BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Evaluasi dalam islam merupakan komponen terakhir
dalam sistem pendidikan, dalam hal ini Plato merupakan filosuf yang pertama
sekali mengemukakannya. Dalam pembahasan ini
nilai secara khusus diperdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada
aspek aksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat, sehingga
para filosof meletakkan nilai sebagai muara bagi epistimologi dan antologi
filsafat. Kata evaluasi menurut filosof adalah “idea of wort “. Selanjutnya kata evaluasi menjadi popular, bahkan
menjadi istilah yang yang ditemukan dalam dunia ekonomi. Dalam pendidikan islam
evaluasi terhadap objek apabila didasarkan pada tolak ukur Al-Qur’an dan
Al-Hadis sebagai pembandingnya. Yang menjadi permasalahan adalah pemahaman
tentang Al-Qur’an terdapat perbedaan-perbedaan pendapa. Untuk itu haruslah dirumuskan lebih dahulu pemahaman dan
penafsiran Al-Qur’an. Dalam evaluasi pendidikan.
Dalam proses
pendidikan islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan
memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan factor
pengembangan fitrah anak didik, dimana nilai-nilai agama dijadiakn landasan
kepribadian anak didikyang dibentuk melalui proses itu, maka idealitas islami
yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak akan dapat diketahui
oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi.
Evaluasi dalam
pendidikan islam merupaka cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak
didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh
aspek-aspek kehidupan mental psikologi dan spiritual regelius, karena manusia
hasil pendidikan islam bukan hanya sosok
pribadi yang tidak hanya bersikap religious tetapi juga berilmu dan
berketerampilan.
SMP Negri 1 Sangatta Selatan terletak di Jln. Pertamina Km. 0,5 RW/RT 01 Desa Sangatta Selatan, Kecamatan
Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Sekolah Menengah Pertama ini merupakan
sekolah negri di sangtta selatan yang
memiliki jumlah siswa dari kelas I sampai kelas III 501 siswa adapun guru
pengajar jumlahnya sekitar 30 orang sedangkan guru agama hanya 2 orang. Dengan
sedikitnya jumlah guru tentunya menjadi salah satu faktor kelemaha proses
evaluasi pendidikan islam.
Tujuan dari evaluasi pendidikan di SMP Negri 1 Sangatta
Selatan adalah Untuk menguji daya kemampuan siswa beriman terhadap
berbagai macam persoalan kehidupan yang dihadapi agar membentuk
karakter siswa seutuhnya sebagai anak bangsa Indonesia. Anak bangsa yang mempunyai
kepribadian, beretika, bermoral, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian tujuan pendidikan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
dan ini belum terwujud sepenuhnya dalam
pembelajaran di SMP Negri 1 Sangatta Selatan.
Dalam paparan di atas,
Penulis ingin mengetahui seberapa besar peran guru dalam membentuk
etika, moral, dan akhlak dengan adanya kegiatan evaluasi agar siswa mampu
menjadi anggota masyarakat yang patuh dan taat terhadap norma-norma yang
berlaku pada masyarakat. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian yang
berjudul “ Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP
Negri 1 Sangatta Selatan”
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan tentang evaluasi pendidikan islam maka
ada beberapa rumusan masalah :
1.
Bagaimana
perencanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP
Sangatta Selatan ?
2.
Bagaimana
pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta
Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan evaluasi
pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Negri 1 Sangatta
Selatan
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan evaluasi
pembelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Negri 1 Sangatta Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini yaitu:
1.
Secara teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu bagi peneliti
khususnya, serta dapat dijadikan sebagai
referensi dalam menambah pengetahuan di bidang pendidikan pada umumnya tentang
evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta
Selatan
2.
Secara praktis
a. Bagi
guru dijadikan masukan untuk meningkatkan evaluasi dan profesional yang baik
sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan efektif untuk
menghasilkan prestasi belajar siswa dengan maksimal.
b. Sebagai
bahan pijakan bagi penelitian lebih dalam lagi tentang evaluasi pembelajaran
mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan Sebagai bahan
referensi bagi instansi yang membutuhkan untuk dijadikan dasar pertimbangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Evaluasi
Secara
etimologi, evaluasi berasal dari kata Evaluation
dalam bahasa inggris, yang berarti penilaian. Istilah evaluasi berasal bahasa
inggis yang berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Apabila kata evaluasi
dihubungkan dengan kata pendidikan,[1]
maka dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan
criteria tertentu terhadapmasalh-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.
Secara sederhana, evaluasi pendidikan islam dapat diberi batasan sebagai suatu
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuansuatu pekerjaan dalam proses
pendidikan.
Evaluasi
dalam islam adalah merupakan penetapan baik buruk, memadai terhadap sesuatu
berdasarkan kriteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, evaluasi adalah penetapan baik buruk ,
memadai kurang memadai terhadap program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan berdasarkan criteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dari
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
ada 3 komponen evaluasi yaitu :
1.
Deskripsi program pendidikan yang hendak
dievaluasi
2.
kriteria yang telah disepakati sebelumnya
dan dapat dipertanggung jawabkan, baik perumusannya maupun penerapannya dalam
proses evaluasi.
3.
