A.
Pengertian dan Asal Filsafat
1. Arti
Filsafat
Kata
filsafat berasal dari bahasa Yunani dan berarti “cinta akan hikmah” atau
“cinta akan pengetahuan” seorang
“filsuf” adalah seorang “pecinta”, “pencari” hikmah atau pengetahuan. Kata
“Philosophos” diciptakan untuk menekankan sesuatu pemikiran Yunani seperti
Pyitagoras dan Plato yang mengkritik para “sofis” yang berpendapat bahwa mereka
tahu jawaban untuk semua pertanyaan. Kata Pytagoras hanya Tuhan yang mempunyai
hikmah yang sungguh-sungguh. Manusia puas dengan tugasnya di dunia ini yaitu
“mencari hikmah”, “mencintai pengetahuan”
Selain dari definisi tersebut ada pula di dalam
systematik Filsafat,Hasbullah Bakry menyebutkan sebagai berikut : “kita catat
beberapa definisi ilmu filsafat dari filosuf-filosuf terkenal Barat-Timur.
a. Plato (427-348 SM) : “Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
b. Aristoteles
(382-322 SM) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
yangterkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika.
c. Al-Farabi
(870 M-950 M) :Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana
hakekatnya yang sebenarnya.
d. Descartes
(1590 M-1650 M) :Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan,
alam, dan manusia menjadi pokok penyelidik.
e. Immanuel
Kant (1724 M-1804 M) :Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal
dari segala pengetahuan
f. I.R.
Poedjaeijatna menyatakan ;Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.[1]
g. W.M.
Bakker SY. Menyatakan :Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar,
ma’rifat, ra’y) atas keseluruhan keadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh
hikmah.[2]
h. Hasbullah
Bakry menyatakan : Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki, segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilakan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat
dicapaimanusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.[3]
2. Asal filsafat
Terdapat
tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat antara lain didorong oleh
rasa keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
B. Sejarah
Kelahiran Filsafat
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafatpada awal
kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu)
pengetahuanyangmunculnya pada masa peradaban Kuno (masa Yunani). Pada tahun
2000 SM bangsa Babylon yang hidup dilembah Sungai Nil(Mesir) dan Sungai Efrat,
telah mengenal alat pengukur berat, table bilangan berpangkat, tabel perkalian
dengan menggunakan sepuluh jari.
Selain itu merekapun sudah dapat mengadakan kegiatan pengamatan
benda-benda langit, baik bintang, bulan, matahari sehingga dapat meramalkan
gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.Ternyata ilmu yang mereka pakai
dewasa ini disebut Astronomi.
Di India dan Cina waktu itu telah ditemukan cara
pembuatan kertas dan kompas.
1. Masa Yunani
Yunani terletak di Asia Kecil.Pada abad ke-6 SM,
bermunculan para pemikir yang kepercayaannya bersifat rasional menimbulkan pergeseran.Tuhan
tidak lagi berpisah dengan manusia, melainkan justru menyatu dengan kehidupan
manusia.System kepercayaan yang natural religious berubah menjadi system
cultural religious.
Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah Thales yang
berhasil mengembangkan geometri dan matematika; Liokippos dan Democritos
mengembangkan teori meteri ;Hipokrates mengembangkan ilmu kedokteran,Euclid
mengembangkan geometri deduktif; Socrates mengembangkan teori tentang moral;
Plato mengembangkan tentang ide; Aristoteles mengembangkan teori yang
menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis bintang.
Suatu keberhasialan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan system
pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dikenal.
2. Masa Abad Pertengahan
Masa
ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa.Pemikiran filsafat abad pertengahan
didominasi oleh agama.Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma
agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.
Dikalangan para ahli pikir Islam (periode
filsafat Skolastik Islam) muncul : Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina,Al-Ghazali,
Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung
tahun 850-1200.Pada masa ini kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan
berkembang pesat.
Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam
sejarah filsafat disebut masa peralihan (masa transisi).Yaitu munculnya Renainsance
dan Humanisme, yang berlangsung pada abad 15-16.
3.
Masa Abad Modern
Pada masa abad
modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada tempat yang
sentral dalam pandangan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris,
yaitu pemikiran filsafatnya mendasar pada akal pikir dan pengalaman.
