETENSI  INTI
KELAS IV
KOMPETENSI  INTI
KELAS V DAN VI
1.      Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya .
1.      Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
3.      Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

KELAS : I
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1.1  Berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai bentuk pemahaman terhadap Q.S. Al-Fatihah
1.2  Meyakini adanya Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Pengayang.
1.3  Mensyukuri karunia dan pemberian sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas
1.4  Bersuci sebelum beribadah
1.5  Membaca Basmalah setiap memulai aktivitas[6]
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1  Memiliki perilaku bersih badan, pakaian, barang-barang, dan tempat sebagai implementasi pemahaman makna bersuci
2.2  Memiliki perilaku kasih sayang kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah dan  Al-Ikhlas
2.3  Memiliki perilaku hormat  dan patuh kepada orangtua, guru dan sesama anggota keluarga sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas
2.4  Memiliki perilaku rajin belajar sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-’Alaq ayat 1 s.d. 5
2.5  Memiliki sikap pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
3.1  Mengenal pesan-pesan yang terkandung di dalam Q.S Al Fatihah, Al Ikhlas dan Al ‘Alaq ayat 1 s.d. 5
3.2  Mengenal keesaan Allah SWT berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang dijumpai di sekitar rumah dan  sekolah
3.3  Mengenal makna Asmaul Husna: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik
3.4  Mengenal makna dua kalimat syahadat sebagai bagian dari rukun Islam yang pertama
3.5  Mengenal makna doa sebelum dan sesudah belajar
3.6  Mengenal tata cara bersuci
3.7  Mengenal shalat dan kegiatan agama yang dianutnya di sekitar rumahnya melalui pengamatan
3.8  Mengenal kisah keteladanan Nabi Adam A.S
3.9  Mengenal kisah keteladanan Nabi Idris A.S
3.10                      Mengenal kisah keteladanan Nabi Nuh A.S
3.11                      Mengenal kisah keteladanan Nabi Hud a.s
3.12                      Mengetahui kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.1  Melafalkan  huruf-huruf hijaiyyah dan harakatnya secara lengkap
4.2  Melafalkan Asmaul Husna: Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik
4.3  Melafalkan dua kalimat syahadat dengan benar dan jelas
4.4  Melafalkan Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas dengan benar dan jelas
4.5  Melafalkan doa sebelum dan sesudah belajar dengan benar dan jelas.
4.6  Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas dengan benar dan jelas
4.7  Menceritakan contoh perilaku kasih sayang sesama teman dalam kehidupan sehari-hari
4.8  Mempraktekkan tata cara bersuci
4.9  Menceritakan kegiatan agama yang dianutnya di sekitar rumahnya
4.10                      Menceritakan  kisah keteladanan Nabi Adam A.S[7]
4.11                      Menceritakan kisah keteladanan Nabi Idris A.S
4.12                      Menceritakan kisah keteladanan Nabi Nuh A.S
4.13                      Menceritakan kisah keteladanan Nabi Hud a.s
4.14                      Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW
KELAS: IV

KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.       Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
1.1   Melaksanakan shalat secara tertib sebagai wujud dari penghambaan diri kepada Allah SWT.
1.2  Mengamalkan  kebajikan kepada sesama manusia sebagai implementasi dari pemahaman ibadah shalat
1.3  Menghindari perilaku tercela sebagai implementasi dari pemahaman ibadah shalat
1.4  Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT
1.5  Meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT

2.       Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru
2.1  Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah SWT yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.
2.2  Memiliki sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar.
2.3  Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladan  Nabi Muhammad SAW
2.4  Memiliki sikap pantang menyerah sebagai implementasi dari kisah keteladanan Nabi Musa A.S

3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain
3.1  Mengetahui Allah itu ada melalui pengamatan terhadap makhluk ciptaan-Nya di sekitar rumah dan sekolah.
3.2  Mengerti makna iman kepada malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan terhadap dirinya dan alam sekitar.
3.3  Mengerti makna Asmaul Husna: Al-Bashir, Al-‘Adil, Al-‘Adhim
3.4  Memahami makna bacaan sholat
3.5  Mengetahui kisah keteladan Nabi Ayyub a.s.
3.6  Mengetahui kisah keteladan Nabi Dzulkifi  a.s.
3.7  Mengetahui kisah keteladan Nabi Harun a.s.
3.8  Mengetahui kisah keteladan Nabi Musa A.S
3.9  Mengetahui kisah keteladan wali-wali Allah
3.10          Mengetahui sikap santun dan menghargai sesama dari Nabi Muhammad SAW

4.       Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4.1  Membaca Q.S. Al Falaq, Al-Ma’un dan Al-Fil dengan tartil
4.2  Menulis kalimat-kalimat dalam Al Falaq, Al-Ma’un dan Al-Fil dengan benar
4.3  Menunjukkan hafalan Q.S. Al Falaq, Al Ma’un dan  Al-Fil dengan lancar.
4.4  Mencontohkan sikap santun dan menghargai teman, baik di rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar
4.5  Menceritakan pengalaman  melaksanakan shalat di rumah, atau di masjid lingkungan sekitar rumah.
4.6  Menceritakan kisah keteladan Nabi Ayyub a.s.
4.7  Menceritakan kisah keteladan Nabi Dzulkifi a.s.[8]
4.8  Menceritakan kisah keteladan Nabi Harun a.s.
4.9  Menceritakan kisah keteladanan Nabi Musa A.S
4.10                      Menceritakan kisah keteladanan wali-wali Allah





































[1] Dr. Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran, (Bumi Askara ) hlm 16-18
[2] WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Nilai Pustaka, 1984), h.786
[3] Ridwan, Kegiatan Belajar dan prestasi, http ://www.wordpress.com., 04 Februari 2009
3 Yafi’i Mansyur, Kamus Bahasa Inggris Indonesia., ( jakarta : Balai pustaka, 1976), h. 26
[4] Mansur Muslich, Dasar Pemahaman Dan Pengembangan KTSP (Bumi Askara ) hlm 12-16
[5] Kementrian dan kebudayann 2013  hlm 5
[6] Ibid hlm 8-9


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa"

Post a Comment