Penetapan baik buruk, memadai kurang
memadai, layak kurang layak yang disebut dengan judgement.[2]
Evaluasi
juga dapat membantu anak didik agar dapat mengubah atau mengembangkan tingkah
lakunya secara sada, serta member bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan
bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu, fungsin evaluasi adalah bisa
membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode
pengajaran serta membantu dan mengembangkan administrasinya.
Sebagaimana
evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh luqman terhadap pendidikan anaknya,
jika ditinjau dari segi materi pendidikan dan tujuan pendidikan yang diharapkan
luqman adalah agar anaknya dapat memiliki akidah yang kuat untuk mendasari
tingkah laku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya
diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ada
2 hal yang sangat penting tersebut adalah:
a. Bagaimana setelah melalui proses
pendidikan itu anak luqman menjadi orang yang mampu mengabdikan dirinya kepada
Allah SWT.
b.
Anak mampu berasosiasi dengan masyarakat
dengan lingkungannya.[3]
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Pendidikan Islam
Adapun tujuan
evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
1.
Untuk
menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam persoalan
kehidupan yang dihadapi (QS. Al-Baqaroh 155).
2.
Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai
dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada
Umatnya. (QS. Al-Naml:40)
Setiap perbuatan dan tindakan dalam
pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang
diperoleh sekarang lebih memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan antara satu hasil
dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi.
Seorang
pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perserta didik yang mana yang terpandai dan terbodoh
dikelasnya.
b. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah
dimiliki oleh peserta didik atau belum.
c.
Untuk mendorong persaingan yang sehat
antara sesame peserta didik.
d. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik
setelah mengalami didikan atau ajaran.
e. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan,
metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
f.
Sebagai laporan terhadap orang tua
peserta didik dalam bentuk rapor atau ijazah.[4]
Adapun fungsi evaluasi adalah membantu
peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara
sadar, serta member bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat
sebagaimana mestinya. Disamping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu
seorang pendidik dalam mempertimangkan cukup memadai metode pengajaran serta
membantu dan mempertibangkan administrasinya.
C. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan
Islam
Evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi atas beberapa bagian yaitu
1. Evaluasi
formatif yaitu evaluasi untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada
suatu mata pelajaran tertentu. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa
manusia diciptakan denganbeberapa kelemahan dan semua tidak mengetahui apa-apa
sehingga memiliki pengetahuan.
2. Evaluasi
sumatif yaitui evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik
setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir
tahun untuk menentukan jenjang pendidikan berikutnya. Asumsi evaluasi ini
adalah bahwa segala sesuatu termasuk peserta didik diciptakan mengikuti hokum
tahap. Setiap tahap memiliki satu tujuan dan karakteristik tertentu.satu
tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian beralih ketahapan
yang lebih baik. Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat atau
tahapan demi tingkat(tahap) dalam kehidupan.
3. Evaluasi
penempatan yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum peserta didik mengikuti proses
belajar dan mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas
yang diingini. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa setiap manusia
(peserta didik)memilki perbedaan-perbedaan dan potensi khusus. Perbedaan ini
kalanya merupakan kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus ditempatkan
sebagaimana mestinya, sehingga kelebihan individudapat berkembang dan
kelemahannya dapat diperbaiki. Firman Allah yang artinya :” katakanlah tiap-tiap orang berbuatmenerut keadaannya masing-masing”. (QS.Al-Isra
:84).
4. Evaluasi
diagnotis yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap basil penganalisaan tentang
keadaan belajarpeserta didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar. Asumsi yang mendasari evaluasi ini
adalah bahwa pengalaman pahit masa lalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki
masa depan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari
kesulitan dan hambatan. Apabila seorang peserta didik dapat menyelesaikan dan
memecahkan hambatan dan kesulitan yang dihadapi, maka akan memperoleh kemudahan
dalam kegiatan berikutnya. Dalam islam, banyak firman Allah yang menyisaratkan
asumsi ini, seperti peringatannya dalam cerita-cerita kaum terdahulu yang
hancur dikarenakan membuat kesulitan dan tak mampu menyelesaikan kesulitannya.
Firman Allah yang artinya :” dan
hendaknya setiap diri memperhatikan (mengevaluasi) apa yang telah
diperbuatuntuk hari esok”. (QS.Al-Hasyr: 18).[5]
D. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan
Islam
Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan islam
sebenarnya sama dengan prinsip-prinsip pada umumnya. Hanya saja, prinsip
evaluasi pendidikan islam dilandasi oleh nilai-nilai universal ajaran islam.
Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1.
Berkesinambungan
: evaluasi tidak hanya dilakukan setahun sekali atau sebulan sekali. Evaluasi
seyogyanya dilaksanakan terus-menerus, baik pada saat proses pembelajaran
maupun setelah proses pembelajaran berakhir. Prinsip evaluasi ini diperlukan
atas pemikiran bahwa pemberian materi pendidikan pada peserta didik tidak
sekaligus, melainkan bertahap dan berproses seiring dengan kemampuan dan
perkembangan psikofisik peserta didik.
2.
Menyeluruh
yaitu evaluasi ini dilakukan pas asemua aspek-aspek kepribadian peserta didik,
yaitu aspek intelegensi, pemahaman, sikap,kedisiplinan, tanggungjawab,
pengalaman ilmu yang diperoleh ( baik pengejawatahannya sebagai hamba Allah,
khalifah Allah, dan warasa al-anbiya’.), dan sebagainya. selain itu, prinsip
menyeluruh berlaku untuk semua materi pendidikan agama islam.