Pada abad
ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan,
dimana pemikiran filsafat diisi dengan upaya manusia, bagaimana cara/saran apa
yang dipakai untuk mencari kebenaran dan kenyataan. Tokoh-tokoh antara lain
George Berkeley(1685-1753), David Hume (1711-1776), Rousseau (1722-1778).
Abad
ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah.Pemikiran filsafat pada
saat itu telah mampu membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bangsa dengan
pengertian dan caranya sendiri. Tokoh-tokohnya adalah : Hegel, Karl Marx, August
Comte, JS.Mill, John dewey.
Akhirnya, dengan munculnya pemikiran filsafat yang
bermacam-macam ini, berakibat tidak terdapat lagi pemikiran filsafat yang
mendominasi.Giliran selanjutnya, lahirlah filsafat Kontemporer atau filsafat dewasa
ini.
4.
Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad ke-20)
Filsafat
dewasa ini atau filsafat Abad ke-20 juga disebut filsafat Kontemporer.Ciri khas
pemikiran filsafat ini adalah desentralisasi manusia karena pemikiran abad
ke-20 ini memberikan perhatian yang khusus kepada bidang bahasa dan etika
sosial.
Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok
masalah, yaitu arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan.Bidang etika
social memuat pokok-pokok masalah apakah yang hendak kita perbuat di dalam
masyarakat dewasa ini.
Kemudian,pada paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran
kefilsafatan, seperti Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika
Ilmu, Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-positivisme.
Aliran-aliran diatas sampai sekarang tinggal sedikit yang masih bertahan.
Sementara itu, pada awal belahan akhir abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan
yang lebih dapat memberikan corak pemikiran dewasa ini, seperti Filsafat
Analitik, Filsafat Eksistensi, Strukturalisme, Kritika Sosial.
C.
Bangsa
Yunani Dan Tokoh-Tokoh Filsafat
1. Keadaan dan Sifat-Sifat Yunani
a.
Dari Segi Geografis
Wilayah
kekuasaan bangsa Yunani luas sekali, yakni meliputi negri Yunani yang berada
didaratan Eropa dan daerah perantauan di Asia Kecil (Asia Minor) sampai kepulau
sisilia serta Itali Selatan, bahkan Kyrene dan daratan Afrika. Banyak bangsa
Yunani merantau ketanah asing karena negerinya sendiri tanahnya tidak begitu
subur, tanahnya tanah pegunungan,sepanjang daratan dilalui oleh bukit
barisan,sehingga tanah yang dapat diolah sangat kurang sekali. Perpindahan
bangsa Yunani dari tanah kalahirannya ke negeri asingterutama disebabkan dua
faktor berikut:
1) Faktor
ekonomi : Karena tanahnya / daratan Yunani tanahnya terdiri dari tanah
pegunungan dan termasuk tanah yang tandus.
2) Faktor
politik : Karena daratan Yunani sering sekali mendapat serbuan dari suku Doria
dan memakan waktu yang cukup lama yakni kurang lebih 100 Tahun terjadi antara
1100-1000 SM.
Didaerah
yang baru mereka duduki (daratan pantai Asia Minor) mereka hidup makmur dari
hasil perniagaan dan pelayaran.
b. Dari Segi Politik Sosial
Bangsa
Yunani pada umumnya menadari bahwa mereka berbeda dari bangsa-bangsa lain
(bangsa asing).[4]
Perbedaan tersebut yang paling menonjol adalah kebebasan /kemerdekaan rakyatnya
dalam mengemukakan pendapat. Orang Yunani hidup dalam Polis, yaitu suatu negara
kecil atau suatu negara yang didiami oleh sejumlah penduduk antara 5000-20.000
warga negara atau lebih.
Suatu
negara Polis walaupun pada dasarnya mempunyai ciri-ciri khas yang mungkin
membedakan satu sama lainnya ciri-ciri tersebut antara lain :
1)Suatu polis mempunyai
otonomi yang diatur berdasarkan hukum sendiri.
2)Suatu polis tidak
menggantungkan dirinya dalam bidang ekonomi pada negara lain (swasembada).
