Manajemen Pendidikan Masalah Pengawasan



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan dan Evaluasi diibaratkan sebagai satu keping mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Maksudnya, pengawasan tanpa Evaluasi maka tidak akan terlaksana dengan baik kerena tidak adanya pedoman yang digunakan dalam pengawasan. Begitu juga pengawasan tanpa Evaluasi maka tidak dapat diketahui sampai dimana rencana yang sudah dijalankan.
Membicarakan tentang pengawasan dan evaluasi  tentu tak lepas dari lembaga atau orang yang melakukan pengawasan dan evaluasi. Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi , sebuah lembaga atau personal tentunya harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
     1. Apakah yang di maksud dengan  pengawasan?
     2. Apa tujuan pengawasan?
     3. Apakah yang di maksud dengan evaluasi?
     4. Apa tujuan evaluasi?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengawasan
Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan[1].
Mengawasi adalah proses dengan mana administrasi melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Jika tidak maka penyesuaian perlu dibuatnya. Jadi, pengawasan ialah fungsi administrasi dalam setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai apa yang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, intruksi-intruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemaha kelamahan dan beberapa kesalahan-kesalahan, kemudian dibetulkan dan mencegahnya agar tidak terulang kembali2.

B.     Tujuan Pengawasan
Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah :
1.   Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna dan berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi dan terkendali dalam wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang obyektif, sehat dan bertanggung jawab.
2.   Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparat pemerintah, tumbuhnya disiplin kerja yang sehat.
3.   Agar adanya keluasan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau kegiatan, tumbuhnya budaya malu dalam diri masing-masing aparat, rasa bersalah dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal-hal yang tercela terhadap masyarakat dan ajaran agama.
4.   Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan perintah.
5.   Menertibkan koordinasi kegiatan kegiatan.
6.   Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
7.   Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang dihasilkan.
8.   Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi.
C. Tahap-Tahap Dalam Proses Pengawasan
      a).Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Suatu satuan pengukuran yang dapat di gunakan sebagai”patokan”untuk    penilaian hasil-hasil.tujuan,sasaran,kuota,dan target pelaksaan dapat digunakan sebagai standar.Adapun bentuk standar  yaitu standar phisik(kualitas barang,jumlah langganan dll),standar moneter(rupiah dan mencangkup biaya tenaga kerja),stnar waktu(kecepatan produksi/batas waktu suatu pekerjaan harus di selesaikan.
      b).Penentuan pengukuran pelaksaan kegiatan
Menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat .Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat di gunakan:berapa kali?(how often)
      c).Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan,laporan-laporan baik lisan maupun tertulis,metode-metode otomatis,inspeksi pengujian(test).
     d).Perbandingan pelaksanaan dan standard an analisa perbandingan
Perbandingan pelaksanaan nyata pelaksanaan yang di rencanakan atau standar yang di tetapkan.Walaupn tahap ini paling mudah di lakukan,tetapi [2]kompleksitas dapat  terjadi pada saat menginterprestasikan adanya penyimpangan (deviasi).
     e).Pengambilan tindakan koreksi bila di perlukan
Adapun tindakan koreksi mungkin berupa:mengubah standar mula-mula,mengubah pengukuran pelaksanaan,mengubah cara dalam menganalisa menginterprestasikan penyimpangan-penyimpangan.
Ada 2 Pendekatan system dalam pengawasan(feed forward)
a.Pengawasan berdasarkan pendekatan tradisional:
a.       Standar pelaksanaan:rencana keuangan jangka pend
b.       Proses pengawasan:menimbulkan konotasi tekanan
c.        Laporan pengawasan :alat ukur kemajuan bagian-bagian dan bukan untuk    memperoleh pelaksaan.
d.       Keterlambatan:jarak waktu antara terjadinya penyimpangan sampai          ditemukanya.
 b).Pengawasan modern berdasarkan pendekatan system dibangun  berasarkan   ide  pokok:
1.      Integrasi perencanaan dan pengawasan mengaitkan system pengawasan dengan struktur organisasi
2.      Sistem desain untuk pengambilan keputusan dan bersifat laporan post    facto.
3.      Informasi yang tepat pada waktunya adalah esensial.
D.Pengertian Evaluasi4
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai ataumanfaatnya..
Suharsimi Arikunto memberikan pendapatnya bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
 E.Tujuan Evaluasi
Evaluasi memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.4[3]
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja misalnya peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Evaluasi ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi Evaluasi untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, Evaluasi ditujukan untuk memisahkan antara misalnya peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi Evaluasi untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, Evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
 6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
            Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam Evaluasi.Sesuai dengan tujuan tersebut, Evaluasi menuntut Administrator agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan Evaluasi dalam keseluruhan proses Administrasi. Jadi, tujuan Evaluasi adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil dan tujuan, baik dilihat ketika saat kegiatan berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan agar tercapainya suatu tujuan yang direncanakan.

BAB III
PENUTUP

Pengawasan (controlling) didasari pada banyak kasus yang tidak dapat terselesaikan disuatu organisasi dan perusahaan selurunya. Karena tidak ditepatinya waktu penyelesaian (dealine) angaran yang berlebih, managemen yang kurang baik, kurangnya control dan kegiatan lain yang menyimpang dari rencana semula. Beberapa kondisi yang harus diperhatikan jika pengawasan ini dapat berfungsi efektif
 1.Pengawasan hrus dikaitkan dengan tujuan dan criteria yang diperguakan.
2.sulit,etapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.
3.Pengawasa hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4.Banyaknya pengawasan harus dibatasi.
5.Pengwasan  hendaknya mengacu pda prosedur pemecahan masalah.
Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Rusli Syarif, Teknik Manajemen Latihan dan pembinaan, Angkasa, Bandung I991
Oteng Sutina, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritik Untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung 1987
Buchari Zainun. 1989. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara,1989
http://sambasalim.com/manajemen/konsep-pengawasan.html,di akses pada tanggal 30 Oktober 2011
Handoko Hani.Manajemen.BPFE,Yogakarta 1990.
Fattah Nanang.Landasan Manajemen Pendidikan.PT Remaja Rosdakarya.






1 Rusli Syarif, Teknik Manajemen Latihan dan Pembianaan, Angkasa, Bandung 1991, hlm.75
2 Oteng Sutina, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritik untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung 1987, hlm. 203
                3Nanang Fattah,Landasan Manajemen Pendidikan,PT Remaja Rosdakarya,Jakarta,hlm.103.

                        4Hani Handoko,Manajemen,BPFE,Yogyakarta,hlm.373

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Manajemen Pendidikan Masalah Pengawasan"

Post a Comment