3.
Objektifitas
: evaluasi ini dilakukakn secara adil, bukan subjektif. Artinya pelaksanaan
evaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak dicampuri oleh hal
yang bersifat emosional dan irasional. Sikap ini secara tegas dikatakan oleh
Rasulullah dengan melarang seorang hakim yang sedang marah untuk memutuskan
perkara, sebab hakim semacam ini pikirannya meliputi emosi yang mengakibatkan
putusannya menjadi tidak objaktif dan rasional.
4.
Evaluasi
Validitas :evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi yaitu meliputi segala bidang-bidang tertentu yang ingin dan
diselidiki. Penggunaan test (sebagai malat evaluasi) harus menggambarkan secara
keseluruhan dan kesanggupan peserta didik mengenai bidang tersebut.
5. Evaluasi Reliabilitas : pelaksanaan evaluasi dapat
dipercaya. Artinya memberikan evaluasi pada peserta didik sesuai dengan tingkat
kesanggupannya dan keadaan sesungguhnya. Test diberikan tidak
membawa tafsiran bermacam-macam, sehingga mudah dimengerti oleh peserat didik.
6.
Evaluasi
Efisiensi : evaluasi yang dapat dilaksanakan secara cermat dan tepat pada
sasarannya.
7.
Evaluasi
Ta’abbudiyah dan ikhlas : Evaluasi ini dilakukan dengan penuh ketulusan dan
pengabdian kepada Allah SWT. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi
akan membuahkan kesan prasangka baik , terjadi perbaikan tingkah laku secara
positif, dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.[6]
E. Manfaat Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan, khsusnya dunia
persekolahan, evaluasi mempunyai mampaat ditinjau dari beberapa segi :
1.
Manfaat bagi siswa
Dengan
diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang dicapai siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada
2 kemungkinan.
a. Memuaskan : jika siswa memperoleh hasil yang ,memuaskan,
dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu tentu diperolehnya lagi pada
kesempatan lain. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar
untuk belajar lebih giat, untuk mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi.
Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa merasa puas dengan hasil yang
didapatkannya dan usahanya kurang gigi untuk mendapatkan kesempatan berikutnya.
b. Tidak memuaskan : jika siswa tidak puas denga hasil yang
diperoleh, ia akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu
belajar lebih giat. Namaun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi. Ada
beberapa siswa yang lemah kemauannya menjadi putusasa dengan hasil kurang memuskan yangtelah
diterimanya.
2. Mmanfaat
bagi guru
a.
apabila guru-guru mengadakan evaluasi
dan diketahui bagaimana hasi belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula
apakah kondisi belajar diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cerminkualitas suatu sekolah.
b.
Guru akan memenuhi apakah materi yang
diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan
untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan dating.
c.
Guru akan mengetahui apakah metode yang
digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa memperoleh
angka jelek apda evaluasi yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh
pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila hal itu terjadi maka seorang
guru harus mawas diridan mencari metode lain dalam mengajar.
3. Manfaat
bagi sekolah
a. apabila
guru-guru mengadkan evaluasi dan diketahui bagaimana hasil belajar
siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan
oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belu. Hasil belajar merupakan
cermin kualitas suatu sekolah.
b. Informasi
dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan
bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
c. Informasi
hasil penilaian yang diperoleh dari tahun-ketahun, dapat digunakan sebagai
pedoman sekolah, yang dilakukan oleh sekolahsudah memenuhi standar atau belum.
Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang diperoleh oleh siswa.
Secara terperinci dan
sesuai dengan urutan kejadiannya, dalam proses transformasi ini evaluasi
dibedakan atas tiga jenis yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses
dalamkegiatan sekolah.[7]
F.
Cara
Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan
islam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Evaluasi
terhadap diri sendiri
Seorang muslim, termasuk peserta didik, yang sadar
dan baik adalah mereka yang sering melakukan evaluasi diri dengan cara
muhasabah dengan menghitung baik bauruknya, dan inventarisasi diri baik
mengenai kelebihan yang harus dipertahankan maupun kekurangan dan kelemahan
yang perlu dibenahi.
Umar
bin al-Khattab berkata: “HASIBU QOBLA AN TUHASABU” yang artinya evaluasilah
dirimu sebelum engkau dievaluasi oleh orang lain. Dengan begitu individu
dituntut waspada dalam melakukan seatu tindakan, karena semua tindakan tidak
lepas dari Evaluasi Alloh SWT.
2. Evaluasi
kegiatan orang lain
Evaluasi terhadap perilaku orang lain harus disertai
dengan amar ma’ruf nahi mungkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah
dari berbuat yang dilarang. Tujuannya
adalah memperbaiki tindakan orang lain, bukan untuk mencari aib atau kelemahan
orang lain. Dengan niatan ini maka evaluasi poendidikan islam dapat terlaksana.[8]
BAB
III
PAPARAN DATA
A.
Deskripsi
Data Hasil Observasi dan Wawancara
1.
