Resume Inovasi Kurikulum



A.  Pengertian Inovasi
       Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuknya atau wujudnya "sesuatu yang baru" itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.
Inovasi juga seringkali diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi.
       Penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada dasarnya inovasi adalah ide, produk, kejadian atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain. Baik itu hasil invensi maupun hasil discovery. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery.
        Jadi  inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah
       Adapun inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalahdalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yangberhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam ruang lingkup pendidikan itu sendiri.
Secara implisit manajemen inovasi mengacu pada komponen perencanaan, pengawasan, pengarahan dan perintahmengidentifikasi, manajemen atau pengolahan dimaksudkan sebagai aktivitas yang berkenaan dengan perencanaan, pengaturan, pemberian perintah, koordinasi, pengawasan dan penilaian. Hal ini dikaitkan dengan kegiatan atau aktivitas yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan segala material dan non material untuk mencapai tujuan inovasi. Manajemen inovasi sendiri dari sudut proses berhubungan dengan kegiatan perencanaan.
     Yang mana dalam perencanaan inovasi menuntut untuk melakukan asesmen situasi dan mengidentifikasi tujuan dari inovasi itu sendiri. Keberhasilan inovasi akan berjalan baik, jika didukung oleh perencanaan inovasi yang efektif.
       Jadi, inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan.[1]

B.  Ciri-ciri inovasi
1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi, faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan atau mempunyai komponen yang sangat penting makin menguntungkan bagi penerimaan makin cepat tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3.  Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedang inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
4. Trialibilitas (trialibility), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul pada gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat mencoba dulu menanam dan dapat melihat hasilnya.
5. Dapat diamati (observability), yaitu mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena para petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan

C.    Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi pendidikan
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah :
1.    Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri. Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka. Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter, sebagai motivator dan lain sebagainya.
2.    Siswa
   Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur-unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang diuraikan sebelumnya.
3.    Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu, kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa dan tanpa adanya kurikulum mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembahruan pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan berjalan searah.
4.    Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembahruan pendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.
5.    Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembahruan pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

D.  Prosedur pengembangan inovasi kurikulum
       Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. , pengembangan kuriulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Dalam mengembangkan suatu kurikulum, Seller memandang bahwa kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum dan sebagainya.
dan memanfaatkan berbagai sumber di sekolah.[2]

E. Konsep Dasar Kurikulum
Pengertian kurikulum
      Pada mulanya kata kurikulum dijumpai dalam dunia stastistik pada jaman Yunani kunou  ,yang berasal dari kata “ curir” yang artinya pelaridan “ curre” yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba.Sedangkan Curriculum mempunyi arti ‘Jarak “ yang harus ditempuh oleh seorang pelari .Pada definisi ini  terkandung makna bahwa kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah ataupun di akademi/colege yang harus di tempuh oleh siswa untuk mencai sesuatu degree (tingkat ) ijazah.
    Dengan kata lain kurikulum tidak diartikan secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja ,tetapi lebih luas dari pada itu,merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencai sesuatu tujuan .Dinamakan kurikulum termasuk di dalamnya adalah kegitan belajar mengajar ,mengatur srategi dalam kegiatan belajar mengajar,cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran dan sebagainya.[3]

E.  Proses Pengembangan kurikulum
       Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama,yakni pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional.
1.    Pedoman kurikulum meliputi:
a.    Latar belakang yang berisi rumusan filsafah dan tujuan lembaga pendidikan ,populasi yang menjadi sasaran ,rasional bidang studi atau mata kuliah ,struktur organisasi bahan pelajaran .
b.    Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni scope ( ruang lingkup ) dan sequence-nya ( urutan pengajiannya ).
c.  Disain evaluasi termauk srategi revisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan pelajaran, organisasi bahan dan srategi instruksionalnya.

