Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING  TERHADAP MOTIVASI   BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH  NEGERI 2 SANGATTA KUTAI TIMUR TAHUN AJARAN 2011/2012
A.  Latar Belakang Masalah
Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Hal ini mengandung arti bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut, kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya. Di samping itu, bimbingan juga mengandung makna memberikan bantuan atau pertolongan dalam pengertian bahwa dalam menentukan arah diutamakan kepada yang dibimbingnya.[1]

Bimbingan dapat diberikan, baik untuk menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan bukanhanya untuk mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul, tetapi dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa individu. Bimbingan dimaksudkan supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup (life welfare). Di sinilah letak tujuan bimbingan yang sebenarnya.[2]
Pada dasarnya perhatian yang berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya kesadaran itu meningkat dan ada kalanya kesadaran itu menurun. Di samping itu perhatian ditentukan oleh kemauan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya bimbingan konseling harus mampu membangkitkan perhatian dengan cara memberikan dorongan maupun fasilitas bagi siswa, selain bimbingan dan konseling juga harus berjalan. Bimbingan konseling arahnya berkaitan dengan proses perkembangan siswa dalam mengatasi atau memecahkan masalah pribadinya yang berkaitan dengan potensi, bakat maupun kapasitas yang ada pada dirinya. Pada kenyataannya bimbingan konseling tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah saja, namun kepada semua siswa dalam berbagai kondisi, dengan demikian pendidikan diharapkan bisa lebih baik dan lebih kondusif bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan dalam bimbingan dan memberikan perhatian kepada anak didik bisa dengan menggunakan metode penyajian pelajaran yang dapat diterima oleh anak didik. Sebab penerimaan ini akan lebih aktif apabila pelajaran ini sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan anak didik.
Salah satu cara agar menghasilkan motivasi belajar siswa yang tinggi, sebaiknya bimbingan dan konseling mampu memberikan layanan dan bimbingan yang mengacu pada pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain itu wujud  perhatian bisa diberikan melalui pendekatan secara menyeluruh maupun secara berkelompok agar sejalan dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik dapat terkontrol dengan baik, serta akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Di samping itu pemberian layanan pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam memberikan motivasi belajar agar siswa dapat aktif dalam suasana yang penuh makna guna mendorong siswa untuk mengetahui, menemukan dan menguasai materi pelajaran.
Bimbingan Konseling atau BK diharapkan dapat memenuhi kebutuhan apa yang ada dalam tingkah laku anak didiknya, maka disinilah letak atau tugas pembimbing dalam memberikan bantuan sehingga anak didik akan lebih mudah memperhatikan, sehingga akan semakin termotivasi untuk belajar.
Secara umum sasaran bimbingan adalah untuk mengembangkan apa yang ada pada diri individu secara optimal agar berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan  masyarakat. Pada intinya melalui pelayanan yang ada peserta didik diharapkan mampu menjadi dirinya sendiri yang telah dibekali dengan segenap potensi dan kemampuan untuk menjadi manusia seutuhnya.
Motivasi belajar siswa pada dasarnya didorong atau dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi dari diri individu atau siswa tersebut seperti keadaan psikis, kesehatan, rasa ingin tau, semangat mencari ilmu, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi perhatian orang tua, keadaan teman-temannya, suasana lingkungan belajar
Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh peserta didik tidak hanya bersumber dari lingkungan sekolah manapun bisa saja berasal dari luar lingkungan sekolah baik lingkungan keluarga atau lingkungan lainnya. Oleh karena itu, bimbingan konseling sangat diperlukan untuk dapat menyingkirkan segala hambatan-hambaatan terutama dalam proses belajar mengajar disekolah itu sendiri.
Minat masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta relatif besar. Dilihat dari jumlah pendaftar di tiap tahun meningkat walaupun tidak sangat besar berdasarkan data-data yang ada disekolah tersebut. Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta juga mempunyai fasilitas yang mendukung untuk menunjang proses belajar mengajar, di antara fasilitas tersebut yaitu gedung milik sendiri, ruangan belajar atau ruang kelas yang representative sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman, perpustakaan dengan buku-buku yang memadai sehingga siswa tidak kesulitan dalam menemukan referensi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang sesuai. Selain dari fasilitas, Madarsah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta juga telah memiliki lulusan yang dapat bersaing untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, terbukti lulusan tersebut dapat masuk ke Sekolah-sekolah umum yang  favorit maupun Madrasah Aliyah yang unggulan.
Dari pengamatan sementara, kondisi-kondisi siswa yang  ada disekolah tersebut, banyak fenomena kejiwaan siswa yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan motivasi belajarnya.  Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bimbingan Konseling terhadap  Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri 2 Sangatta Kutai Timur Tahun Ajaran 2011/2012”
 
