BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Evaluasi dalam islam merupakan komponen terakhir dalam sistem pendidikan, dalam hal ini Plato merupakan filosuf yang pertama sekali mengemukakannya. Dalam pembahasan ini  nilai secara khusus diperdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek aksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat, sehingga para filosof meletakkan nilai sebagai muara bagi epistimologi dan antologi filsafat. Kata evaluasi menurut filosof adalah “idea of wort “. Selanjutnya kata evaluasi menjadi popular, bahkan menjadi istilah yang yang ditemukan dalam dunia ekonomi. Dalam pendidikan islam evaluasi terhadap objek apabila didasarkan pada tolak ukur Al-Qur’an dan Al-Hadis sebagai pembandingnya. Yang menjadi permasalahan adalah pemahaman tentang Al-Qur’an terdapat perbedaan-perbedaan pendapa. Untuk itu haruslah dirumuskan lebih dahulu pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an. Dalam evaluasi pendidikan.
Dalam proses pendidikan islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan factor pengembangan fitrah anak didik, dimana nilai-nilai agama dijadiakn landasan kepribadian anak didikyang dibentuk melalui proses itu, maka idealitas islami yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak akan dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi.
Evaluasi dalam pendidikan islam merupaka cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologi dan spiritual regelius, karena manusia hasil  pendidikan islam bukan hanya sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious tetapi juga berilmu dan berketerampilan.
SMP Negri 1 Sangatta Selatan terletak di Jln. Pertamina Km. 0,5 RW/RT 01 Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Sekolah Menengah Pertama ini merupakan sekolah negri di sangtta selatan  yang memiliki jumlah siswa dari kelas I sampai kelas III 501 siswa adapun guru pengajar jumlahnya sekitar 30 orang sedangkan guru agama hanya 2 orang. Dengan sedikitnya jumlah guru tentunya menjadi salah satu faktor kelemaha proses evaluasi pendidikan islam.
Tujuan dari evaluasi pendidikan di SMP Negri 1 Sangatta Selatan  adalah Untuk menguji daya kemampuan siswa beriman terhadap berbagai macam persoalan kehidupan yang dihadapi agar membentuk karakter siswa seutuhnya sebagai anak bangsa Indonesia. Anak bangsa yang mempunyai kepribadian, beretika, bermoral, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian tujuan pendidikan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan ini  belum terwujud sepenuhnya dalam pembelajaran di SMP Negri 1 Sangatta Selatan.
Dalam paparan di atas,  Penulis ingin mengetahui seberapa besar peran guru dalam membentuk etika, moral, dan akhlak dengan adanya kegiatan evaluasi agar siswa mampu menjadi anggota masyarakat yang patuh dan taat terhadap norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Negri 1 Sangatta Selatan”
B.  Rumusan Masalah
Dari pembahasan tentang evaluasi pendidikan islam maka ada beberapa rumusan masalah :
1.      Bagaimana perencanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan ?
2.      Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan?
C.  Tujuan Penelitian
      Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana perencanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Negri 1 Sangatta Selatan
2.      Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Negri 1 Sangatta Selatan.

D.  Manfaat Penelitian
              Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1.      Secara teoritis
    Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu bagi peneliti khususnya,  serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam menambah pengetahuan di bidang pendidikan pada umumnya tentang evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan
2.      Secara praktis
a.       Bagi guru dijadikan masukan untuk meningkatkan evaluasi dan profesional yang baik sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan efektif untuk menghasilkan prestasi belajar siswa dengan maksimal.
b.      Sebagai bahan pijakan bagi penelitian lebih dalam lagi tentang evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan Sebagai bahan referensi bagi instansi yang membutuhkan untuk dijadikan dasar pertimbangan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Evaluasi
Secara etimologi, evaluasi berasal dari kata Evaluation dalam bahasa inggris, yang berarti penilaian. Istilah evaluasi berasal bahasa inggis yang berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Apabila kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan,[1] maka dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan criteria tertentu terhadapmasalh-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Secara sederhana, evaluasi pendidikan islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuansuatu pekerjaan dalam proses pendidikan.
Evaluasi dalam islam adalah merupakan penetapan baik buruk, memadai terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, evaluasi adalah penetapan baik buruk , memadai kurang memadai terhadap program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan criteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa  ada 3 komponen evaluasi yaitu :
1.    Deskripsi program pendidikan yang hendak dievaluasi
2.    kriteria yang telah disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggung jawabkan, baik perumusannya maupun penerapannya dalam proses evaluasi.
3.    Penetapan baik buruk, memadai kurang memadai, layak kurang layak yang disebut dengan judgement.[2]
Evaluasi juga dapat membantu anak didik agar dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sada, serta member bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu, fungsin evaluasi adalah bisa membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode pengajaran serta membantu dan mengembangkan administrasinya.
Sebagaimana evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh luqman terhadap pendidikan anaknya, jika ditinjau dari segi materi pendidikan dan tujuan pendidikan yang diharapkan luqman adalah agar anaknya dapat memiliki akidah yang kuat untuk mendasari tingkah laku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ada 2 hal yang sangat penting tersebut adalah:
a.  Bagaimana setelah melalui proses pendidikan itu anak luqman menjadi orang yang mampu mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.
b.      Anak mampu berasosiasi dengan masyarakat dengan lingkungannya.[3]