3) Pemerintahan
polis memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada rakyatnya dalam berpolitik,
semua warga negara berhak mengemukakan pendapatnya dan berhak mengambil bagian
dalam bidang umum. Dan merupakan keistimewaan dari bangsa Yunani dengan polis
ini ialah bagaimanapun bentuk pemerintahan dan siapapun yang memerintahnya,
penguasa tersebut harus tunduk dan tergantung pada hukum, tidak bisa bertindak
semaunya.
Iklim yang demikian ini memberikan
dorongan kepada warga negaranya untuk mengembangkan bakatnya dan sangat
menguntungkan bagi perkembangkan suatu sikap ilmiah yang pada akhirnya menuju
ke pemikiran filsafat.
c. Dari Segi Kultural
Bangsa
Yunani dalam hal kebudayaan terkenal sebagai suatu bangsa yang mempunyai
peradaban / kebudayaan yang mengagumkan, demikian pula dalam karya-karya seni
yang dihasilkan mereka tampak suatu rasionalitas yang luar biasa.
Ciptaan-ciptaan artistik Yunani memperlihatkan suatu suasana rasional yang
ditandai pula oleh keseimbangan dan keselarasan yang tidak ada tolak
bandingnyadalam sejarah kesenian dan karya-karya mereka sangat sempurna.
Demikaian pula dalam struktur bahasa Yunani pun nampak pula memperlihatkan
suatu rasionalitas tertentu yang sangat mengagumkan untuk mengekspresikan
pikiran-pikiran dengan seksama dan jelas bahkan sangat cocok untuk
mengungkapkan pikiran-pikiran abstrak.
Dari ini semua jelas memberikan gambaran
bahwa dalam segala bidang bangsa Yunani mempunyai corak tertentu dan istimewa
dan memjurus kearah rasionalitas yang pada akhirnya menghidupkan pertumbuhan
dan perkembangan pemikiran filsafat.
Pada umumnya pendapat mengatakan bahwa
lahirnya perkembangan dalam pikiran Yunani Kuno dimulai sejak _+ 6 abad sebelum
masehi. Dan sejarah filsafat terbagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :
1)
Abad Yunani Kuno (_+
6abad sebelum masehi sampai _+ 4 abad sesudah masehi).
2)
Abad pertengahan (abad
_+4 sampai abad ke 12).
3)
Abad kebangkitan (abad
ke 12 sampai akhir abad ke 15).
4)
Abad baru (abad ke 16
sampai abad 19).
5)
Abad terakhir (abad
akhir 19 sampai sekarang).[5]
2.
Tokoh-tokoh
filsafat Yunani Kuno
Periode Yunani
Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam.Dikatakan demikian, karena pada
periode ini ditandai dengan munculnya para akhli alam, dimana arah dan
perhatian pemikirannya kepada yang diamati di sekitarnya.Mereka membuat
pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan
akal pikir) dan tidak berdasarkan mitos.Mereka mencari asa yang pertama dari
alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada dibelakang
segala sesuatu yang serba berubah.
a.
Filsafat Pra Sokrates
(Kosmologi)
1) Thales
pada abad ke-7 (625-545 SM)[6]
Dalam tiap-tiap masyarakat sebenarnya selalu ada yang disebut
filsafat, akan tetapi tidak semua pemahaman orang tentang alam ditulis dalam
buku dengan cara sistematis seperti yang dikerjakan oleh orang Greek pada 25
abad yang lalu. Kita membaca kesustraan dan menyaksikan bekas peradapan yang
mereka tinggalkan maka kita akan mengagumi betapa semua itu mereka kerjakan
pada zaman yang telah jauh begitu silam dari kita, orang menyatakan
kekagumannya dengan menyatakan bahwa itu adalah mukjizat yang mereka buat,
mukjizat bangsa Greek; “The Greek Miracles”.
Dari apa alam itu terbuat ? inilah pertanyaan filsafat pertama yang
timbul dalam pikiran Thales dalam usahanya memahami alam raya yang kita diami.
Dia mengajarkan, bahwa dari air segala sesuatu dibuat. Dia bukan seorang
materialistis karena dia menambahkan bahwa dalam segala sesuatu terdapat pula Tuhan,Panta
Pleretheon. Segala sesuatu berisi Tuhan, demikian Thales menambah satu sendi
lagi dalam ajarannya. Bagi Thales, Tuhan adalah bukan Zat yang mencipta ia
adalah serupa roh abadi bagi segala isi alam seperti kesatuan jiwa dengan badan
jasmaniah kita.
