A. Filsafat Yunani
Kepercayaan
bangsa Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM menganut kepercayaan bahwa kebenaran
hanya bersumber pada dongeng-dongeng, bukan lewat akal pikir. Kemudian pada
abad ini muncul sejumlah pemikir yang mentang adanay mitos. Yang menginginkan
pertanyan tentang misteri alam semesta ini jawabannya dapat diterima oleh akalà Demitologi. Upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan pada suatu kebebasan berpikir ini menyebabkan banyak orang mencoba
membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni. Berikut
tiga Faktor yang menjadi ladasan Filsafat Yunani lahir :
1.
Bangsa Yunani yang kaya akan mitos,
mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Kemudian mitos tersebut disusun secara sistematis yang
untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional.
2.
Karya
sastra Yunani yang dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani, yang
banyak menjadi pedoman bagi orang-orang Yunani yang didalamnya mengandung
nilai-nilai edukatif.
3.
Pengaruh
ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylon (Mesir) di Lembah Sungai Nil.
Dengan adanya tiga faktor ini, kedudukan mitos digeser
oleh logos (akal), sehingga setelah
pergeseran tersebut filsafat lahir.
B. Tokoh-tokoh
Yunani Kuno
Periode
Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam, dikarenakan muculnya para
ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirnya kepada apa yang diamati
di sekitarnya.
Para pemikir filsafat Yunani yang
pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di
pesisir Asia Kacil.
1.
Thales (625-545 SM).
Nama Thales muncul atas penuturan
sejarawan Herodotus pada abad ke-5 SM. Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosophy, juga menjadi
penasihat teknis ke-12 kota Ionia. Salah
satu jasa besarnya adalah meramalkan gerhana Matahari pada tahun 585 SM. Thales
mengatakan bahwa komposisi alam semesta ini berasal dari air sebagai materim kosmis. Dalam sejarah matematika, Thales
dianggap sebagai pelopor geometri abstrakyang didasarkan kepada petunjuk
pengukur banjir.[1]
2.
Anaximandros (640-546 SM).
Orang pertama yang mengarang suatu
traktat dalam kesusastraan Yunani. Berjasa dalam bidang astronomi, geografi.
Orang pertama yang membuatn Peta Bumi. Menurut Anaximandros, alam ini unsur
yang udara. Pendapatnya, Bumi
ini berbentuk silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari pada tingginya.
3.
Pythagoras
( +572 – 497 SM)
Lahir
di pulau Samos, Ionia. Menurut Aristoxenos, murid dari Aristoteles, Pythagoras
pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintah
Polykrates yang bersifat tirani. Substansi dari semua benda adalah bilangan,
dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Setiap tentang bilangan dasar dri 1 sampai
10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala
sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Alam semesta merupakan
satu kesatuan yangt teratur dan harmonis seperti music. Keharmonisan akan
tercapai dengan nmenggabungkan hal-hal yang berlawanan ;Terbatas – tak terbatas.
Ganjil – genap. Satu – banyak. Laki-laki – perempuan.
Kearifan
hanya dimiliki oleh Tuhan, makanya ia tidak mau disebut sabagai orang arif
seperti Thales, akan tetpi menyebut dirinya senagai philosophos, pencipta kearifan.
4. Xenophanes (570 - ? SM).
Lahir do Xolophon, Asia Kecil. Umur 25 tahun mengembara ke Yunani. Membantah adanya
antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan di gambarkan sebagai manusia. Membantah
bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.
5.
Heraclitos
(535 – 475 SM).
Lahir
di Ephesus, kota perantauan di Asia kecil, kawan dari Pythagoras dan
Xenophanes. Pemikiran filsafatnya yang terkenal adalah filsafat menjadi.
Ucapannya yang terkenal adalah segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai
dan tidak satu orang pun yang dapat masuk ke sungai yang sama dua kali.
Pengathuan yang sejati adalah pengatahuan yang selalu berubah-ubah. Realitas
merupaka sesuatu yang khusus, jumlahnya banyak san bersifat dinamis. Setiap
benda terdiri dari hal-hal yang sifatnya berlawanan atau bertentangan. Yang satu adalah banyak, dan yang banyak
adalah satu. Asas yang pertama dari alam semesta ini adalah api.[2]
6.
Parmenides
(540 – 475 SM).
Lahir
di kota Elea, kota perntauan Yunani di Italia Selatan. Orang pertama yang
memikirkan hakekat tentang ada (being). Realitas adalah gerak dan perubahan
Mengenai Hakikat yang Ada (being).
Yang
ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada. Yang tidak ada
tidak mungkin menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada. Sehingga yang tidak
ada tidak dapat dipikirkan, dan yang dapat dipikirkan hanya yang ada saja. Yang
ada itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada
akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Tidak
ada kekuatan yang dapat menandingi yang ada, yang tidak dapat lagi ditambah dan
tidak dapat pula dikurangi. Dalam hal ini, Parmenides menganggap yang ada itu
adalah Tuhan yang Maha Sempurna.