B.       Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
     Adapun tujuan evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
1.      Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam persoalan kehidupan yang dihadapi (QS. Al-Baqaroh 155).
2.      Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada Umatnya. (QS. Al-Naml:40)
     Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan antara satu hasil dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi.
     Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui perserta didik  yang mana yang terpandai dan terbodoh dikelasnya.
b.      Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum.
c.       Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesame peserta didik.
d.    Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan atau ajaran.
e.      Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
f.       Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk rapor atau ijazah.[4]
     Adapun fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta member bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Disamping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimangkan cukup memadai metode pengajaran serta membantu dan mempertibangkan administrasinya.

C.      Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam
     Evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi atas beberapa bagian yaitu
1.      Evaluasi formatif yaitu evaluasi untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa manusia diciptakan denganbeberapa kelemahan dan semua tidak mengetahui apa-apa sehingga memiliki pengetahuan.
2.      Evaluasi sumatif yaitui evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang pendidikan berikutnya. Asumsi evaluasi ini adalah bahwa segala sesuatu termasuk peserta didik diciptakan mengikuti hokum tahap. Setiap tahap memiliki satu tujuan dan karakteristik tertentu.satu tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian beralih ketahapan yang lebih baik. Ini sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat atau tahapan demi tingkat(tahap) dalam kehidupan.
3.      Evaluasi penempatan yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum peserta didik mengikuti proses belajar dan mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diingini. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa setiap manusia (peserta didik)memilki perbedaan-perbedaan dan potensi khusus. Perbedaan ini kalanya merupakan kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus ditempatkan sebagaimana mestinya, sehingga kelebihan individudapat berkembang dan kelemahannya dapat diperbaiki. Firman Allah yang artinya :” katakanlah tiap-tiap orang berbuatmenerut keadaannya masing-masing”. (QS.Al-Isra :84).
4.      Evaluasi diagnotis yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap basil penganalisaan tentang keadaan belajarpeserta didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. Asumsi yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa pengalaman pahit masa lalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki masa depan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan. Apabila seorang peserta didik dapat menyelesaikan dan memecahkan hambatan dan kesulitan yang dihadapi, maka akan memperoleh kemudahan dalam kegiatan berikutnya. Dalam islam, banyak firman Allah yang menyisaratkan asumsi ini, seperti peringatannya dalam cerita-cerita kaum terdahulu yang hancur dikarenakan membuat kesulitan dan tak mampu menyelesaikan kesulitannya. Firman Allah yang artinya :” dan hendaknya setiap diri memperhatikan (mengevaluasi) apa yang telah diperbuatuntuk hari esok”. (QS.Al-Hasyr: 18).[5]

D.      Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
     Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan islam sebenarnya sama dengan prinsip-prinsip pada umumnya. Hanya saja, prinsip evaluasi pendidikan islam dilandasi oleh nilai-nilai universal ajaran islam. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1.    Berkesinambungan : evaluasi tidak hanya dilakukan setahun sekali atau sebulan sekali. Evaluasi seyogyanya dilaksanakan terus-menerus, baik pada saat proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran berakhir. Prinsip evaluasi ini diperlukan atas pemikiran bahwa pemberian materi pendidikan pada peserta didik tidak sekaligus, melainkan bertahap dan berproses seiring dengan kemampuan dan perkembangan psikofisik peserta didik.
2.    Menyeluruh yaitu evaluasi ini dilakukan pas asemua aspek-aspek kepribadian peserta didik, yaitu aspek intelegensi, pemahaman, sikap,kedisiplinan, tanggungjawab, pengalaman ilmu yang diperoleh ( baik pengejawatahannya sebagai hamba Allah, khalifah Allah, dan warasa al-anbiya’.), dan sebagainya. selain itu, prinsip menyeluruh berlaku untuk semua materi pendidikan agama islam.
3.    Objektifitas : evaluasi ini dilakukakn secara adil, bukan subjektif. Artinya pelaksanaan evaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya dan tidak dicampuri oleh hal yang bersifat emosional dan irasional. Sikap ini secara tegas dikatakan oleh Rasulullah dengan melarang seorang hakim yang sedang marah untuk memutuskan perkara, sebab hakim semacam ini pikirannya meliputi emosi yang mengakibatkan putusannya menjadi tidak objaktif dan rasional.
4.    Evaluasi Validitas :evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yaitu meliputi segala bidang-bidang tertentu yang ingin dan diselidiki. Penggunaan test (sebagai malat evaluasi) harus menggambarkan secara keseluruhan dan kesanggupan peserta didik mengenai bidang tersebut.
5.    Evaluasi Reliabilitas : pelaksanaan evaluasi dapat dipercaya. Artinya memberikan evaluasi pada peserta didik sesuai dengan tingkat kesanggupannya dan keadaan sesungguhnya. Test diberikan tidak membawa tafsiran bermacam-macam, sehingga mudah dimengerti oleh peserat didik.
6.    Evaluasi Efisiensi : evaluasi yang dapat dilaksanakan secara cermat dan tepat pada sasarannya.
7.    Evaluasi Ta’abbudiyah dan ikhlas : Evaluasi ini dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah SWT. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi akan membuahkan kesan prasangka baik , terjadi perbaikan tingkah laku secara positif, dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.[6]

