BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Psikologi perkembangan merupakan
cabang dari psikologi individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut
kematangan perilaku psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
karakteristik setiap fase-fase perkembangan.
Dewasa ini psikologi sangat
dibutuhkan dalam setiap manusia khususnya bagi seorang pelajar (ABG) maupun
pada orang dewasa. oleh karena itu khususnya bagi psikolog haruslah tau apa
arti dari perkembangan dan kepribadian itu, agar dalam memberikan solusi kepada
klien bisa menempatkan pada sasaran yang sesuai, karena, dalam perkembangan dan
kepribadian pada setiap manusia merupakan bantuan untuk memberikan kepada siswa
dalam menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang
lebih baik. Pemberian bantuan ini dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara,
salah satu bahan yang bisa dipakai, misalnya diberikan kesempatan untuk membaca
dan menelaah sebuah buku tentang sopan santun, cara belajar efektif, tata
tertib dan sebagainya. Psikologi juga memiliki sebutan yang beragam dan terus
berkembang dari waktu ke waktu. Psikologi ini tujuannya agar para siswa dapat
mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, pelajar
kreatif, dan pekerja produktif dan dapat menerapkan perkembangan yang terjadi
pada kepribadian seseorang.
Oleh karena itu agar lebih jelas
tentang memahami perkembangan dan kepribadian pada seseorang, maka kami akan
mengulas lebih lanjut tentang kepribadian dan perkembangan kepribadian pada
seorang individu.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
apakah
yang di maksud dari kepribadian?
2.
Apakah
yang dimaksud dari perkembangan kepribadian?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KEPRIBADIAN
a) Pengertian Kepribadian
Kata “kepribadian” (Personality) sesungguhnya berasal
dari kata latin yaitu persona. Pada mulanya, kata persona ini menunjukkan pada
topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam
memainkan peranan-peranannya. Pada saat itu, setiap pemain memainkan peranannya
masing-masing sesuai dengan topeng yang dikenakannya. Lambat laun, kata
(Personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran social
tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian
individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan social (peran) yang
diterimanya (Koswara, 1991:10).
Dalam
penelitian kepribadian, terdapat berbagai istilah, seperti motif, sifat, dan
temperamen, yang menunjuk kekhasan permanent pada perseorangan (Berry, et al., 1999 :141).
Pengertian
atau definisi mengenai kepribadian yang bisa dikemukakan sedemikian banyaknya,
lebih dari enam dasawarsa lalu, Allport
dalam bukunya Personality mendaftarkan tidak kurang dari lima puluh
definisi yang berbeda dan sejak itu jumlahnya kian bertambah banyak.
Allport
mendefinisikan kepribadian sebagai berikut :
“Personality
is the dynamic organization whitin the individual of those psychophysical
system that determine his unique adjustments to his environment” (Artinya :
Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.)
Dengan
demikian berdasarkan devinisi diatas kepribadian memiliki beberapa unsur, yakni
sebagai berikut :
1.
Kepribadian itu merupakan organisasi
yang dinamis. Dengan kata lain ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah
setiap saat.
2. Organisasi tersebut terdapat dari
dalam individu, jadi tidak meliputi hal-hal yang berbeda di luar diri individu.
3. Organisasi itu berdiri atas sistem
psikis, yang menurut Allport meliputi antara lain sifat dan bakat serta system
fisik (Anggota dan organ-organ) yang saling terkait.
4. Organisasi itu menentukan corak
penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungan.
Definisi
deterministic mengenggap kepribadian sebagai keadaan internal individu sebagai
organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang. Kepribadian adalah apa
yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa
yang ditetapkan (Cattel, 1965 : 27).
Seperti
yang dikemukakan Allport Kepribadian terletak dibalik tindakan tertentu dan
dalam individu dan system yang menyusunkepribadian dalam segala hal adalah
kecenderungen yang menentukan (Allport, 1971).
Jika didefinisikan seperti itu, kepribadian adalah :
1. Seperangkat kecenderungan
kecondongan internal yang terorganisasi untuk berperilaku dengan cara tertentu.
2. Keberadaan tersendiri yang
disimpulkan dari perilaku, bukan yang langsung dapat diamati.