2) Anaximander (611-547 SM) :Apeiron
Anaximander adalah murid Thales dan warga negeri
Thales, hidup sekitar tahun 611-547 SM.[7]
Pendapat Anaximander tak sepaham dengan Thales menurutnya tidak mungkin segala
sesuatu dari air, akan tetapi dari bahan lain. Dia menolak menegaskan dari
bahan apa segala sesuatu terjadi. Dia hanya menyatakan bahwa segala
sesuatuterjadi dari satu bahan yang tidak dapat ditentukan, yaitu Aperion. Dalam arti harfiyahnya,menurutJohn
Burnet, seorang ahli sejarah filsafat Yunani dari inggris yang kenamaanya,
Aperion adalah “Sesuatu tidak terbatas
darimana segala sesuatu terjadi dan kepada siapa mereka kembali lagi”.Lantas
apa Aperion ? Tidak jelas apa Aperion bagi kita, barang kali Anaximaderpun
adalah seorang yang tidak suka mengakui kebodohannya. Dia menciptakan satu kata, tapi ia tidak menjelaskan
barang apa yang diberi nama.
3)
Anaximenes (85-525
SM)[8]
Orang ketiga dalam Trimurti dari madrasah filsafat Miletos ialah
Anaximenes, hidup tatkala ionia telah jatuh dalam kekuasaan Persia, yaitu tahun
494 SM. Aperion dalam filsafat Anaximander adalah sesuatu yang tidak jelas
dalam pengertian kita. Sebaliknya Anaximenes menunjukkan kepada sesuatu yang
jelas dalam pengertian, namun tidak terbatas ujung dan pangkalnya dalam
kenyataan yaitu udara, sebagai bahan pokok darimana alam dibuat. Menurut dia,
ruh adalah udara,api juga udara-udara dalam keadaan memuai, jika
dipadatkan,maka udara mula-mula menjadi air, kemudian dipadatkan lagi menjadi
tanah, dan akhirnya menjadi batu.
4)
Xenophanes
pada abad ke-6 (560-478 SM) : lebih mengarah p
“Kritik terhadap sekularisme agama”.
5)
Pythagoras
(580-500 SM) : lebih mengarah pada “Angka”.
Menurut
banyak orang filsafat adalah sesuatu yang tidak jelas, bagaikan mencari topi
hitam di tempat yang gelap yang tidak ada.Kesan demikian timbul sejak dahulu
kala sehingga ada seorang filsuf yang menulis dengan judul “tentang hal yang
tidak jelas”, yaitu Herakleitos.Dia menulis tulisannya sebagai seorang yang
bukan dari bumi, dengan style kata-kata malaikat.
7)
Parmenides pada abad
ke-5 (540-473 SM) : Segalanya Tetap = Dengan alasan bahwa ia memperoleh
kebenaran dari tuhan dapat kau katakana bahwa kebenaran adalah satu, namun
berbeda-beda cara mengatakannya.
8)
Empedokles (490-430 SM)
: ia lebih beranggapan bahwa alam ini terbuat hanya dari empat elemen ; Tanah, Udara,Api dan Air. Masing-masing
elemen adalah abadi, akan tetapi mereka dapat bercampur dalam campuran yang
berbeda-beda dan membentuk segala benda yang ada dalam dunia
9) Anaxagoras
(500-428 SM) :Ia menyatakan juga adanya Akal
(Nous) dalam semua makhluk hidup.
10) Akhir
masa Pra Socrates : Demokritos (460-370 SM) dan Leukippos (_+ 540 SM).
Aristoteles adalah seorang ilmuwan dan filsuf terbesar di
dunia kuno.Dia bergerak di antara tiga klaim animis secara berbeda. Ketiga hal tersebut adalah ;
a) Segala sesuatu hidup (batuan, binatang, dan air)
b) Segala yang hidup terkait hokum sebab akibat.
c) Kosmos sebagai keseluruhan adalah hidup.
D.