E.       Manfaat Evaluasi Pendidikan Islam
     Dalam dunia pendidikan, khsusnya dunia persekolahan, evaluasi mempunyai mampaat ditinjau dari beberapa segi :
1.     Manfaat bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang dicapai siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada 2 kemungkinan.
a.    Memuaskan : jika siswa memperoleh hasil yang ,memuaskan, dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu tentu diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, untuk mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa merasa puas dengan hasil yang didapatkannya dan usahanya kurang gigi untuk mendapatkan kesempatan berikutnya.
b.    Tidak memuaskan : jika siswa tidak puas denga hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu belajar lebih giat. Namaun demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya menjadi putusasa  dengan hasil kurang memuskan yangtelah diterimanya.
2.    Mmanfaat bagi guru
a.    apabila guru-guru mengadakan evaluasi dan diketahui bagaimana hasi belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cerminkualitas suatu sekolah.
b.    Guru akan memenuhi apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan dating.
c.    Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa memperoleh angka jelek apda evaluasi yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila hal itu terjadi maka seorang guru harus mawas diridan mencari metode lain dalam mengajar.
            3.    Manfaat bagi sekolah
a.    apabila guru-guru mengadkan evaluasi dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belu. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
b.    Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
c.    Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun-ketahun, dapat digunakan sebagai pedoman sekolah, yang dilakukan oleh sekolahsudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang diperoleh oleh siswa.
Secara terperinci dan sesuai dengan urutan kejadiannya, dalam proses transformasi ini evaluasi dibedakan atas tiga jenis yakni sebelum, selama, dan sesudah terjadi proses dalamkegiatan sekolah.[7]

F.     Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan islam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.      Evaluasi terhadap diri sendiri
Seorang muslim, termasuk peserta didik, yang sadar dan baik adalah mereka yang sering melakukan evaluasi diri dengan cara muhasabah dengan menghitung baik bauruknya, dan inventarisasi diri baik mengenai kelebihan yang harus dipertahankan maupun kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi.
Umar bin al-Khattab berkata: “HASIBU QOBLA AN TUHASABU” yang artinya evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi oleh orang lain. Dengan begitu individu dituntut waspada dalam melakukan seatu tindakan, karena semua tindakan tidak lepas dari Evaluasi Alloh SWT.
2.      Evaluasi kegiatan orang lain
Evaluasi terhadap perilaku orang lain harus disertai dengan amar ma’ruf nahi mungkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari berbuat yang dilarang. Tujuannya adalah memperbaiki tindakan orang lain, bukan untuk mencari aib atau kelemahan orang lain. Dengan niatan ini maka evaluasi poendidikan islam dapat terlaksana.[8]


BAB III
PAPARAN DATA
             A.    Deskripsi Data  Hasil Observasi dan Wawancara
1.       Profil SMP Negri 1 Sangatta Selatan keadaan umum
Pada dasarnya kegiatan evaluasi dalam kegiaataan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang mutlak dibutuhkan untuk mengetahuitingkat efektifitas program dan proses pendidikan yang berjalan. Tingkat validitas informasi yang disajikan melalui kegiatan evaluasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor persiapan,pelaksanaan dan faktor item test serta kegiatan penilaian hasil belajar siswa itu sendiri. Akan tetapi, sebelum disampaikan lebih lanjut tentang pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada mata pelajaran PAI di SMP Sangatta Selatan
Adapun profil data yang penulis cantumkan sebagai berikut :
    