Profil SMP Negri 1 Sangatta Selatan keadaan umum
Pada dasarnya
kegiatan evaluasi dalam kegiaataan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas
yang mutlak dibutuhkan untuk mengetahuitingkat efektifitas program dan proses
pendidikan yang berjalan. Tingkat validitas informasi yang disajikan melalui
kegiatan evaluasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor
persiapan,pelaksanaan dan faktor item test serta kegiatan penilaian hasil
belajar siswa itu sendiri. Akan tetapi, sebelum disampaikan lebih lanjut
tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran PAI di SMP Sangatta
Selatan
Adapun profil data yang penulis
cantumkan sebagai berikut :
B. Perencanaan
Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta
Selatan
Pada dasarnya evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat hasil dari kegiatan
untuk mengambil tindakan selanjutnya. Evaluasi menjadi bagian penting dari
salah satu komponen sistem pembelajaran yang ada di SMP Negri 1 Sangata Selatan
dan tidak mungkin ditiadakan. Melalui evaluasi dapat diketahui efektifitas
proses dalam mencapai standar keberhasilan (diatas kriteria kelulusan minimal)
dari tiap kegiatan yang berjalan. Dengan demikian dapat ditemukan langkah dan
tindakan selanjutnya.
Rencana evaluasi pembelajaran pada hakekatnya merupakan persiapan
jangka pendek yang dilakukan pendidik untuk memperkirakan atau memproyeksikan
tentang apa yang akan dilakukan. Persiapan tersebut meliputi: tujuan,
aspek-aspek yang dinilai, metode, bentuk, serta menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kegiatan evaluasi yang baik.
Berdasarkan data observasi dan hasil wawancara yang
peneliti dapatkan pada tahap perencanaan evaluasi pembelajaran dibuat oleh guru
PAI di SMP Sangatta Selatan bahwa perencanaan evaluasi dirumuskan dengan pertimbangan
yang matang atas dasar materi dan waktu yang tersedia. Tetapi wawancara yang di
lakukan masih kuarang relevan dengan data observasi karena ketika wawancara
penanya kuarang memahami tentang evaluasi itu sendiri, Hal ini bisa dilihat
dari data Program Tahunan (PROTA), ProgramSemester (PROMES), Silabus, serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang secara detail telah mencantumkan
tujuan, aspek, waktu,materi, metode atau teknik, serta instrumen evaluasi yang
digunakan.
Kemudian bila dilihat dari aspek yang dinilai, teknik
evaluasi (metode), serta instrumen evaluasi materi dan, serta keterangan yang diperlukan
dengan rinci dicantumkan dalam silabus dan RPP, secara detail menjabarkan
tentang apa saja yang menyangkut pembelajaran diantaranya, standar kompetensi
beserta indikator pencapaianya, materi, metode, tahapan-tahapan kegiatan
pembelajaran, serta instrumen evaluasi yang akan disajikan sedangkan penanya
itu tidak sampai kesana bahkan pertanyaan itu ada yang melenceng dari poin
evaluasi jadi penulis kesulitan dalam menyusun makalah ini data observasi dan
data wawancara itu tidak relevan tetapi penulis berusaha untuk merelevansinya.
Berdasarkan data yang didapat, untuk waktu perencanaan pelaksanaan
ulangan harian tidak dicantumkan dan dijelaskan dalam program semester, akan
tetapi yang dicantumkan hanyalah program tahunan dan perhitungan alokasi waktu
banyaknya pekan dalam semester.
Adapun proses perhitungan akhir nilai raport diambilkan
dari rata-rata nilai hasil ulangan harian, hasil tugas, hasil mid semester, dan
nilai hasil semester. Proses perhitungan nilai raport tersebut
diperoleh dengan menggunakan rumus:[9]
NR
= NP+UTS+US
4
NK = NR
25
Keterangan
NP : Nilai Proses (Nilai Ujian Harian
& Nilai Tugas)
UTS : Nilai Ujian Tengah Semester
US :
Nilai Ujian Semester
NR : Nilai Raport
NK : Nilai Konversi
Berdasarkan data hasil nilai yang diperoleh dapat
diketahui bahwa seluruh peserta didik untuk nilai raport mendapatkan nilai total
rata-rata di atas batas standar penilaian atau kriteria yang ditentukan,(kriteria
kelulusan/ketuntasan minimal/KKM) :….
Guru 1 : Kalo nila berkaitan dengan KKM untuk kelas 7 itu 75, kelas 8 itu
76,kelas 9 itu 77 itu sudah termasuk
NP,UTS,US,NR,NK[10] . Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
PAI berjalan dengan baik, yaitu dengan ditunjukannya hasil nilai keseluruhan
siswa kelas VII baik yang berada diatas standar penilaian maupun yang di bawah
standar penilaian.
Adapun standar penilaian mata pelajaran PAI untuk semua
aspek ditentukan oleh pendidik dengan batas nilai 65. Untuk itu, peserta didik
yang nilai rapornya berada di atas standar penilaian maka dianggap sudah mampu
dan menguasai materi yang telah diajarkan. Untuk lebih jelasnya tentang nilai
yang diperoleh siswa kelasIX bisa dilihat dalam daftar lampiran nilai PAI kelas
VII semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di atas.