3. Agar stabil dan konsistem dalam perjalanan
waktu dan dipicu oleh rangsangan yang fungsinya sepadan.
4. Kekuatan yang menjadi penengah
diantara penghargaan seseorang kepada dunia dan kegiatan dalam suatu situasi.
5. Membantu individu dalam menyaring
realitas, mengungkapkan perasaan, dan mengidentifikasikan diri kepada orang
lain.
Para
Psikolog dan filsuf nampaknya mulai sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat
dilihat dari :
1.
Kenyataan yang bersifat biologis (Umwelt).
2. Kenyataan psikologis (Eigenwelt).
3. Kenyataan social (Mitwelt).
Ketiga pernyataan ini menggejala menjadi satu kesatuan
yang disebut dengan kepribadian. Pandangan seperti diatas tidak jauh berbeda
dengan yang pernah dinyatakan oleh seorang psikolog termuka Gordon W. Allport (1897-1967) : “Kepribadian adalah
organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri individu yang
menentukan penyesusiannya yang unik terhadap lingkungan”.
Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian dapat berubah
ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik)
terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedsemikian
rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola-pola perilakunya dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Definisi
psikologis dari kepribadian – kepribadian itu merupakan sistem dari semua
tingkah laku seseorang yang unik, terintegrasikan dan yang terorganisasikan.
Sistim tingkah laku ini merupakan respon-respon yang komplek seperti cara
seseorang melijat dunia, tujuan-tujuannya dan interesse-interessenya, apa yang
ia sukai dan tak sukai, kemampuannya untuk berbuat sesuatu, cara-cara ia
memecahkan persoalan-persoalan tertentu, bagaimana pandangannya terhadap
seseorang dan apa yang ia inginkan dari kehidupannya. Semua tingkah lakuknya,
termasuk pola-pola tingkah laku yang langsung atau tidak dapat dilihat meliputi
sistim tingkahlaku yang terorganisasikan, inilah yamg disebut dengan
kepribadian.
Tiap aspek dari kepribadian ini bukanlah merupakan suatu
elemen yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan dari individu itu secara
sederhana
Ada
tiga masalah penting yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kepribadian
seseorang :
1. Perkembangan itu relative cukup
stabil, terutama yang menyangkut pola-pola penyesuaian social,
2. Bagaimana pandangan pribadi yang
berkembang itu tentang diri pribadinya sendiri, karena di dalam konsep-konsep,
yang dipelajarinya terdapat konsep tentang dirinya sebagai pribadi, bagaimana
konsep itu telah terbentuk, bagaimana konsep itu mempengaruhi perubahan
perilaku dan interaksi social
3. Bagaimana bentuk proses sosialisasi
yang mempengaruhi kelesterian dan kesetabilan perkembangan kepribadian yang
bersangkutan.
b) Tipe-tipe kepribadian
Pada
dasarnya setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lain.
Penelitian mengenai kepribadian manusia sudah dilakukan para ahli sejak dulu
kala, bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat
cair yang ada di dalam tubuhnya.
1. Melanzholicus (melankolisi) yaitu
orang-orang yang banyak empedu hitamnya. Sehingga orang-orang dengan tipe ini
selalu bersikap dingin.
2. Sangunicus (Sanguinisi) yakni
orang-orang yang banyak darahnya. Sehingga tipe orang-orang ini selalu
menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang atau selalu gembira dan bersikap
optimistis.
3. Flegmuticus (Flegmatisi) yaitu orang
yang banyak lendirnya. Prang ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu
pucat, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
4. Cholercus (kolerisi) yakni yang
banyak empedu kunimgnya. Orang tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik
darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian seseorang.
Pribadi
manusia itu dapat berubah, itu berarti bahwa pribadi manusia itu mudah atau
dapat di pengaruhi oleh sesuatu. Karena itu ada usaha mandidik pribadi,
membentuk pribadi, membentuk watak, atau mendidik watak anak. Yang artinya
adalah berusaha untuk memperbaiki kehidupan anak yang nampak kurang baik,
sehingga menjadi baik. Misalnya, anak malas, dapat berubah menjadi rajin, dll.