Filsafat
Yunani
Klasik
1. Sokrates (470-399 SM)
Sokrates lahir di Ethena pada tahun 470-399 SM. Ayahnya seorang pembuat
patung dan ibunya seorang bidan.Meskipun pada mulanya Skorates mengikuti jejak
ayahnya sebagai pembuat patung, namun kemudian jalan pikirannya berubah arah
dari pembentuk batu jadi patung menjadi pembentuk watak manusia. Masa hidupnya
hamper sejalan dengan perkembangan sofiesme di Athena. Pada hari tuanya
Sokretes melihat kota tempat kelahirannya mengalami kemunduran, setelah mencapai
puncaknya gilang gemilang.
Sokrates bergaul dengan semua orang,tua
dan muda, kaya dan miskin. Sokrates mempunyai corak pemikiran filsafat
tersendiri, meskipun tidak pernah dituliskannya, namun ia lakukan dalam bentuk
tindakan, perbuatan, dan gaya hidup. Para sahabatnya menilai Sokrates seorang
yang adil dan tidak pernah melakukan zalim.Ia sangat pandai mengendalikan
dirinya, sehingga tidak pernah memuaskan hawa nafsu dirinya dengan merugikan
kepentingan orang lain. Dengan kecerdasannya, sehingga ia tidak khilaf dalam
menimbang baik dan buruk.[11]
Metode yang digunakan Sokrates biasanya
biasanya disebut dialektika,dari kata kerja Yunani “dialegesthai” yang berarti
bercakap-cakap atau berdialog. Metode Sokrates diakatakan dialektika, karena
dialog mempunyai peranan penting didalamnya.Aristoteles memberikan catatan
mengenai dialegtika Sokrates berupa dua penemuan yang berkenaan dengan dasar
ilmu pengetahuan, yaitu penemuan induksi dan penemuan definisi. Penemuan
induksi adalah membandingkan secara kritis, sedangkan penemuan definisi adalah
pembentukan pengertian yang berlaku
universal.
Di antara murid-murid Sokrates, ada tiga
orang yang mengaku meneruskan pelajarannya, yaitu Euklides, Anthisthenes, dan
Aristippos.[12]
2. Plato (427-347 SM)
Plato
dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM dan meninggal disana pada tahun 347 SM
dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristrokrasi yang turun temurun
memegang peranan penting dalam politik Anthena. Sejak muda, ia bercita-cita
ingin menjadi pejabat Negara. Akan tetapi perkembangan politik pada masanya
tidak memberi kesempatan kepadanya untuk mengikuti jalan hidup yang
diinginkannya.
Plato mempunyai kedudukan istimewa sebagai
seorang filosof.Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filsafat.
Pandangan yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya
bahasa yang indah. Hal yang terpenting juga untuk diketahui dari filsafat Plato
adalah pemikiran dia tentang Negara.Menurutnya, dalam tiap-tiap Negara, segala
golongan dan semua orang dalah semata-mata untuk kesejahteraan
semuanya.Kesejahteraan itulah yang menjadi tujuan sebenarnya.
Gagasan Plato tentang alam idea telah
membuka filsafat berikutnya tentang etika Plato.Etika Plato bersifat rasional
dan mencerminkan intelektualitas yang tinggi.Dasar ajarannya ialah mencapai
budi baik.Budi ialah tahu, orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi
baik.Oleh sebab itu, sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
3.Aristoteles
(384-322 SM)
Aristoteles
adalah pemikir yang terbesar di zaman purbakala, dilahirkan dikota
Stagira,Yunani Utara dalam tahun 384 S.M. ia putra seorang dokter yang kaya.
Aristoteles adalah seorang murid Plato yang terpandai di Athena.Pada tahun 322
SM Aristoteles meninggal. Sesudah wafatnya ia meninggalkan buku-buku filsafat
seperti ,Organun, Methaphysica, Physica,
Perihal Langit, Sejarah Hewan, perihal Bintang-Bintang, De Anima, Ethica
Nichromachea, Rhetorica, politic dan Poetic. Pada hakekatnya, tidak sebuah
juapun buku-buku yang tersebut di atas itu yang di tulis oleh aristoteles, akan
tetapi di tulis setelah wafatnya oleh murid-muridnya dari kuliah-kuliah yang diberikannya.