Sesuai hasil penelitian dari daftar nilai siswa
kelas VII A menunjukkan bahwa nilai yang
didapatkan peserta didik secara keseluruhan rata-rata untuk nilai rapor berada
di atas batas standar penilaian, akan tetapi ada sebagian peserta didik yang
mendapatkan nilai dibawah standar penilain pada table 2012-2013 pada ulangan
mid semester dan semester. Sehingga
untuk sebagian peserta didik yang nilainya kurang dari standar penilaian (KKM
PAI) kelas VII diberikan remidi untuk perbaikan nilai. Perbaikan
ini berupa ulangan tambahan dengan memberikan tes soal yang berbeda dan lebih
mudah.[11] Perbaikan tersebut tidak hanya untuk peserta didik saja, melainkan
juga pendidik. Perbaikan untuk pendidik sendiri dilakuakan dengan melihat nilai
hasil evaluasi peserta didik pada materi yang belum dipahami kemudian dari
materi yang belum dikuasai siswa pada kelanjutannya pendidik akan lebih
menambah penjelasan tentang materi tersebut, sehingga peserta didik benar-benar
paham dan mengaert
BAB
IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Perencanaan
Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta
Selatan
Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI
sebagai upaya penetapan prosedur dalam melakukan evaluasi yang ideal. Untuk
mencapai tujuan tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi, wawancara dan sejumlah dokumen mengenai evaluasi pembelajaran mata
pelajaran PAI pada siswa kelas VII yang dilakukan oleh Kelompok IV. Penulis sudah
jelaskan pada bab yang lalu bahwa data wawancara kurang relevan jadi penulis
masih kesulitan dalam mengolah data yang ada, Analisis merupakan usaha untuk
memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian, sehingga
menjadi jelas susunannya. Analisis termasuk mengolah data yang telah
dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut.
Berdasarkan data perencanaan evaluasi pada bab sebelumnya
dapat diketahui bahwa kegiatan evaluasi telah direncanakan dengan matang sesuai
dengan prinsip-prinsip evaluasi. Hal ini bisa perhatikan dari data tentang program
semester (PROMES) mata pelajaran PAI yang dengan jelas mengalokasikan waktu
tersendiri bagi pelaksanaan kegiatan evaluasi. Bila lebih dicermati pada jadual
evaluasi mid semester dan evaluasi semester ditemukan kesesuaian antara jadual
akademik dan waktu pelaksanaan evaluasi yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Kutai Timur . Hal ini setidaknya bisa menjadi gambaran bahwa dari
segi waktu evaluasi benar-benar telah direncanakan dan dipertimbangkan dengan
seksama ini sebenarnya hanyalah dugaan penulis.
Sementara dari segi perencanaan metode dan teknik
evaluasi yang akan digunakan ditemukan adanya kesesuaian antara item
test/teknik evaluasi yang digunakan dengan aspek yang akan dinilai. Baik pada
silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat adanya
perencanaan yang cermat mengenai metode dan teknik evaluasi berdasarkan
kesesuaian masing-masing bentuk evaluasi tersebut untuk mengukur hasil belajar
siswa beserta keragaman aspeknya. Sebagai contoh, perencanaan jenis evaluasi
unjuk kerja (praktik) pada materi Al-Qur’an Surat At-Tin, hadits tentang
menuntut ilmu dan materilainya untuk mengukur ketrampilan baca tulis siswa,
mengartikan, penggunaan teknik evaluasi bentuk uraian untuk mengetahui
kemampuan penguasaan konsep siswa tentang materi yang telah diajarkan. Demikian
juga teknik penilaian diri untuk menilai sikap dan perilaku peserta didik,
khususnya berkaitan dengan implementasi ajaran-ajaran islam yang telah
dipelajari seperti, kandungan QS.At-Tin yang menganjurkan untuk beramal sholeh
dan anjuran rajin menuntut ilmu.
Dengan demikian, bisa dipahami bahwa pada tahap
perencanaan teknik dan metode evaluasi benar-benar mempertimbangkan faktor
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada masing-masing topik
ajar, Sehingga perencanaan baik metode maupun materi yang akan diteskan sesuai
dengan tujuan diberikannya pokok bahasan tersebut. Dengan kata lain evaluasi
benar mengukur dan sesuai tujuan dan materi yang telah diajarkan.Hal ini
penting berkenaan dengan karakteristik tiap topik ajar PAI yang tidakhanya
diorientasikan pada pengembangan salah satu aspek potensi siswa dan meniadakan
aspek lainya. Melainkan, mencakup tiga ranah sekaligus, baik kognitif, afektif
maupun psikomotor. Oleh karenanya, metode dan teknik evaluasi yang digunakan
juga harus relefan dengan masing-masing aspek yang diukur.
B. Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta
Selatan
Berdasarkan
data penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat diketahui
bahwa proses pelaksanaan evaluasi ataupenerapan seperangkat rencana penilaian
dapat ditinjau berdasarkan bagiannya masing-masing. Dari segi waktu, tujuan,
dan ruang lingkupnya, pelaksanaan evaluasi di SMP Negri 1 Sangatta Selatan
dibagi menjadi evaluasi satuan kegiatan, evaluasi beberapa kegiatan, evaluasi
tengah semester, serta evaluasi akhir semester. Masing-masing kegiatan evaluasi
tersebut penting dalam pembelajaran mengingat pentingnya kegiatan pemantauan
terhadap proses belajar mengajar secara terus menerus. Pelaksanaan tersebut
bisa dikelompokkan menjadi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi hasil
bisa dilihat dari ulangan harian, ulangan praktik, mid semester, dan
ulangansemester. Sementara evaluasi proses dapat dilihat pada saat pembelajaran
berlangsung yang meliputi penilaian awal kegiatan, tengah kegiatan danakhir
kegiatan.