B.     Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta Selatan
Pada dasarnya evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat hasil dari kegiatan untuk mengambil tindakan selanjutnya. Evaluasi menjadi bagian penting dari salah satu komponen sistem pembelajaran yang ada di SMP Negri 1 Sangata Selatan dan tidak mungkin ditiadakan. Melalui evaluasi dapat diketahui efektifitas proses dalam mencapai standar keberhasilan (diatas kriteria kelulusan minimal) dari tiap kegiatan yang berjalan. Dengan demikian dapat ditemukan langkah dan tindakan selanjutnya.
Rencana evaluasi pembelajaran pada hakekatnya merupakan persiapan jangka pendek yang dilakukan pendidik untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Persiapan tersebut meliputi: tujuan, aspek-aspek yang dinilai, metode, bentuk, serta menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan kegiatan evaluasi yang baik.
Berdasarkan data observasi dan hasil wawancara yang peneliti dapatkan pada tahap perencanaan evaluasi pembelajaran dibuat oleh guru PAI di SMP Sangatta Selatan bahwa perencanaan evaluasi dirumuskan dengan pertimbangan yang matang atas dasar materi dan waktu yang tersedia. Tetapi wawancara yang di lakukan masih kuarang relevan dengan data observasi karena ketika wawancara penanya kuarang memahami tentang evaluasi itu sendiri, Hal ini bisa dilihat dari data Program Tahunan (PROTA), ProgramSemester (PROMES), Silabus, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang secara detail telah mencantumkan tujuan, aspek, waktu,materi, metode atau teknik, serta instrumen evaluasi yang digunakan.
Kemudian bila dilihat dari aspek yang dinilai, teknik evaluasi (metode), serta instrumen evaluasi materi dan, serta keterangan yang diperlukan dengan rinci dicantumkan dalam silabus dan RPP, secara detail menjabarkan tentang apa saja yang menyangkut pembelajaran diantaranya, standar kompetensi beserta indikator pencapaianya, materi, metode, tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran, serta instrumen evaluasi yang akan disajikan sedangkan penanya itu tidak sampai kesana bahkan pertanyaan itu ada yang melenceng dari poin evaluasi jadi penulis kesulitan dalam menyusun makalah ini data observasi dan data wawancara itu tidak relevan tetapi penulis berusaha untuk merelevansinya.
Berdasarkan data yang didapat, untuk waktu perencanaan pelaksanaan ulangan harian tidak dicantumkan dan dijelaskan dalam program semester, akan tetapi yang dicantumkan hanyalah program tahunan dan perhitungan alokasi waktu banyaknya pekan dalam semester.
Adapun proses perhitungan akhir nilai raport diambilkan dari rata-rata nilai hasil ulangan harian, hasil tugas, hasil mid semester, dan nilai hasil semester. Proses perhitungan nilai raport tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus:[9]
NR = NP+UTS+US
       4
NK = NR
         25
Keterangan
NP          : Nilai Proses (Nilai Ujian Harian & Nilai Tugas)
UTS        : Nilai Ujian Tengah Semester
US          : Nilai Ujian Semester
NR          : Nilai Raport
NK          : Nilai Konversi
Berdasarkan data hasil nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa seluruh peserta didik untuk nilai raport mendapatkan nilai total rata-rata di atas batas standar penilaian atau kriteria yang ditentukan,(kriteria kelulusan/ketuntasan minimal/KKM) :…. Guru 1 : Kalo nila berkaitan dengan KKM untuk kelas 7 itu 75, kelas 8 itu 76,kelas 9 itu 77  itu sudah termasuk NP,UTS,US,NR,NK[10] . Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran PAI berjalan dengan baik, yaitu dengan ditunjukannya hasil nilai keseluruhan siswa kelas VII baik yang berada diatas standar penilaian maupun yang di bawah standar penilaian.
Adapun standar penilaian mata pelajaran PAI untuk semua aspek ditentukan oleh pendidik dengan batas nilai 65. Untuk itu, peserta didik yang nilai rapornya berada di atas standar penilaian maka dianggap sudah mampu dan menguasai materi yang telah diajarkan. Untuk lebih jelasnya tentang nilai yang diperoleh siswa kelasIX bisa dilihat dalam daftar lampiran nilai PAI kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di atas.
Sesuai hasil penelitian dari daftar nilai siswa kelas  VII A menunjukkan bahwa nilai yang didapatkan peserta didik secara keseluruhan rata-rata untuk nilai rapor berada di atas batas standar penilaian, akan tetapi ada sebagian peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah standar penilain pada table 2012-2013 pada ulangan mid semester dan semester.  Sehingga untuk sebagian peserta didik yang nilainya kurang dari standar penilaian (KKM PAI) kelas VII diberikan remidi untuk perbaikan nilai. Perbaikan ini berupa ulangan tambahan dengan memberikan tes soal yang berbeda dan lebih mudah.[11] Perbaikan tersebut tidak hanya untuk peserta didik saja, melainkan juga pendidik. Perbaikan untuk pendidik sendiri dilakuakan dengan melihat nilai hasil evaluasi peserta didik pada materi yang belum dipahami kemudian dari materi yang belum dikuasai siswa pada kelanjutannya pendidik akan lebih menambah penjelasan tentang materi tersebut, sehingga peserta didik benar-benar paham dan mengaert