B. PERKEMBANGAN
a. Pengertian Perkembangan
Obyek
psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Para ahli
psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah perkembangan manusia tadi
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat . Namun
perhatian psikologi perkembangan yang utama tertuju pada perkembangan
manusianya sebagai person, dan masyarakat merupakan tempat berkembangnya person
tadi.
Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik atau sempurna
dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali .
Perkembangan
juga berkaitan daengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan, apa
yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dengan demikian perkembangan
dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu
organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pemasakan dan belajar. Suatu devinisi yang relevan yang dikemukakan oleh Monks[1]
sebagai berikut : Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis.
Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah
laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner
(1957) sebagai berikut : Perkembangan sejalan dengan prinsip ortho genetic,
bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi
sampai ke keadaan dimanadiferensiasi, artikulasi, dan integrasi, meningkat
secara bertahap. Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas
pada diri anak, bahawa dari penghayatan totalitas itu lambat laun
bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan.
Pada
anak prasekolah dan taman kanak-kanak tampak adanya diskontinuitas, sedang pada
kelompok umur yang lebih tinggi sampai dengan mahasiswa menunjukkan
kontinuitas.
Rumusan
ini lain tentang arti perkembangan yang dikemukakan oleh Libert, Paulus, dan
Strauss (Singgih, 1990:31) yaitu bahwa
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai
fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak. Perkembangan dapat juga dilikiskan debagai suatu proses yang kekal
dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks, 1984:2)
b. Tugas-tugas Perkembangan
Perkembangan
merupakan proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia
pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan
komplek. Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang
harus di pelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan
hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan
berbagai tugas perkembangan yang harus di tempuh.pada jenjang kehidupan remaja,
seseorang telah berada pada posisi yang cukup kompleks, dimana ia telah banyak
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, seperti misalnya, mengatasi sifat
tergantung pada orang lain, memahami norma pergaulan dengan teman sebaya, dan
lain-lain. Dengan demikian para remaja menjalani tugas mempersiapkan diri untuk
dapat hidup dewasa, dalam arti mampu manghadapi masalah-masalah, bertindak dan
bertanggungjawab sendiri. Oleh karena itu, tugas perkembangan
pada masa remaja ini di pusatkan pada upaya untuk menanggulangi sikap dan pola
perilaku kekanak-kanakan
Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havighurst
dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan
manusia dipandang sebagai upaya untuk mempelajari norma kehidupan dan budaya
masyarakat agar ia mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik dan didalam
kehidupan nyata.
Oleh karena itu, jenis tugas perkembangan remaja itu pada
dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang
intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan
sosio-psikologis. Havighurst
(Garrison, 1956:14-15) mengemukakan 10 jenis
tugas perkembangan remaja, Yaitu :
1. Mencapai hubungan dengan teman lawan
jenisnya secara lebih memuaskan dan matang.
2.
Mencapai perasaan dewasa yang diterima
secara sosial.
3.
Menerima keadab badannya dan
menggunakannya secara efektif.
4. mencapai kebebasan emosianal dari
orang dewasa.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Memilihdan menyiapkan suatu
pekerjaan.
7.
Menyiapkan perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8.
Mengembangkan keterampilan dan konsep
intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.
9. Menginginkan dan mencapai tingkah
laku yang bertanggung jaawab secara social
10. Mencapai suatu
perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.
Tugas-tugas tersebut pada dasarnya tidak dapat
terpisahkan secara pilah, karena remaja itu adalah pribadi yang utuh. Dilihat
dari perkembangan kehidupan secarta menyeluruh, pertumbuhan dan perkembangan
dimasa remaja relatif berjalan secara singkat. Hal ini dapat bertambah sulit
bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang mengagungkan
penampilan diri pada waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja
bertingkah kurang baik dan kurang tepat.
c. Hakekat Perkembangan.
Kalau
kita perhatikan segala sesuatu yang berada di sekitar kita, baik kehidupan
manusia, binatang, flora, fauna maupun benda-benda anorganing, kita akan
melihat satu hal yang abadi, yaitu selalu adanya perubahan. Segalanya selalu
berubah, lambat atau cepaat, berulud penyusutan, pertumbuhan maupun
perkembangan, menurut sifat dan kodratnya masing-masing. Semuanya berubah,
tidak satupun yang kekal abadi kecuali ketidakabadian itu sendiri.