7.
Zeno
( + 490 – 430 SM).
Lahir
di Elea, murid dari Parmenides. Menurut Aristoteles, Zeno merupakan orang yang
menemukan dialektika (Hipotesis). Contoh Hipotesis yang digunakan oleh Zeno
dalam mengemukakan hipotesis terhadap lawan gerak ; Achiles si jago lari
termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura. Karena
kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus
melewati atau mencapai titik dimana kura-kura berada saat ia berangkat. Setelah
Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi, dan
seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang, tetapi
tidak pernah habis.
Argumentasi Zeno selama 20 Adab
tidak terpecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertuan limit
dari seri tak terhingga.
8.
Empedocles
(490 – 435 SM).
Lahir di Akragos, pulau Sicilia.
Alam semesta ini di dalamnya tidak ada yang di lahirkan secara baru, dan tidak
ada yang hilang. Realitas teusunoleh empat unsur, yaitu Api, Udara, Tanah dan
Air, kemudian digabungkan. Dari penggabungan itu menghasilkan suatu benda
dengan kekuatan yang sama, tidak berubah, walaupun dari komposisi yang berbeda.
Ada dua unsur yang mengatur alam semesta ni, yaiu Cinta dan Benci. Cinta
mengatur ke arah penggabungan, sedangkan Banci mengatur ke arah perceraian. Dari semua hal yang dikemukakan oleh Empedocles, ia juga
mengemukakan teori pengenalan bahwa yang sama mengenal yang sama.
9.
Anaxagoras
( +499 – 420 SM).
Lahir di kota Klazomenai, Ionia,
yang kemudian menetap di Athena selama 30 tahun.Pemikirannya, realitas bukanlah
satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi lagi, yaitu
atom.
10.
Democritos
(460 – 370 SM).
Lahir
di Kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Realitas bukalah satu, tetapi
terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur tersebut yaitu
atom. Karena atom memiliki tiga hal yaitu, bentuk, urutan dan posisinya, maka
atom-atom tersebut tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak
berkualitas. Menurut Democritos, realitas itu ada dua, yaitu atom
itu sendiri dan ruang kosong tempat atom bergerak.
C. Tokoh-tokoh Yunani Klasik
Pada masa Yunani Klasik ini,
filsafat berkembang sangat pesat dengan ditandai semakin besar minat orang
terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode Yunani Klasik ini adalah kaum
Sofisme. Kaum Sofis dengan Socrates memiliki hubungan yang sangat erat sekali.
Sehingga menurut Aristoteles, Socrates termasuk kaum Sofis. Yang membedakannya
hanya terletak pada pemikiran Socrates yang merupakan suatu kritik dan reaksi
terhadap pemikiran kaum Sofis.[3]
1.
Socrates
(Filosofis)(469-399).
Anak dari seorang pemahat
Sophroniscos, dan Ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaanya seorang bidan
(keluara kaya). Socrates mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai objek
pemikiran filsafatnya. Socrates dituduh memberikan ajaran barunya, merusak
moral para pemuda, dan menentang kepercayaan Negara. Socrates dihukum mati
dengan meminum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Berdialog
dengan muridnya merupakan cara Socrates dalam mengajar muridnya. Pengatahuan
sejati menurut Socrates adalah suatu unsur yang menghilangkan unsur yang
berbeda, sehingga tinggal unsur yang sama yang bersifat umum. Seseorang yang memiliki pengetahuan sejati telah memiliki
kesempurnaan sebagai manusia.
2.
Plato
(Idealis ) (427-347 SM).
Plato merupakan pengikut Socrates
yang paling taat diantara para pengiktnya. Lahir di Athena, dengan nama asli
Aristocles. Pada usia 40 tahun, Plato berguru pada Pyrhagoras, dan sepulangnya
itu Plato mendirikan sekolah Akademia yang diberi nama “Akademia”, karena
kedekatannya dengan kuil Akademos seorang pahlawan Athena. Titik tolak
pemikiran filsafatnya ; ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama : mana yang
benar yang berubah-ubah (Heraclitos) atau yang tetap (Parmenides).[4]
3.
Aristoteles
(384-322 SM).