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA
A.    Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta Selatan
Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan hasil evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI sebagai upaya penetapan prosedur dalam melakukan evaluasi yang ideal. Untuk mencapai tujuan tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan sejumlah dokumen mengenai evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI pada siswa kelas VII yang dilakukan oleh Kelompok IV. Penulis sudah jelaskan pada bab yang lalu bahwa data wawancara kurang relevan jadi penulis masih kesulitan dalam mengolah data yang ada, Analisis merupakan usaha untuk memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian, sehingga menjadi jelas susunannya. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut.
Berdasarkan data perencanaan evaluasi pada bab sebelumnya dapat diketahui bahwa kegiatan evaluasi telah direncanakan dengan matang sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi. Hal ini bisa perhatikan dari data tentang program semester (PROMES) mata pelajaran PAI yang dengan jelas mengalokasikan waktu tersendiri bagi pelaksanaan kegiatan evaluasi. Bila lebih dicermati pada jadual evaluasi mid semester dan evaluasi semester ditemukan kesesuaian antara jadual akademik dan waktu pelaksanaan evaluasi yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur . Hal ini setidaknya bisa menjadi gambaran bahwa dari segi waktu evaluasi benar-benar telah direncanakan dan dipertimbangkan dengan seksama ini sebenarnya hanyalah dugaan penulis.
Sementara dari segi perencanaan metode dan teknik evaluasi yang akan digunakan ditemukan adanya kesesuaian antara item test/teknik evaluasi yang digunakan dengan aspek yang akan dinilai. Baik pada silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat adanya perencanaan yang cermat mengenai metode dan teknik evaluasi berdasarkan kesesuaian masing-masing bentuk evaluasi tersebut untuk mengukur hasil belajar siswa beserta keragaman aspeknya. Sebagai contoh, perencanaan jenis evaluasi unjuk kerja (praktik) pada materi Al-Qur’an Surat At-Tin, hadits tentang menuntut ilmu dan materilainya untuk mengukur ketrampilan baca tulis siswa, mengartikan, penggunaan teknik evaluasi bentuk uraian untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep siswa tentang materi yang telah diajarkan. Demikian juga teknik penilaian diri untuk menilai sikap dan perilaku peserta didik, khususnya berkaitan dengan implementasi ajaran-ajaran islam yang telah dipelajari seperti, kandungan QS.At-Tin yang menganjurkan untuk beramal sholeh dan anjuran rajin menuntut ilmu.
Dengan demikian, bisa dipahami bahwa pada tahap perencanaan teknik dan metode evaluasi benar-benar mempertimbangkan faktor Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada masing-masing topik ajar, Sehingga perencanaan baik metode maupun materi yang akan diteskan sesuai dengan tujuan diberikannya pokok bahasan tersebut. Dengan kata lain evaluasi benar mengukur dan sesuai tujuan dan materi yang telah diajarkan.Hal ini penting berkenaan dengan karakteristik tiap topik ajar PAI yang tidakhanya diorientasikan pada pengembangan salah satu aspek potensi siswa dan meniadakan aspek lainya. Melainkan, mencakup tiga ranah sekaligus, baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Oleh karenanya, metode dan teknik evaluasi yang digunakan juga harus relefan dengan masing-masing aspek yang diukur.
B.     Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas VII di SMP Sangatta Selatan
Berdasarkan data penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat diketahui bahwa proses pelaksanaan evaluasi ataupenerapan seperangkat rencana penilaian dapat ditinjau berdasarkan bagiannya masing-masing. Dari segi waktu, tujuan, dan ruang lingkupnya, pelaksanaan evaluasi di SMP Negri 1 Sangatta Selatan dibagi menjadi evaluasi satuan kegiatan, evaluasi beberapa kegiatan, evaluasi tengah semester, serta evaluasi akhir semester. Masing-masing kegiatan evaluasi tersebut penting dalam pembelajaran mengingat pentingnya kegiatan pemantauan terhadap proses belajar mengajar secara terus menerus. Pelaksanaan tersebut bisa dikelompokkan menjadi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi hasil bisa dilihat dari ulangan harian, ulangan praktik, mid semester, dan ulangansemester. Sementara evaluasi proses dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung yang meliputi penilaian awal kegiatan, tengah kegiatan danakhir kegiatan.
Perbedaan yang ada pada masing-masing bagian kegiatan penilaian tersebut terdapat pada tujuan dan ruang lingkup kegiatan yang dilaksanakan. Evaluasi satuan kegiatan berfungsi menilai keberhasilan kegiatan serta berkisar seputar materi dalam satu pertemuan, demikian juga evaluasi harian dan evaluasi mid semester. Akan tetapi, seluruh kegiatan tersebut sama pentingnya dalam kegiatan sebagai media penyaji informasi.
Evaluasi pada tiap satuan kegiatan memiliki tujuan khusus untuk menilai tingkat efektifitas kegiatan dan ketuntasan penguasaan materi khusus dalam satu pertemuan. Berdasarkan data lapangan, pada bagian ini kegiatan evaluasi telah terlaksana dengan baik. Penilaian rutin yang telah dilaksanakan pada tiap pertemuan secara praktis mampu menyajikan informasi tentang efektifitas proses belajar mengajar dalam satuan kegiatan.
Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru PAI di SMP  Negri 1 Sangatta Selatan pada tiap satuan kegiatan secara praktis dapat menjadi patokan,baik bagi guru maupun lembaga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada satuan aktifitas belajar mengajar. Dengan demikian sikap dan tindakan selanjutnya dapat segera diambil. Hal ini berarti peningkatan efektifitas dankualitas pembelajaran dapat diupayakan tanpa harus menunggu waktu.Walaupun demikian masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya waktu yang diberikan di SMP karena pembelajaran PAI tidakhanya pelajaran PAI pada umumnya akan tetapi terdapat pelajaran khusus PAI seperti sejarah kebudayaan islam, fiqih, quran hadits, dan akidah akhlak di SMP Negri 1 Sangatta Selatan itu sudah diterapkan 4 jam dalam seminggu tetapi masih merasa kurang seabagiamana . :… “Guru 1 :  Materi agama itu sangat luas pak ya, meliputi semua aspek kehidupan termasuk aspek fiqh dimulai dari A sampai Z istilahnya begitu yang pertama tentang aqidah, fiqh, akhlaq, tarikh itu mulai dari semester pertama sampai semester 6 dan juga ini termasuk  kesulitan dan kelemahanya bagaimana mungkin bisa tercapai jika jam pelajaran disekolah hanya 4 jam dalam seminggu sedangkan pendidikan agama itu memuat aspek semua kehidupan apalagi dulu itu uma 2 jam sedangkan dalamkurikulum 2013/2014 itu 3 jamsedangkan kami menerapkan 4 jam itu dari tahun 2010/2011 dan 4 jam ini kami rasa masih kurang dan belum cukup untuk siswa memahi materi secara mendetail[12].
Demikian juga kegiatan evaluasi yang lain, seperti evaluasi harian,mid semester, serta semester yang secara umum telah dilaksanakan denganmaksimal. Pelaksanaan evaluasi secara terus menerus seperti yang telahditerapkan di SMP Islam Sultan Agung mempunyai nilai positif berupapeningkatan dan perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung.
Dari penjalasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi di SMP Negri 1 Sangatta Selatan baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil, kedua-duanya dalam pelaksaannya tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Walaupun sebagian perencanaan telah dilaksankan dengan baik, akan tetaapi sebagian lain belum tersentuh sama sekali. Hal paling banyak dilaksanakan dan sesuai dengan perencanaan adalah pada evaluasi untuk mengukur aspek kognitif, sedangkan untuk evaluasi afektif danpsikomotor secara jelas dibuat dengan baik akan tetapi pada pelaksanaannya kuraang maksimal dan jauh dari yang direncanaakan. Jika diteliti lebih lanjut tentang pelaksanaan evaluasi untuk aspek afektif yang hanya dilakukaan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat shalat berjamaah serta saat istirahat, tidak menutup kemungkinan penilaian tidak bisa mewakili penilaian yang valid dan berkesinambungan apalagi menyeluruh, karena obyek yang diamati sangat banyak apalagi tidak dibantu dengan adanya catatan khusus maka evaluasi hanya bisa menggambarkan keadaan siswa secara umum saja tidak secara personal.
Begitu pula pada pelaksanaan evaluasi untuk mengukur aspek psikomotor yang hanya dilakukan sekali selama satu semester tidak bisa mewakili perkembangan peserta didik, tes yang berbentuk praktik membaca ini tidak bisa memberi gambaran utuh tentang perkembangan peserta didik selama periode tertentu. Walaupun sudah dilaksanakan program Tutor Kebaya sebagaimana ”Guru 1 : Mungkin kelemahannya  kemampuan masing – masing siswa itu berbeda terutama dalam penilaian membaca al quran ada yang belum sama sekali, ada yang bisa tapi terbata-bata, ada juga yang lancar membacanya ini tidak bermasalah tapi yang bermasalah adalah yang belum bisa dan yang masih terbata – bata dengan itu  kami memakai sistim/metode tutor kebaya yaitu yang pintar mengajari yang belum bisa[13], sebagai program tambahan Sekolah bagi peserta didik yang awalnya belum bisa membaca dengan fasih dan sesuai kaedah bacaan, tidak menutup kemungkinan bagi peserta didik setelah mengikuti program tersebut sebelum akhir periode sudah bisa membaca al-quran dengan baik. Sehingga hasil evaluasi yang diambil benar-benar menunjukkan sebenarnya jika evaluasi ini tidak hanya dilaksanakan satu kali dan minimal dua kali dikira sudah cukup mewakili. Karena hasil akhir setelah diadakan program tutor kebaya ternyata tidak ada pengaruh yang signifikan bagi perkembangan membaca peserta didik.