Perbedaan yang ada pada masing-masing bagian kegiatan
penilaian tersebut terdapat pada tujuan dan ruang lingkup kegiatan yang
dilaksanakan. Evaluasi satuan kegiatan berfungsi menilai keberhasilan kegiatan
serta berkisar seputar materi dalam satu pertemuan, demikian juga evaluasi
harian dan evaluasi mid semester. Akan tetapi, seluruh kegiatan tersebut sama pentingnya
dalam kegiatan sebagai media penyaji informasi.
Evaluasi pada tiap satuan kegiatan memiliki tujuan khusus
untuk menilai tingkat efektifitas kegiatan dan ketuntasan penguasaan materi
khusus dalam satu pertemuan. Berdasarkan data lapangan, pada bagian ini
kegiatan evaluasi telah terlaksana dengan baik. Penilaian rutin yang telah dilaksanakan
pada tiap pertemuan secara praktis mampu menyajikan informasi tentang
efektifitas proses belajar mengajar dalam satuan kegiatan.
Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negri 1 Sangatta Selatan pada tiap satuan
kegiatan secara praktis dapat menjadi patokan,baik bagi guru maupun lembaga
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada satuan aktifitas belajar
mengajar. Dengan demikian sikap dan tindakan selanjutnya dapat segera diambil.
Hal ini berarti peningkatan efektifitas dankualitas pembelajaran dapat
diupayakan tanpa harus menunggu waktu.Walaupun demikian masih terdapat kendala
dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya waktu yang diberikan di SMP karena
pembelajaran PAI tidakhanya pelajaran PAI pada umumnya akan tetapi terdapat
pelajaran khusus PAI seperti sejarah kebudayaan islam, fiqih, quran hadits, dan
akidah akhlak di SMP Negri 1 Sangatta Selatan itu sudah diterapkan 4 jam dalam
seminggu tetapi masih merasa kurang seabagiamana . :… “Guru 1 : Materi agama itu sangat luas pak ya, meliputi
semua aspek kehidupan termasuk aspek fiqh dimulai dari A sampai Z istilahnya
begitu yang pertama tentang aqidah, fiqh, akhlaq, tarikh itu mulai dari
semester pertama sampai semester 6 dan juga ini termasuk kesulitan dan kelemahanya bagaimana mungkin
bisa tercapai jika jam pelajaran disekolah hanya 4 jam dalam seminggu sedangkan
pendidikan agama itu memuat aspek semua kehidupan apalagi dulu itu uma 2 jam
sedangkan dalamkurikulum 2013/2014 itu 3 jamsedangkan kami menerapkan 4 jam itu
dari tahun 2010/2011 dan 4 jam ini kami rasa masih kurang dan belum cukup untuk
siswa memahi materi secara mendetail[12].
Demikian
juga kegiatan evaluasi yang lain, seperti evaluasi harian,mid semester, serta
semester yang secara umum telah dilaksanakan denganmaksimal. Pelaksanaan
evaluasi secara terus menerus seperti yang telahditerapkan di SMP Islam Sultan
Agung mempunyai nilai positif berupapeningkatan dan perbaikan terhadap proses
belajar mengajar yang berlangsung.
Dari
penjalasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi di SMP Negri 1
Sangatta Selatan baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil, kedua-duanya dalam
pelaksaannya tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Walaupun sebagian perencanaan telah dilaksankan dengan baik,
akan tetaapi sebagian lain belum tersentuh sama sekali. Hal paling banyak
dilaksanakan dan sesuai dengan perencanaan adalah pada evaluasi untuk mengukur
aspek kognitif, sedangkan untuk evaluasi afektif danpsikomotor secara jelas
dibuat dengan baik akan tetapi pada pelaksanaannya kuraang maksimal dan jauh
dari yang direncanaakan. Jika diteliti lebih lanjut tentang pelaksanaan
evaluasi untuk aspek afektif yang hanya dilakukaan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dan pada saat shalat berjamaah serta saat istirahat,
tidak menutup kemungkinan penilaian tidak bisa mewakili penilaian yang valid
dan berkesinambungan apalagi menyeluruh, karena obyek yang diamati sangat banyak
apalagi tidak dibantu dengan adanya catatan khusus maka evaluasi hanya bisa
menggambarkan keadaan siswa secara umum saja tidak secara personal.