Lahir di Stageria, Yunani Utara
pada tahun 384 S, Ayahnya seorang dokter pribadi di Raja Macedonia Amyntas.Pada
usia 17 tahun, Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato
selama kira-kira selama 20 tahun hingga Plato Meninggal. Di Akdemia,
Aristoteles mengajar logika dan retorika. Setelah Plato meninggal, Aristoteles
meninggalkan Athen bersama dengan rekan-rekannya, Karen ia tidak setuju dengan
pengganti Plato di Akademia tentang filsafat. Setelah tiba di Assos, ia dengan
rekannya mengajar di Assos. Disini Aristotele menikah dengan Pythias. Pada
tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Parsi, Rajanya (rekan
Aristoteles) dibunuh, kemudianAristoteles dengan kawannya melarikan diri ke
Mttilene di pulau Lesbos tidak jauh dari Assos. Tahun 342 SM Aristoteles
diundang raja Philippos dari Macedonia untuk mendidik anaknya Alexander,
kemudian Aristoteles mendirikan sekolah Lykeion. Karya-kaya Aristoteles
berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut :
Logika, filsafat alam, Psikologi,
Biologi, Metafisika (oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia), Etika, Poltik dan Ekonomi,
Retorika dan Poetika.
Menurut Aristoteles, pengatahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara.
a. Yang
pertama dengan cara induksi, suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal
yang khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum.
b. Yang
kedua deduksi, yaitu proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang
keduanya tidak diragukan lagi untuk mencapai kesipulan sebagai kebenaran yang
ketiga.
Mengenai realitas atau yang ada,
Aristoteles tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa
realitas itu ada pada dunia ide. Menurut
Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret. Realitas
terdapat pada yang khusus dan individual.
4.
Filsafat
Hellenisme.
Pokok permasalah filsafat
dipusatkan pada cara hisup manusia sehingga orang yang dikataka bijaksana
adalah orang yang engatur hidupnya menurut budinya. Filsafat Hellenisme ini
dimulai pada pemerintahan Alexander Agung (356 - 23 SM) atau Iskandar
Zulkarnain Raja Macedoni. Pada
zaman ini terjadi pergeseran filsafat, dari filsafatteoritis menjadi filsafat
praktis.
a.
Epicurisme.
Sebagai tokohnya Epicurus (31 – 271
SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan diAthena. Pokok ajarannya adalah
bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Agar manusia dalam hidupnya
bahagia, terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa. Menurut kenyataan,
banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia karena mengalam ketakutan. Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut
ini :
Pertama : Agar manusia tekut terhadap kemarahan dewa.
Kedua
: Agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak
beralasan apabila manusia takut terhadao kematian karena keamatian itu
merupakan akhir suatu kehidupan dan setelah manusia hidup, tidakada kehidupan
lagi.
Ketiga :
Agar manusia tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia tidak ditentukan oleh dewa-dewa, melainkan ditentukan
oleh atom-atom.
b.
Stoaisme.
Sebagai tokohnya Zano (366 – 264
SM). Yang berasal dari Citium, Cyprus.Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia
dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk
mebncapai kebahagiaan itu, manusia harus harmoni terhadap alam, harmoni
terhadap dirinya sendiri. Apabila manusia terlah dapat harmoni mencapai harmoni
dengan dirinya sendiri, maka kebahagiaan bukan lagi sebagai tujuan hidup,
tetapi dalam keadaan harmoni dengan dirinya sendiri. Itulahsesungguhnya manusia
dalam keadaan apathea, yaitu keadaan
tanpa rasa, atau keadaan manusia di mana dirinya dapay menguasai segala
perasaan.
c. Skeptisisme.
Tokohnya adalah Pyrrhe (360 – 270
SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia.
Manusia yang hidupnya tidak bahagia, akan sukar dalam mencapai kebijaksanaan.
Orang yang tidak pernah mengambil keputusan adalah orang yang tidak pernah
melakukan kesalahan. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu ragu-ragu.
d.
Neo-Platonisme.
Tokohnya adalah Plotinus dan
Ammonius Sacca. Plotinus (204 – 270 SM) lahir di Lykopolis, Mesir. Pemikiran
filsafatnya adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu.
Perpaduan antara filsafat Plato dengan diberi penekanan kepada upaya pencarian
pengalaman batiniah untuk menuju ke kesatuan Tuhan (yang Esa). Pemikirannya,
karena Tuhan merupakan isi dan titik tolak pemikirannya, tuhan dianggap sebagai
kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak. Demikian juga, manusia sebagai makhluk bukanlah sebagai
ciptaan Tuhan, tetapi pancaran uhan. Karena segala sesuatu itu timul dengan
sendirinya, tugas manusia adalaha kembali keasalnya yaitu Tuhan. Plotinus
mengharapkan agar manusia tidak menekankan keduniawian sehinggacepat dapat
mencapai keindahan dunia. Apabila manusia dapat memurnikan dirinya dengan
menjauhi duniawi, ausia nioscaya akan dapat bersatu dengan Tuhan. Karena zaman
Neo-Platonisme ini diwarnai oleh agama, zaman ini disebutnya sebagai zaman
mistik.
0 Response to "Resum Filsafat Yunani"
Post a Comment