BAB III
PENUTUP
             A.    Kesimpulan
      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI    pada siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pada tahap perencanaan, evaluasi telah dirumuskan dengan matang. Hal ini bisa dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada program semester (PROMES) dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci mencantumkan perencanaan waktu pelaksanaan evaluasi, pembagian evaluasi berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, serta metode, teknik dan jenis evaluasi yang akan digunakan. Dari segi waktu perencanaan dipertimbangkan berdasarkan ketersediaan waktu yang ada berdasarkan kalender akademik selama satu semester. Sementara perencanaan metode, jenis dan teknik dirumuskan melihat relefansi antara alat evaluasi dengan aspek yang dinilai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini bisa dicermati pada kisi-kisi jenis evaluasi yang akan digunakan. Dari penjelasan tentang evaluasi pendidikan islam, maka kami menarik beberapa kesimpilan :
2.      Pengertian evaluasi pendidikan islam adalah merupakan penetapan baik buruk, memadai kurang memadai terhadap sesuatu berdasarkan criteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.      Tujuan dan fungsi pendidikan islam adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
4.      Jenis-jenis evaluasi pendidikan adalah evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi penempatan, evaluasi diagnostic, evaluasi
5.      Manfaat evaluasi pendidikan islam adalah dengan adanya evaluasi maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru, dan dengan adanya evaluasi pendidikan islam guru dapat mengetahui siswa-siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa yang berhasil menguasai bahan.