4. Filsafat Partistik Abad Pertengahan Eropa
Istilah Partistik
berasal dari bahasa Latin, Peter, yang berarti bapak. Adapun yang dimaksud bapak disini adalah para pemimpin gereja. Biasanya, para pemimpin gereja dipilih dari golongan atas
atau para ahli pikir.
Ciri-ciri pemikiran filsafat
barat abad pertengahan:
a.
Cara
berfilsafatnya dipimpin oleh gereja;
b.
Berfilsafat
didalam lingkungan ajaran Aristoteles;
c.
Berfilsafat
dengan pertolongan Augustinus dll; [13]
Perbedaan
ahli pikir dalam menghadapi masalah perlu tidaknya filsafat Yunani digunakan
oleh para pemimpin gereja untuk ikut mewarnai peraturan-peraturan atau
kebijaksanaan yang mereka keluarkan,memunculkan dua pendapat berbeda,yaitu :
Pertama,segolongan orang menolak filsafat Yunani
dengan alasan bahwa mereka sudah mempunyai sumber kebenaran,yaitu firman Tuhan,
dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain, seperti
filsafat Yunani.
Kedua,segolongan orang yang menerima filsafat Yunani
sebagai kebijaksanaan yang dapat di ambil. Alasan mereka ialah bahwa walaupun
telah ada sumber kebenaran,yaitu firman Tuhan, tidak ada jeleknya menggunakan
filsafat Yunani, dengan hanya mengambil metodenya saja (tata cara berfikir).
Orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan
bahwa merekalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
Kemudian, mencul upaya-upaya untuk membela agama
Kristen yaitu para apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela
iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman kristen tersebut
adalah :
1)
Justinus Martir
Bagi
Jastinus, agama kristen bukan agama baru, karena Kristen lebih tua dari
filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.
Padahal Musa hidup sebelum Socrates dan Plato.Socrates dan Plato sendiri
sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa.Selanjutnya,
dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi.Pandangan ini
didasarkan bahwa kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini
orang Yunani kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari
logosnya,yaitu pencerahan, sehingga orang Yunani dapat dikatakan menyimpang
dengan ajaran murni. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan
filsafat Yunani.(Ahmad Tafsir,2006 :80 dan Ahmad Syadali,2004 :154).
2) Clemen
(150-215 M)
Menurut
Clemen,Tuhan itu diluar kategori ruang dan waktu. Jadi Tuhan itu transenden.
3)
Origen (185-254
M)
Menurut
Origen, alam semesta ini abadi. Menurut injil, alam semesta ini diciptakan dan
akan hancur.
4) Tertullianus (160-230 M)
Menurut
Tertulianus, bahwa wahyu Tuhan sudah cukup, dan tidak ada hubungan antara
teologi dan filsafat,tidak ada hubungan Yerusalam dan Yunani,tidak ada hubungan
gereja dengan akademik, tidak ada hubungan antara kresten dengan penemuan baru.
Menurutnya Tuhan adalah pemegang kekuasaan dan
peraturan.
5) Agustinus (354-430 M)
Dia sependapat dengan Plotinus yang menyatakan bahwa Tuhan itu diatas
segala jenis (categories).Sifat Tuhan
yang paling penting ialah kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak terbatas, maha
tahu, maha sempurna, dan tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno,tetapi Tuhan adalah suatu kebenaran yang
abadi.
5.
Filsafat Modern
Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai.Secara
historis, zaman modern dimulai sejak adanya kritis zaman pertengahan selama dua
abad (abad ke-14-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Rennainsance.[14]
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era
filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran : Rasionalisme,
Empirisme, Kritissisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme,
Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme,
dan Neo-Thomisme.
a.
Rasionalisme
Setelah
pemikiran Rennainsance sampai pada penyempurnaannya,yaitu telah tercapainya
kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaman mengenai sumber pengetahuan
yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal dan pengalaman.
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang
disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descrates yang mendirikan aliran
rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah
akal. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan
diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik),yang pernah diterima,tetapi
ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi.
b.
Empirisme
Sebagai tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume.
Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan
orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap
tidak berguna lagi bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang
bermanfaat, pasti, dan benar hanya diperoleh lewat indra (empiri), dan
empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama
empirisme.
c.
Kritisisme
Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman baru dimana seorang ahli
pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan
empirisme. Zaman baru ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung). Zaman
pencerahan ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan yang belum dewasa
(dalam pemikiran filsafatnya).
Di Jerman pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme semakin
berlanjut. Masing-masing merebutkan otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa
yang sebenarnya dikatakan sebagai sumber pengetahuan? Apakah pengetahuan yang
benar itu lewat rasio atau empiris?
Seorang ahli pikir Jerman Immanuel Kant (1724-1804) mencoba
menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya kant mengikuti rasionalisme,
tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme. Akhirnya, Kant mengakui peranan
akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Jadi, metode
berpikirnya disebut metode kritis.
d.
Idealism
Pelopor Idealisme : J.G.Fichte (1762-1814), F.W.J
Scheling(1775-1854), G.W.F.Hegel(1770-1831),Schopenhauer(1788-1860). Apa yang
dirintis oleh Kant mencapai puncak perkembangannya pada Hegel. Hegel lahir di Stuttgart,Jerman.
Pengaruhnya begitu besar sampai luar Jerman.
Setelah ia mempelajari pemikiran Kant, ia tidak merasa puas tentang
ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Menurut pendapatnya, segala
peristiwa diduniai ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu
jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis mengandung
penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang
menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan), kemudian timbul sintetis yang
merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antithesis dan seterusnya.
Inilah yang disebut dialektika. Proses dialektika inilah yang menjelaskan
segala peristiwa.
e.
Positivisme
Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak
pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang positif,
sehingga metafisika ditolaknya. Maksud positif, adalah segala gejala dan segala
yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif. Jadi,
setelah fakta diperolehnya, fakta-fakta tersebut kita atur dapat memberikan
semacam asumsi (proyeksi) ke masa depan.
Beberapa tokoh : August Comte (1798-1857), John S.Mill (1806-1873),
Herbert Spencer (1820-1903).
f.
Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh
sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia mendominasi
pemikiran filsafat abad ke-19. Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya
tentang perkembangan tentang segala sesuatu termasuk manusia yang di atur oleh
hukum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest dan struggle for
life.
g.
Materialisme
Munculnya Positivisme dan Evolusionisme menambah terbukanya pintu
pengingkaran terhadap aspek kerohanian. Julien de Lamettrie (1709-1751)
mengemukakan pemikiranya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena
semuanya dianggap mesin. Buktinya ,bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup
(bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan (badan) tidak mungkin ada. Jantung katak
yang dikeluarkan dari tubuh katak masih berdenyut (hidup) walau beberapa saat
saja.[15]
Seorang tokoh lagi (materialisme alam) adalah Ludwig Feueurbach
(1804-1872) sebagai pengikut Hegel, mengemukakan pendapatnya, bahwa baik
pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya terimalah dunia yang ada,
bila menolak agama /metafisika.
Dari materealisme Historis/ dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883),
menurut pendapatnya, tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia,
tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusai itu ternyata ditentukan oleh keadaan
ekonomi. Dari segala akhir tindakannya :ilmu, seni, agama, kesusilaan,hukum,
politik semua itu hanyalah endapan dari keadaan itu, sedangkan keadaan itu
sendiri ditentukan benar-benar dalam sejarah.
h.
Neo-Kantianisme
Setelah Materialisme pengaruhnya merajalele, para murid Kant
mengadakan gerakan lagi. Banyak filosof Jerman yang tidak puas terhadap
Materialisme, Positivisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat
kritis, yang bebas dari spekulasi Idealisme dan bebas dari dogmatis Positivisme
dan meterialisme. Gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain
Wilhelm Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924),
Heinrich Reickhart (1863-1939).
i.
Pragmatisme
Pragmantisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokoh pragmantisme adalah William
James (1842-1910)
j.
Filsafat
Hidup
Filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisasi semakin pesat. Hal
ini mempengaruhi pola pikir manusia. Peranan akal pikir hanya digunakan untuk
menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau
manusia dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan
bakerja sesuai dengan hukum-hukumnya. Tokohnya adalah Henry Bergson
(1859-1941).
k.