B.  Rumusan Masalah
       Dari latar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Bagaimana  bimbingan konseling yang ada di  Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur?
2.    Bagaimana motivasi belajar siswa di di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur?
3.    Apakah ada pengaruhnya antara  bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur?
C.  Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, penulis memamaparkan tujuan penelitian sebagai berikut:
1.    Menjelaskan bombing konseling yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur
2.    Mendeskripsikan motivasi belajar siswa yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur
3.    Menjelaskan pengaruh bimbingan konseling Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur
D.    Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Sebagai  bahan informasi bagi penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah, baik di tempat ini dilakukan atau di sekolah-sekolah lain.
b.Manfaat Praktis
 Sebagai bahan masukan bagi guru Bimbingan Konseling maupun pihak sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta dalam upayanya meningkatkan motovasi belajar siswa.
E.     Kajian Teori
            1.      Kerangka Teori
Bimbingan adalah suatu proses dimana seseorang memberikan bantuan kepada orang lain yang dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan, agar orang yang dibimbing tadi bisa memahami dirinya sendiri, sehingga dapat mengarahkan dan bertindak sendiri secara wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekitar, sekolah dan masyarakat umum. Pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan kepada orang lain. Pertolongan tersebut merupakan hal yang pokok. Walaupun bimbingan merupakan hal yang pokok, akan tetapi tidaklah dikatakan semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Sebagai contoh orang menolong seseorang yang jatuh agar bangkit, menolong orang lain yang terkena musibah, pertolongan tersebut bukanlah suatu bimbingan. Pertolongan yang dapat dikategorikan sebagai bimbingan, yaitu ketika mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi oleh seorang pembimbing.
Bimbingan merupakan proses membantu individu tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Dalam kegiatan bimbingan, pembimbing tidak memaksa individu untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing, melainkan pembimbing membantu mengarahkan terbimbing atau klien ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama-sama, sehingga klien dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Dengan demikian dalam kegiatan bimbingan dibutuhkan kerja sama yang demokratis antara pembimbing dengan kliennya.[3]
      Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperolah pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.[4]
      Bimbingan konseling disekolah merupakan usaha membantu murid-murid agar dapat memahami dirinya, yaitu potensi dan kelemahan-kelemahan diri. Jika hal itu diketahuinya dan difahaminya denganbaik, maka murid itu mempunyai rencana untuk mengarahkan dirinya kearah yang mempertimbangkan kenyataan sosial dan lingkungan launnya. Tentu atas bantuan konselor. Usaha membantu itu merupakan usaha profesional yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis khusus, dan kepribadian yang sesuai untuk profesi tersebut. Karena itu untuk memperoleh derajat professional yang baik, maka diperlukan pendidikan khusus.[5]
            2.      Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Penelitian tentang motivasi belajar siswa sudah pernah dilakukan oleh Siti Solikah Mahasiswa STAIN Samarinda yang berjudul “ Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 5 Samarinda” yang hasilnya baik, artinya tingkat pendidikan orang tua dapat memengaruhi motivasi belajar siswa.
F.     Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.[6] Dari uraian di atas, penulis membuat hipotesa sebagai berikut:
Ha: Dengan bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Artinya , bimbingan yang dilakukan di di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
H0: Dengan adanya bimbingan konseling di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur tidak ada pengaruh terhadap  meningkatnya motivasi belajar siswa. Artinya, bimbingan konseling yang diterapkan atau dijalankan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta Kutai Timur tidak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dari uraian di atas, maka penulis mengambil hipotesa yaitu “bimbingan konseling yang diterapkan di MTs Negeri 2 Sangatta Kutai Timur berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa”.
G.    Metode Penelitian
1.      Jenis dan pendekatan penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif tu penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdlandaskan pada sifat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, secara teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[7]
2.      Populasi, sampel dan teknik sampling
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki cirri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek  yang lain. Cirri tersebut tidak terbatas hanya sebagai cirri lokasi, akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu.[8]
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.[9] Sampel ini berlaku jika populasi yang diteliti jumlahnya besar yaitu lebih dari 100, jika kurang dari 100 maka teknik sampel tidak bisa digunakan, solusinya mempelajari semua anggota populasi.
Teknik sampling  merupakan cara yang digunakan untuk mengambil sampel yang akan diteliti.


Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Variabel dan Indikator Penelitian
Teknik Pengumpulan data
Teknik Analisis Data
Sistematika Laporan Penelitian
Daftar pustaka
Lampiran       1. Instrument angket X + Y
2.instrumen observasi X + Y
3.Instrumen wawancara X + Y
Biodata penulis




[1] Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Penerbit Andi,2010), hal. 6
[2] Ibid,
[3] Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching), 2005, hal. 5
[4] Ibid, hal. 11
[5] Sofyan s. willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta,2010), hal. 9.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta.2009), hal. 96.
[7] Ibid  hal. 14.
[8] Saifudin Azwar, Metode Penelitian,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hal. 77
[9] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta.2009), hal. 118.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sangatta"

Post a Comment