Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar



A.  LATAR BELAKANG MASALAH
         Pada dewasa ini belajar sering tidak diperhatikan oleh masyarakat maupun pelajar, dia beranggapan bahwa belajar hanya merupakan proses yang tidak membawa dampak  pada diri seseorang. Inilah masalah masyarakat yang harus kita rubah, kalau kita teliti bahwa belajar itu sangat berpengaruh pada diri seseorang karena dengan belajar kita akan banyak mendapatkan informasi dan hal-hal yang baru dan dapat membawa perubahan dalam diri seseorang terutama dalam perubahan tingkah laku. Belajar juga merupakan pondasi untuk menjadi orang yang sukses serta dapat membuka mata dan cakrawala pengetahuan dan pemikiran. Olehnya itu sebagai masyarakat harus menumbuhkan semangat belajar dalam dirinya.
         Disinilah pentinnya seorang pendidik, dalam hal ini guru sebagai pendidik harus betul-betul memperhatikan anak didiknya,, guru adalah sebagai motivator pendorong terhadap siswanya baik hal tingkah lakunya terutama dalam hal belajarnya. Jadi tugas sebagai seorang guru adalah mendidk, bukan mengajar karena kedua kalimat tersebut sangat berbeda maknanya, mengajar hanya sebatas menuangkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik di kelas atau di ruangan tertentu. Sedangkan mendidik suatu usaha dengan sengaja untuk membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang cerdas, aktif, kreatif dan mandiri. Oleh karena itu tugas seorang guru sangat besar tanggungjawabnya sebagai tenaga professional karena mendidik bukan tugas yang ringan bagi guru. Konsekuensinya sangat berat. Di kelas, guru berhadapan sejumlah anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya. Sikap dan prilaku anak didik bervariasi dengan indicator pendiam, suka berbicara, suka mengganggu, aktif belajar, dan ada juga yang malas belajar. Olehnya itu sebagai seorang guru harus memiliki dan menguasai prinsip-prinsip mengajar dan metode yang harus diajarkan kepada siswanya.
         Kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang baik itu di sekolah, pekerjaan, hubungan keluarga, bahkan terkadang hubungan persahabatan. Beberapa penderita yang lain, gangguan ini menghambat proses belajar mereka. Terkadang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang saling tumpang tindih, sementara itu yang lainnya ada yang hanya mengalami satu macam kesulitan belajar saja, sehingga hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek kehidupan mereka.[1]
       Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelegensi yang rendah atau kelainan mental, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh factor-faktor non intelegensi. Dengna demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan dalam belajar. Karena itu, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.[2]
        Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap anak didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun, sayangnya ancaman, hambatan dan gangguan dialami oleh anak didik tertentu. Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajarnya. Pada tingkat tertentu memang anak didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh anak didik.
       Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di perkotaantapi juga meiliki oleh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaannya. Hanya yang menbedakannya pada sifat, jenis, dan factor penyebabnya.
           Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang lain. Dalam setiap bulan atau bahkan dalam setiap minggu tidak jarang ditemukan anak didik yang berkesulitan belajar. Walaupun sebenarnya masalah yang mengganggu keberhasilan belajar anak didik ini sangat tidak disenangi oleh guru dan bahkan oleh anak didik itu sendiri. Tetapi disadari atau tidak kesulitan belajar dating kepada anak didik. Namun, begitu usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar anak didik dapat dibantu keluar dari kesulitan belajar. Sebab bila tidak gagallah anak didik meraih prestasi belajar yang memuaskan.
         Adalah suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik disebabkan rendahnya intelegensi. Karena dalam kenyataannya cukup banyak didik yang memiliki intelegensi yang tertinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang diharapakan. Dan masih banyak anak didik dengan intelegensinya yang rata-rata normal, tetapi dapat meraih prestasi belajar yang memuskan, melebihi kepandaian anak didik dengan intelegensinya yang tinggi. Tetapi tidak juga di sangkal bahwa intelegensi yang tinggi member peluang yang besar bagi anak didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, selain factor intelegensi, factor non intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anak didik dalam belajar.[3]
     Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancer, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa  mat sulit. Dalam hal semangat  terkadang juga sulit untuk untuk mengadakan konsentrasi.[4]

B.  BATASAN MASALAH
          Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancer, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
    Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya karena diantara mereka banyak yang sering mengalami kesulitan belajar.

C.  RUMUSAN MASALAH
     Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1.  Upaya apakah yang dilakukan untuk mengtasi kesulitan belajar siswa Di SD 002 Sengatta Utara ?

D.  TUJUAN DAN MAMPAAT PENELITIAN
A.    Tujuan penelitian
     Adapun tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa Di SD 002 Sengatta Utara
B.     Mampaat penelitian
                    Adapun mampaat penelitian ini adalah
1.      Sebagai bahan informasi peneliti dan para pembaca
2.      Sebagai bahan baca bagi para peneliti