Begitu pula pada pelaksanaan evaluasi untuk mengukur
aspek psikomotor yang hanya dilakukan sekali selama satu semester tidak bisa mewakili
perkembangan peserta didik, tes yang berbentuk praktik membaca ini tidak bisa
memberi gambaran utuh tentang perkembangan peserta didik selama periode
tertentu. Walaupun sudah dilaksanakan program Tutor Kebaya sebagaimana ”Guru 1 : Mungkin kelemahannya kemampuan masing – masing siswa itu berbeda
terutama dalam penilaian membaca al quran ada yang belum sama sekali, ada yang
bisa tapi terbata-bata, ada juga yang lancar membacanya ini tidak bermasalah
tapi yang bermasalah adalah yang belum bisa dan yang masih terbata – bata
dengan itu kami memakai sistim/metode tutor kebaya yaitu yang pintar
mengajari yang belum bisa[13], sebagai program tambahan Sekolah bagi peserta didik
yang awalnya belum bisa membaca dengan fasih dan sesuai kaedah bacaan, tidak
menutup kemungkinan bagi peserta didik setelah mengikuti program tersebut
sebelum akhir periode sudah bisa membaca al-quran dengan baik. Sehingga hasil
evaluasi yang diambil benar-benar menunjukkan sebenarnya jika evaluasi ini
tidak hanya dilaksanakan satu kali dan minimal dua kali dikira sudah cukup
mewakili. Karena hasil akhir setelah diadakan program tutor kebaya ternyata tidak ada pengaruh yang signifikan bagi
perkembangan membaca peserta didik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan tentang evaluasi pembelajaran mata pelajaran
PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Pada
tahap perencanaan, evaluasi telah dirumuskan dengan matang. Hal ini bisa
dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada program semester (PROMES) dan
Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci mencantumkan perencanaan
waktu pelaksanaan evaluasi, pembagian evaluasi berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, serta metode, teknik dan jenis evaluasi yang akan digunakan. Dari
segi waktu perencanaan dipertimbangkan berdasarkan ketersediaan waktu yang ada
berdasarkan kalender akademik selama satu semester. Sementara perencanaan
metode, jenis dan teknik dirumuskan melihat relefansi antara alat evaluasi
dengan aspek yang dinilai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal
ini bisa dicermati pada kisi-kisi jenis evaluasi yang akan digunakan. Dari
penjelasan tentang evaluasi pendidikan islam, maka kami menarik beberapa
kesimpilan :
2.
Pengertian
evaluasi pendidikan islam adalah merupakan penetapan baik buruk, memadai kurang
memadai terhadap sesuatu berdasarkan criteria tertentu yang disepakati
sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.
Tujuan
dan fungsi pendidikan islam adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi
tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
4.
Jenis-jenis
evaluasi pendidikan adalah evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi
penempatan, evaluasi diagnostic, evaluasi
5.
Manfaat
evaluasi pendidikan islam adalah dengan adanya evaluasi maka siswa dapat
mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan
oleh guru, dan dengan adanya evaluasi pendidikan islam guru dapat mengetahui
siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil
menguasai bahan, dan mengetahui siswa yang berhasil menguasai bahan.
B.
Saran
Dari penjelasan tentang evaluasi pendidikan islam
maka kami dapat menyarankan bahwa sebagai tugas seorang guru harus mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap peserta didiknya yaitu mengarahkan peserta
didiknya untuk untuk belajar lebih giat
supaya dapat menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi luhur.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004
___________, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
___________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam,
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004
Mujib Abdul , Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006
Ramayulis,
Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Jakarta :Kalam Mulia, 1994
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
Nama : ....................
Alamat : ...............................
Hari/tanggal : ....................
1. Petunjuk pengisian:
Beri tanda check
list (√) pada angka
yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek evaluasi pembelajaran mata
pelajaran PAI. Adapun kriteria skor adalah 1 = Baik, 2 = Cukup, 3 = Kurang
No
|
Gejala
yang diamati
|
Penilaian
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Guru membuka kegiatan pembelajaran
a.
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui
ketuntasan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
b.
Guru mengajukan
pertanyaan untuk mengetahui pengalaman siswa tentang topik yang akan dipelajari.
|
˅
˅
|
|
|
2
|
Guru melakukan
evaluasi di tengah-tengah
kegiatan untuk
mengetahui penguasaan siswa
pada tiap sub bab
a. Tes tertulis/ uraian
b. Tes lisan/ pertanyaan
c. Tes perbuatan/ praktik
|
˅
˅
|
|
|
3
|
Guru melakukan evaluasi di akhir kegiatan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap seluruh
materi yang telah dipelajari.
a. Tes tertulis/ uraian
b. Tes lisan/ pertanyaan
a. Tes perbuatan/ praktik
|
|
|
|
4
|
Guru mengambil
tindak lanjut berdasarkan
informasi yang
diperoleh melalui kegiatan
evaluasi.
a. Penjelasan ulang topik yang kurang tuntas.
b. Menyimpulkan materi.
c. Penugasan
terstruktur
|
|
|
|
5
|
Siswa selalu diajak untuk melakukan
hal –hal yang positif
|
|
|
|
PEDOMAN
WAWANCARA
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor
responden : Guru 1,Guru
2
Nama : Dra. Siti Mastiah, Darmawan,S. Pd.
I
Alamat :
SMP Negri 1 Sangatta Selatan
Jabatan
: Guru
PAI
Instansi
1.
Apakah bapak/ibu guru memilih dan
menetukan teknik evaluasi yang akan di pergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi?
Jawab: Guru 2 “Bapak Darmawan
,S .Pd. “Tehnik yang pertama menggunakan slide dengan mempertontonkan vedio
yang berkaitan dengan pendidikan agama islam lalu saya tanyakan pada siswa apa
hikmah dari vedio yang ditonton tersebut”
…….
2. Setelah
hasil evaluasi diolah, apakah bapak/ibu membahas hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan?
Berikan alasanya?...