    B.     Saran
Dari penjelasan tentang evaluasi pendidikan islam maka kami dapat menyarankan bahwa sebagai tugas seorang guru harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap peserta didiknya yaitu mengarahkan peserta didiknya  untuk untuk belajar lebih giat supaya dapat menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi luhur.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
               Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan,
            Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004
___________, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
___________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
            Rineka Cipta, 2006
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta:Pustaka   Pelajar, 2004
Mujib Abdul , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta :Kalam Mulia, 1994





















LAMPIRAN – LAMPIRAN















LEMBAR OBSERVASI

Nama                : ....................
Alamat             : ...............................
Hari/tanggal    : ....................

1.      Petunjuk pengisian:

Beri tanda check list (√) pada angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI. Adapun kriteria skor adalah 1 = Baik, 2 = Cukup, 3 =  Kurang

No

Gejala yang diamati
Penilaian
1
2
3
1
Guru membuka kegiatan pembelajaran
a.        Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui ketuntasan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
b.      Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengalaman siswa tentang topik yang akan dipelajari.

˅

˅



2
Guru melakukan evaluasi di tengah-tengah
kegiatan untuk mengetahui penguasaan siswa
pada tiap sub bab
a. Tes tertulis/ uraian
b. Tes lisan/ pertanyaan
c. Tes perbuatan/ praktik
˅

˅



3
Guru melakukan evaluasi di akhir kegiatan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap seluruh
materi yang telah dipelajari.
a. Tes tertulis/ uraian
b. Tes lisan/ pertanyaan
a. Tes perbuatan/ praktik



4
Guru mengambil tindak lanjut berdasarkan
informasi yang diperoleh melalui kegiatan
evaluasi.
a. Penjelasan ulang topik yang kurang tuntas.
b. Menyimpulkan materi.
c. Penugasan terstruktur