E.     KAJIAN PUSTAKA
        Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar
     Dalam buku ini menjelaskan, bahwa kesulitan belajar merupakan hambatan-hambatan atau gejala-gejala yang dihadapi oleh anak didik dalam belajarnya. Salah satu factor yang menyebabkan kesulitan belajar adalah factor intelegensi. Karena dalam kenyataannya cukup banyak anak didik yang rendah intelegensinya akan mengalami kesulitan belajar, begitu pun dengan tingginya intelegensi. Orang yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi hasil belajarnya rendah, jauh yang diharapkan. Oleh karena itu, selain factor intelegensi factor non intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anak didik dalam belajar. Adapun mampaat buku ini dalam penelitian kami adalah untuk membantu dan sebagai bahan referensi serta memperkuat dalam penelitian ini.
                   Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi belajar
Dalam buku ini juga dijelaskan, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern atau faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri  misalnya karena cacat tubuh seperti menglami kurang pendengaran dan kurang penglihatan, ini bisa menyebabkan sulit untuk berajar karena dia mengalami cacat tubuh. dan faktor yang muncul dari luar siswa itu sendiri. Misalnya dilingkungan keluarga, anak tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang tuanya, ini adalah salah satu factor yang menyebabkan siswa itu mengalami kesulitan belajar. Adapun mampaat dari buku ini adalah untuk memperkuat bahan  penelitian dan sekaligus sebagai bahan referensi.
        Dalyono, Psikologi Pendidikan : Dalam buku ini menjelaskan tentang aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancer, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap mapa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya terlalu tinggi tapi terkadang juga sulit untuk berkosentrasi. Jadi mampaat buku ini dalam penelitian adalah sebagai bahan untuk memperkuat penelitian ini.
         Derek Wood, Kiat Mengatasi Gangguan Belajar
Dalam buku ini dijelaskan bahwa kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan belajar mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu disekolah maupun diluar sekolah. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berpengaruh pada kebahagian mereka. Sementara itu bagi penderita lain, gangguan ini menghambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain dari kehidupan mereka. Terkadang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang saling tumpang tindi, semenrat itu yang lainnya ada yang hanya mengalami satu macam kesulitan belajr saja, sehingga hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek lain dari kehidupan mereka. Dalam buku in juag dijelaskan bahwa gangguan dalam kemampuan akademik itu disebabkan karena keterlambatan dalam hal membaca. Keterlambatan dalam hal menulis, keterlambatan dalam hal menghitung,. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulakan bahwa semua orang pernah mengalami kesulitan belajar terutama bagi pelajar atau siswa, karena setiap siswa mempunyai pemahaman yang berbeda-beda, itulah sebabnya banyak yang mengalami kesulitan belajar. Jadi mampaat buku ini dalam peneliotian adalah sebagai bahan referensi dan dapat memperkuat dalam penelitian.          

VI.   METODE PENELITIAN
A. Jenis  penelitian
      Adapun pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif, dimana dalam pendekatan penelitian ini akan mengcakup sejumlah besar deskripsi murni penelitian dan pengalaman orang dalam penelitian.  Dalam penelitian juga ini dibahas tentang persolan-persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa di SD 002 Sengatta utara khususnya dalam masalah belajarnya terutama dalam system belajarnya dikelas Serta dapat melihat penomena  yang terjadi di sekolah tersebut.
C.     Sumber data Penelitian
 Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD 002 Sengatta utara
D.    Teknik pengumpulan data
 Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Dimana dalam teknik wawancara dapat melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewancara dan terwawancara dengan maksud menghimpun informasi interviewe yaitu sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh. Teknik wawancara ini juga dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi siswa di kelas maupun diluar kelas yang terdapat di SD 002 Sengatta Utara.
         Adapun pendukung dari teknik wawancara adalah teknik pengamatan. Di dalam teknik pengamatan ini peneliti langsung meneliti di sekolah terutama dalam kelas. Dari hasil pengamatan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ternyata masih banyak siswa yang sering mengalami sulit dalam belajar, itu disebabkan karena intelegensinya yang masih rendah dan banyak juga siswa tidak memperhatikan gurunya pada saat menjelaskan. Dan salah satunya juga karena gurunya yang kurang menerapkan metode yang cocok dalam kelas yaitu dengan metode ceramah. Memang metod ceramah itu kadang-kadang membuat sisawa bosan dan cepat ngantuk di kelas.
E.     Teknik analisi data
      Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif, dimana dalam teknik penelitian kualitatatif mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data-data yang ada dilapangan. Dalam teknik wawancara ini langsung mengamati kendala atau masalah yang dihadapi dikelas maupun diluar kelas. Disamping teknik wawancara ada juga teknik pengamatan langsung misalnya langsung meneliti didalam kelas untuk mengetahui masalah yang dihadapi siswa dikelas sekagus mengetahui permasalahan siswa khususnya permasalahan belajarnya.  Dalam penelitian ini tidak menggunakan angket untuk mendapatkan data.

VII.JADWAL PENELITIAN
No
Tahapan
Kegiatan
Bulan

1
2
3
4
1
Persiapan
perisinan
ü   



2
Pasca penelitian
Penyusunan instrumen

ü   


3
Penyusunan laporan hasil penelitian
Menyusun konsep laporan


ü   

















VIII.       SISTEMATIKA OELAPORAN HASIL PENELITIAN
1.      BAB I PENDAHULUAN
Yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, defenisi operasional, sistematika penulisan
2.      BAB II KAJIAN PUSTAKA
Yang berisikan tentang teori-teori yang relevan
3.      BAB III METODE PENELITIAN
Berisikan tentang jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data
4.      BAB IV HASIL PENELITIAN
Berisikan tentang data-data yang didapatkan dalam penelitian
5.      BAB V PENUTUP
Yang berisikan tentang kesimpulan dan saran





                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       


[1]  Derek Wood, Kiat Mengatasi Gangguan Belajar, ( Yogyakarta, Ar-Ruzz Media : 2007 ) hal 23
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, ( Jakarta, Rineka Cipta : 2004 ) hal 77
[3] Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, ( Jakarta, Rineka Cipta : 2008 ) hal 233-234
[4] Dalyono, Psikologi Pendidikan,( Jakarta, Rineka Cipta : 2007 ) hal 229

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar"

Post a Comment