Hal
ini berlaku juga dalam menghadapi pertumbuhan pemuda, secara psikhophisis. Aspek-aspek
yang berkembang dari kehidupan manusia, yaitu pada hakekatnya manusia adalah
makhluk yang hidup dalam keadaan :
1. Psikhophisis, yang berarti manusia
adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, secara jasmaniah dan rohaniah.
2. Sosioindividuil, yang berarti
manusia adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, social dan individual.
3. Culturilreligious, yang berarti
manusia adalah makhluk yang hidup dalam kesatuan dua, dicipta (oleh Maha
Pencipta) dan mencipta (kebudayaan).
Semua
sifat itu dan semua aspek tersebut berkembang seluruhnya secara simultan selama
mendapat kesempatan dan sejauh masih memungkinkan, menurut irama variasi dan
isinya sendiri-sendiri.
d. Beberapa Teori Proses Perkembangan
Teori
pertama yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang psikolog Jerman yang
bernama Johann Friederische Herbart, berpendapat bahwa terjadinya perkembangan
adalah oleh karena adanya unsur-unsur yang berasosiasi, sehingga sesuatu yang
semula bersifat simple (unsure yang sedikit) makin lama makin banyak dan
kompleks. Herbart berpendapat demikian, karena teorinya bahwa anak baru lahir
keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat inderanya dapat menangkap sesuatu yang
datang dari luar, maka alat indera itu mengirimkan gambar atau tanggapan ke
dalam jiwanya. Makin banyak tangkapan, makin banyak pula tanggapan.
Teori
kedua Gestalt, berpendapat bahwa proses perkembangan bukan berlangsung dari
sesuatu yang komkpleks, melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global
(menyeluruh tetapi samara-samar)ke makin lama makin dalam keadaan jelas, nampak
bagian-bagian keseluruhan itu.
Teori
ketiga James mark baldwin berpendapat bahwa, proses perkembangan itu adalah
proses sosialisasi dari sifat individualis. Dalam bentuk imitasi yang
berlangsung dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi berlangsung atas
dasar hokum efek (law of effect) tingkah ;laku pribadi seseorang adalah hasil
peniruan (imitasi).
Teori
keempat adalah teori Freudism (Sigmund Freud) dalam mengemukakan teorinya, ia
menggunakan sebagai contoh :”Pada masa bayi, manusia belum bermoral kemudian
sudah memiliki moral secara heterogen, dan akhirnya memiliki moral dengan norma
yang ditetapkan sendiri secara autonom.” Proses pemilikan moral dari heterogen
ke moral autonom ini disebut internalisasi. Sebab norma moral tersebut
ditentukan sendiri oleh manusoia dengan menggunakan factor internnya.
e. Teori Tentang Fase-fase Perkembangan
Aristoteles
membagi fase-fase itu menjadi atas 7 tahun, sehingga dari masa anak-anak sampai
dewasa, terbagi atas 3 septennia, yaitu:
0 – 7 tahun = masa kanak-kanak
7 – 14 tahun = masa anak sekolah
14 – 21 tahun = masa pubertas.
Masa
peralihan antara masa anak sekolah sampai masa pubertas, dinamakan masa pueral.
Masa ini berlangsung dari umur 12 tahun sampai umur 14 tahun. Sifat-sifat fase
ini adalah :
1) tidak mau diperlakukan sebagai anak
lagi,
2) mulai akan sadar akan dirinya
sendiri,
3) pemberani,
4) dinamis,
5) berbicara dan berbuat serba keras,
6) gemar mengusik dan bertengkar,
7) ingin selalu dikagumi,
8) mulai melakukan sosialisasi
eksploratif,
9) ingin mendapatkan penghargaan.
Masa
pubertas itu berlangsung :
a . Masa Prepubertas :
Bagi anak wanitaÞ : 12-13 tahun
Bagi anak laki-lakiÞ : 13-14 tahun
b.
Masa
Pubertas :
Bagi anak wanitaÞ : 13-18 tahun
Bagi anak laki-lakiÞ : 14-18 tahun
c .