Fenomenologi
Yang lebih penting dalam filsafat fenomologi sebagai sumber
berfikir yang kritis.Tokohnya : Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max
Scheler (1874-1928).
l.
Eksistensialisme
Eksestensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai
gejala dengan berdasar pada eksistensinya.Artinya bagaimana manusia berada
dalam dunia. Pelopornya
adalah Soren Kierkegaard, Heidegger,J.P.Sartre, Karl jaspers, Gabriel Marcel.
m. Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja Katolik banyak
penganut paham Thoisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham Thomas Aquinas.Pada
mulanya dikalangan gereja terdapat semacam keharusan untuk mempelajari ajaran
tersebut.Kemudian, akhirnya menjadi paham Thomisme, yaitu pertama, paham
yang menganggap bahwa ajaran Thomassudah sempurna.Kedua, paham yang
menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat
hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas.Ketiga, paham yang menganggap
bahwa ajaran Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa
ajarannya betul-betul sempurna.
6. Filsafat Dewasa Ini
Sekarang ini terdapat dua aliran pemikiran
filsafat yang mempunyai pengaruh besar, tetapi aliran-aliran ini belum dapat
dikatakan sebagai aliran yang membuat sejarah.Hal ini terjadi karena
aliran-aliran ini masih dianggap baru. Kedua aliran tersebut adalah :
a.
Filsafat Analitis
Tokohnya
adalah Ludwig Josef Wittgenstein (1889-1951).Filsafat yang dikemukakan membahas
tentang alanisis bahasa dan analisis konsep-konsep.[16]
b.
Strukturalisme
Tokohnya
adalah J.Lacan.Filsafat dewasa ini juga disebut Filsafat Barat Abad ke-20.Ciri
perkembangan filsafat ini adalah desentralisasi manusia. Desentralisasi manusia
adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita sehingga
pemikiran filsafat sekarang ini disebut logosentris,[17]
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi Asmoro, Filsafat
Umum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2007
Adib Mohammad, Filsafat Ilmu ,Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan,Cet.I , Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2010
Katt soff Louis O,
Penghantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta,2004
Mohammad Hatta, Alam
Pikiran Yunani, Tintamas Indonesia,Jakarta,1980.
Suhar, Filsafat Umum, Konsepsi,Sejarah, dan Aliran, Gaung Persada Press,
Jakarta,2009
Tafsir Ahmad, Filsafat
Ilmu (mengurai ontology, epistemology, dan aksiologi pengetahuan). Remaja
Rosdakarya, Bandung,2010
[2] J.W.M.Bakker Sy, Sejaan Filsafat Dalam Islam, Yayasan Kanisius, Yogyakata, 1978,
hal.7
[3] Bakry, Op Cit, hal.6
[4]K.Bertens,Sejarah Filsafat Yunani,Cet.XV,Kanisius, Yogyakarta,1999,hal.24
[5]Hamzah Abbas,Penghantar Filsafat Alam, Al-ikhlas,Surabaya,1980,hal.54.
[6]Hatta Mohammad,Alam Pikiran Yunani,Cet.VII,Tintamas,Jakarta,1963,hal.5-6
[7]Sudarsono,Ilmu Filsafa Suatu Pengantar, Cet.II, Rineka Cipta,Jakarta,2001,
hal.15
[9] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum,Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,
Cet.XIII,Remaja Rosdakarya, Bandung,2004, hal.49.
[10] Adib Mohammad, Filsafat Ilmu ,Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan,Cet.I , Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.hal.28
[11] Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, cet.I, Tintamas Indonesia,Jakarta,1980,hal.7
[13]
Epping,et. Al-Filsafat ENSIE ,Jemmars, Bandung,1983,hlm.126
[14]Rennainsance
(masa kembali) adalah istilah yang sering digunakan untuk menamakan
gelombang-gelombang kebudayaan dan pemikiran Eropa.
[15]
Poendjawijatna,op cit,
[16]Harry
Hamersma, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, (Yogyakarta:
Kanisius,1980),hlm.44
[17]Harry
Hamersma,Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta :Gramedia,1986).hlm.141
0 Response to "Resum Filsafat Umum"
Post a Comment