5
Siswa selalu diajak untuk melakukan hal –hal yang positif
















PEDOMAN WAWANCARA
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor responden                   : Guru 1,Guru 2
Nama                                       : Dra. Siti Mastiah, Darmawan,S. Pd. I         
Alamat                                    : SMP Negri 1 Sangatta Selatan
Jabatan                                    : Guru PAI
Instansi
1.      Apakah bapak/ibu guru memilih dan menetukan teknik evaluasi yang akan di pergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi?
Jawab: Guru 2  “Bapak Darmawan ,S .Pd. “Tehnik yang pertama menggunakan slide dengan mempertontonkan vedio yang berkaitan dengan pendidikan agama islam lalu saya tanyakan pada siswa apa hikmah dari vedio yang ditonton tersebut”
…….
2.      Setelah hasil evaluasi diolah, apakah bapak/ibu membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan?
Berikan alasanya?...
Guru 1 Dra. Siti Mastiah “ Hasil dari ulangan harian dan UTS itu dilaporkan Kepada orang tua siswa dan diakhir semester itu laporan dalam bentuk rapot siswa, itu otomatis bisa diketahui oleh kurikulum sekolah dan orang tua murid.
3.      Apa saja kelemahan dan kelebihan yang dihadapi bapak/ibu dalam mengevaluasi proses belajar mengajar?
Jawab:…. Guru 1 : Mungkin kelemahannya  kemampuan masing – masing siswa itu berbeda terutama dalam penilaian membaca al quran ada yang belum sama sekali, ada yang bisa tapi terbata-bata, ada juga yang lancar membacanya ini tidak bermasalah tapi yang bermasalah adalah yang belum bisa dan yang masih terbata – bata dengan itu  kami memakai sistim/metode tutor kebaya yaitu yang pintar mengajari yang belum bisa
4.      Apa keunggulan metode ini bu?
Jawab:… Guru 1 : keunggulanya adalah tidak hanya guru berperan serta disitu tetapi temannya bisa ikut memberikan ilmu yang dia punya jadi yang lebih bisa memberikan ilmunya kepada yang kurang
Guru 2 : kelemahan yang dirasakan selama ini adalah ketika memperaktikan solat itu sarananya kurang memadai sehingga parktik solat tidak bisa dilaksanakan dengan baik dan sempurna
Guru 1 : kami menambahkan bahwa untuk musola sekolah belum ada masih dalam tahap pembanguna untuk sementara kami menggunakan musola kampung yang dalam pembangunannya kami ikut menyumabang
5.      Apakah bapak ibu berusaha menerapkan cara – cara fiqh baik dalam evaluasi maupun dalam metode?
Jawab:… Guru 1 :  Materi agama itu sangat luas pak ya, meliputi semua aspek kehidupan termasuk aspek fiqh dimulai dari A sampai Z istilahnya begitu yang pertama tentang aqidah,fiqh,akhlaq,tarikh itu mulai dari semester pertama sampai semester 6 dan juga ini termasuk  kesulitan dan kelemahanya bagaimana mungkin bisa tercapai jika jam pelajaran disekolah hanya 4 jam dalam seminggu sedangkan pendidikan agama itu memuat aspek semua kehidupan apalagi dulu itu uma 2 jam sedangkan dalamkurikulum 2013/2014 itu 3 jamsedangkan kami menerapkan 4 jam itu dari tahun 2010/2011 dan 4 jam ini kami rasa masih kurang dan belum cukup untuk siswa memahi materi secara mendetail
6.      Terkait dengan nilai yang diberikan pada siswa quantitinya berapa dari yang terbagus sampai dengan yang terjelek?
Jawab:…. Guru 1 : Kalo nila berkaitan dengan KKM untuk kelas 7 itu 75, kelas 8 itu 76,kelas 9 itu 77  itu sudah termasuk NP,UTS,US,NR,NK
7.      Dulu hanya 2 jam sekarang 4 jama apakah dalam evaluasi setelah terjadi perubahan itu apakah ada perubahan perilaku yang terjadi pada siswa?
Jawab:   Guru 1 : ada perubahan terutama dalam penguasaan materi dalam menjelaskan bila jamnya bertambah maka akan mudah menguasainya

DOKUMENTASI









BIODATA PENULIS

Paridudin, Subang, 6 juli 1984, Putera dari Ayah Muhammad Shobry dan Ibu Siti Juariyyah anak ke 9 ( Sembilan) dari 18 ( Deapan belas ) bersaudara.
Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Perilaku Siswa di SMP Yayasan Pendidikan Swarga Bara ” (dibawah bimbingan Bapak Imam Hanfie, MA.)
Riwayat Pendidikan :
1.      Madrasah Ibtidaiyyah Sirajul Islam dari Tahun1989 , Lulus Tahun 1994
2.      Madrasah Tsanawiyyah Darussalam Boarding Schoole Subang dari Tahun 1994, Lulus Tahun 1996
3.      Madrasah Aliah Alfalahiyyah Sumedang dari Tahun 1996, Lulus Tahun 1998
4.      Mekanik Alat Berat di PT. UNITED TRACTORS. Tbk dari tahun 2006 sampai dengan sekarang
5.      Sekolah Menengah Atas PERSADA PLUS dari Tahun 2006, Lulus Tahun 2008
6.      Saat ini sedang proses belajar menyusun Tugas Akhir pada Sekolah Tinggi Agama Islam Sangtta Tahun 2013


Riwayat Pekerjaan :
A.    Mekanik Alat Berat di PT. UNITED TRACTORS. Tbk dari tahun 2006 sampai dengan sekarang

Riwayat Keluarga :

Belum Menikah



[1] Suarsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hal
[2] Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004), hal 188
[3] Ibid
[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal. 224
[5] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 217
[6] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :Kalam Mulia, 1994), hal 296-303
[7] Ibid
[8] Abdul Mujib, Op.cit., hal. 216
[9] Dokumentasi nilai siswa kelas VII di SMP Sangatta Selatan
[10] Wawancara dengan guru PAI ibu Siti Mastiah pada tanggal 19 Maret 2014
[11]Wawancara dengan guru PAI ibu Siti Mastiah pada tanggal 19 Maret 2014
[12] Wawancara dengan guru PAI ibu Siti Mastiah pada tanggal 19 Maret 2014
[13] Wawancara dengan guru PAI ibu Siti Mastiah pada tanggal 19 Maret 2014

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "

Post a Comment