Guru
1 Dra. Siti Mastiah “ Hasil dari ulangan harian dan UTS itu dilaporkan Kepada
orang tua siswa dan diakhir semester itu laporan dalam bentuk rapot siswa, itu
otomatis bisa diketahui oleh kurikulum sekolah dan orang tua murid.
3. Apa
saja kelemahan dan kelebihan yang dihadapi bapak/ibu dalam mengevaluasi proses
belajar mengajar?
Jawab:…. Guru 1 : Mungkin kelemahannya kemampuan masing – masing siswa itu berbeda
terutama dalam penilaian membaca al quran ada yang belum sama sekali, ada yang
bisa tapi terbata-bata, ada juga yang lancar membacanya ini tidak bermasalah
tapi yang bermasalah adalah yang belum bisa dan yang masih terbata – bata
dengan itu kami memakai sistim/metode tutor kebaya yaitu yang pintar
mengajari yang belum bisa
4. Apa
keunggulan metode ini bu?
Jawab:… Guru 1 : keunggulanya
adalah tidak hanya guru berperan serta disitu tetapi temannya bisa ikut
memberikan ilmu yang dia punya jadi yang lebih bisa memberikan ilmunya kepada
yang kurang
Guru
2 : kelemahan yang dirasakan selama ini adalah ketika memperaktikan solat itu
sarananya kurang memadai sehingga parktik solat tidak bisa dilaksanakan dengan
baik dan sempurna
Guru
1 : kami menambahkan bahwa untuk musola sekolah belum ada masih dalam tahap
pembanguna untuk sementara kami menggunakan musola kampung yang dalam
pembangunannya kami ikut menyumabang
5. Apakah
bapak ibu berusaha menerapkan cara – cara fiqh baik dalam evaluasi maupun dalam
metode?
Jawab:… Guru 1 : Materi agama itu sangat luas pak ya, meliputi
semua aspek kehidupan termasuk aspek fiqh dimulai dari A sampai Z istilahnya
begitu yang pertama tentang aqidah,fiqh,akhlaq,tarikh itu mulai dari semester
pertama sampai semester 6 dan juga ini termasuk
kesulitan dan kelemahanya bagaimana mungkin bisa tercapai jika jam
pelajaran disekolah hanya 4 jam dalam seminggu sedangkan pendidikan agama itu
memuat aspek semua kehidupan apalagi dulu itu uma 2 jam sedangkan
dalamkurikulum 2013/2014 itu 3 jamsedangkan kami menerapkan 4 jam itu dari
tahun 2010/2011 dan 4 jam ini kami rasa masih kurang dan belum cukup untuk
siswa memahi materi secara mendetail
6. Terkait
dengan nilai yang diberikan pada siswa quantitinya berapa dari yang terbagus
sampai dengan yang terjelek?
Jawab:…. Guru 1 : Kalo nila berkaitan
dengan KKM untuk kelas 7 itu 75, kelas 8 itu 76,kelas 9 itu 77 itu sudah termasuk NP,UTS,US,NR,NK
7. Dulu
hanya 2 jam sekarang 4 jama apakah dalam evaluasi setelah terjadi perubahan itu
apakah ada perubahan perilaku yang terjadi pada siswa?
Jawab: Guru 1 : ada perubahan terutama dalam
penguasaan materi dalam menjelaskan bila jamnya bertambah maka akan mudah
menguasainya
DOKUMENTASI
BIODATA
PENULIS
|
Paridudin, Subang, 6 juli 1984, Putera
dari Ayah Muhammad Shobry dan Ibu Siti Juariyyah anak ke 9 ( Sembilan) dari
18 ( Deapan belas )
bersaudara.
”Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap
Perilaku Siswa di SMP Yayasan Pendidikan Swarga Bara ” (dibawah bimbingan Bapak Imam Hanfie, MA.)
|
Riwayat
Pendidikan :
1.
Madrasah Ibtidaiyyah Sirajul Islam dari Tahun1989 , Lulus Tahun
1994
2.
Madrasah Tsanawiyyah Darussalam Boarding Schoole
Subang dari Tahun 1994, Lulus Tahun 1996
3.
Madrasah Aliah Alfalahiyyah Sumedang dari Tahun 1996,
Lulus Tahun 1998
4.
Mekanik Alat Berat di PT. UNITED TRACTORS. Tbk dari tahun 2006 sampai dengan sekarang
5.
Sekolah Menengah Atas PERSADA PLUS dari Tahun 2006, Lulus Tahun 2008
6.
Saat ini sedang proses belajar menyusun Tugas Akhir
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Sangtta Tahun 2013
Riwayat Pekerjaan
:
A. Mekanik Alat Berat
di PT.
UNITED TRACTORS. Tbk dari tahun 2006
sampai dengan sekarang
Riwayat Keluarga :
Belum Menikah
[1]
Suarsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hal
[2]
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan
Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004), hal 188
[3] Ibid
[4]
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal. 224
[5]
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Kencana, 2006), hal. 217
[6]
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama
Islam, (Jakarta :Kalam Mulia, 1994), hal 296-303
[7]
Ibid
[8] Abdul Mujib, Op.cit., hal. 216
[9]
Dokumentasi nilai siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan
[11]Wawancara
dengan guru PAI ibu Siti Mastiah pada tanggal 19 Maret 2014
0 Response to " "
Post a Comment