Masa
Adolesen
Bagi anak wanitaÞ : 18-21 tahun
Bagi anak laki-lakiÞ : 19-23tahun
f.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Secara
umum perkembangan manusia selalui dipengarihi oleh factor luar dan factor
dalam, factor indogen dan factor eksogen, factor extern dan intern.Dalam hal
ini k.h. Dewantara menggunakan istilah faktor ajar bagi factor extern atau
exsogen dan istilah dasar untuk factor indogen atau factor intern.
Dalam
hai ini ia berpendapat bahwa, apabila kedua factor tersebut masing-masing
diganbarkan sebagai garis yang bertemu pada suatu titik dan membentuk sudut
tertentu, maka titik itu dapat digambarkan sebagai pribadi seseorang, garis
datar sebagai factor dasar, dan garis lain sebagai factor ajar, maka pribadi
orang tersebut akan berkembang melalui garis diagonal yang dapat dibuat dalam
jajaran genjangdari kedua garis tersebut.
Dalam menerima teori itupun kita
masih harus sependapat bahwa :
1. tiap-tiap orang membawa factor
dasar yang tidak sama.
2. tiap-tiap orang tridak selalu
dalam factor extern yang sama pula.
3. tiap-tiap sudut dibentuk oleh
kedua garis tersebutpun tidak sama.
4. faktor manakah yang lebih kuat antara
keduanya yang tidak sama.
Hal
ini di buktikan dengan suatu contoh, bahwa sekalipun ada dua anak kembar dari
satu telur, yang berkembang dalam lingkungan yang sama, oleh asuhan dari orang
tuanya yang sama, dengan makanan ataupun pemeliharaan yang sama, namun karena
terjadi pertengkaran antara keduanyasehingga yang seorang tercungkil matanya,
maka terjadilah pribadi yang berlainan. Yang tercungkil matanya tumbuh menjadi
seorang introvert dan yang lain menjadi ekstrovert. Hal ini terjadi karena si
tercungkil matanya itu menjadi seorang pemuda, karena cacatnya, merasa rendah
diri, kemudian menyendiri, mengasingkan diri dari orang banyak, dsb.
Sebaliknya, si pencukil mata, tumbuh menjadi pemuda yang garang, suka
mengembara dan ekstrovert.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian:
1. Pembawaan, pada waktu lahir anak
membawa kemungkinan untuk merealisasi potensi yang ada pada anak.
2. Lingkungan, alam sekitar tempat
manusia hidup, dan dalam hubungannya dengan alam sekitar tersebut orang
yangbersangkutan menunjukkan reaksi.
3. Kemauan bebas / Ego, baru mngambil
peranan pada suatu taraf perkembangan tertentu, bila yang bersangkutan telah
mengetahui perbedaan antara baik dan buruk.
4. Takdir / Nasib, masa atau periode
atau kejadian penting yang dialami pada suatu ketika turut menentukan
perkembangan hidup seseorang.
BAB III
A.
KESIMPULAN
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan dan kepribadian adalah
sebagai berikut :
1)
Pengertian
Perkembangan :
Pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik atau sempurna
dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk ada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali
2)
Pengertian
Kepribadian:
Kepribadian
adalah organisasi-organisasi dinamis dari system-sistem psikofisik dalam
individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikandiri
dengan lingkungannya.
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Kemampuan sosial
anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang
dilingkungannya. Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling
mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka
perkembangan sosial anak juga semakin bagus.
Perkembangan
sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya
intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki
kepribadian yang baik.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
1.
Berikanlah
bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan
untuk mencapai perkembangan yang maksimal.
2.
Lakukanlah
secara continue / berkesinambungan untuk mengetahui keadaan kepribadian siswa.
3.
Lakukanlah
beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
·
Knoers,
Monks, dkk. 2006., Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
·
Sunarto,
Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : PT Rineka Cipta.
·
Sujanto
Agus. 1927. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aksara Baru.
·
Sobur
Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung :Pustaka Setia.
·
Partowisastro
Koestoer. Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Erlanga .
·
Soeitoe
Samuel. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.
·
Irwanto.
Psikologi Umum. Jakarta : Penerbit PT Prenhallindo.
·
Sujanto
Agus. 1997. Psikologi kepribadian. Jakarta : Aksara Baru..
0 Response to "Kepribadian Psikologi Perkembangan"
Post a Comment