F.   Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
Para ahli kurikulum selama ini telah mendpatkan sejulah pendekatan umum dalam pengembangan kurikulum masing- masing berdasarkan fokus utama tertentu .
1.    Pendekatan bidang studi ( Pendekatan subjek atau disiplin ilmu ). Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum.Yang di utamakn dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu.Tipe organisasi ini sesuai dengan filsafath realisme.Pendekatan ini paling mudah dibanding dengan pendekatan lainnya.
2. Pendekatan Interdisipliner.Banyak usaha telah di jalankan selama ini untuk mendobrak tembok pemisah yang di buat-buat antara berbagai mata pelajaran atau di siplin ilmu yang terdapat dalam pendekatan bidang studi.Masalah-masalah dalam kehidupan tidak hanya melibatkan satu disiplin ,akan tetapi memerlukan berbagai ilmu secara interdisipliner.
3. Pendekatan Rekonstruksionisme.Pendekatan ini disebutjuga Rekonstruksi karana  memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat.Masalah-maslah dapat bersifat lokal dapat dibicarakan di SD,adapula yang bersifat daerah ,nasional ,regional dan internasional ,bagi peljar SD dan Perguruan tinggi.
4.    Pendekatan Humanistik.Kurikulum ini berpusat pada sisa ,jadi “ student-centered” dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai persyaratan sebagai bagian integral dari proses belajar.Para pendidik humanistik yakin,bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa  harus dipandang sentral dalam kurikulum agar belajar itu berjalan maksimal.
5.    Pendekatan “Accountability”. Dapat dikatakan juga pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyrakat.Namun, menurut banyak pengamat pendidikan accountability telah mendesak pendidikan dalam artian yang sebenarnya menjadi latihan belaka.
6. Pendekatan Pembangunan Nasional.Hingga batas tertentu kurikulum ini terdapat disemua sekolah.Pendekatan ini mengandung tiga unsur yaitu: Pendidikan kewarganegaraan ,Pendidikan sebagai alat pembangunan naional ,Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari.Peran pendidikan ialah mempersiapkan siswa agar memiliki pengetahuan ,keterampilan dan sikap untuk disumbangkan kepada kesejahteraan umum sebagai warga negara yang aktif.[4]

G.  Komponen Kurikulim
1.      Tujuan Kurikulum
 pada hakikatnya merupakan tujuan dari program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik ,karena kurikulum adalh alat untu mencapi tujuan  pendidikan .
Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafah bangsa ,yakni panca sila ,yang bertujuan meningkatkan kualitas mannusia indonesia,yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur ,berkepribadian ,berdisiplin,bekerja keras ,tangguh ,bertanggung jawab ,mandiri,cerdas dan terampil serta sehat rohani dan jamani.
Beberapa sumber yang lazim dalam menentukan dan menyusun tujuan kurikulum antara lain ; a) Falsafah bangsa ,b)Strategi pembagunan,c) Hakikat anak didik, d) Ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      Isi dan Struktur Kurikulum.
Isi kurikulum berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan .Untuk menentukan isis kurikulum harus disesuaikan dengan tingkata dan jenjang pendidikan ,perkembanga yang terjadi dalam masyarat ,perkembanga ilmu pengetahuan dan teknologi,dan juga tidak terlepas dengan kondisi anak didik  (psikologis anak ), pada setiap jenjang pendidikan tersebut.
3.      Kriteria memilih isis kurikulum
a.    Isi kurikulum haraus sesuai, tepat bermakna bagi perkembangan siswa .
b.  Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang komprehensif,artinya mengandung intelektual ,moral dan sosial secara seimbang.
d.   Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji.
e. Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas. Teori prinsip dan konsep yang terdapat didalamnya bukan sekedar informasi faktual belaka
f.     Isi kurikulum harus harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan .[5]

H.  Implementasi  Kurikulum.
Implementasi kurikulum berarti suatuproses guru/staf pengajar melaksanak kurikulum ( kurikulum yang sudah ada),dalam situasi pembelajaran dikelas (sekolah ,universitas/institut dan sebagainya ).Atau dengan kata lain implementasi kurikulum adalah proses aktualisasi kurikulum potensial menjadi kurikulum aktual oleh guru/staf pengajar didalam proses belajar mengajar ( perkuliahan )











       



                       

           

           


           





           


[1] Omar Hamalik,Dasar –Dasar pengembangan Kurikulum,(Jakarta;PT Remaja Rosda Karya,2009),hlm.65
[2]Wina Sanjaya,Kurikulum Dan Pembelajaran ,(Jakarta;Kenca Prenada Media Group,2005),hlm.34
[3]S.Nasution,Kurikulum Dan Pengajaran,(Jakarta:PT Bumi Aksara 2010),Cet.6,hlm.5

[4]Ibid;hlm.43
[5]Syamsudin Nurdin ,Guru Propesional Dan Implementasi Kurikulum,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Resume Inovasi Kurikulum"

Post a Comment